press enter to search

Jum'at, 29/03/2024 19:03 WIB

2 SMK Kelautan di Yogyakarta Dapat Bantuan Simulator Kapal Senilai Rp16 Miliar

Redaksi | Sabtu, 23/12/2017 22:43 WIB
2 SMK Kelautan di Yogyakarta Dapat Bantuan Simulator Kapal Senilai Rp16 Miliar

YOGYAKARTA (aksi.id) - Pemberian fasilitas bagi Sekolah Menangah Kejuruan (SMK) untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi terus dilakukan.

Pemda DIY mengelontorkan dana sebesar Rp16 miliar untuk melengkapi fasilitas dua SMK Kelautan dengan simulator kapal. Keberadaan alat tersebut disiapkan untuk mencetak calon awak kapal yang siap diterjunkan di dunia usaha dan dunia industri.

Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, pihaknya tengah melengkapi dua SMK Kelautan yaitu SMKN 1 Temon Kulonprogo dan SMKN 1 Sanden Bantul dengan alat simulator kapal.

Fasilitas itu diakui Aji tidak banyak dimiliki sekolah lain di luar DIY. Pembelian alat itu menggunakan APBD DIY 2017 dengan menelan dana total Rp16 miliar untuk dua sekolah.

“Harganya setiap sekolah kurang lebih sekitar Rp8 miliar, baru dua Sanden sama Temon,” terangnya kepada Solopos.com, Jumat (22/12/2017).

Ia menambahkan, kedua simulator itu ditarget awal 2018 bisa dioperasikan untuk proses pembelajaran siswa. Khusus untuk di SMKN 1 Temon, alat tersebut sudah datang dan saat ini dalam proses perangkaian.

Alat itu seperti layaknya kapal yang memiliki ruangan dengan sistem operasi berbasis komputer. Rekanan yang diminta untuk mengadakan alat tersebut, dengan nominal tersebut termasuk pelatihan bagi guru dalam mengoperasikan simulator kapal.

Banyaknya dukungan fasilitas terhadap SMK tersebut, kata Aji, sebagai upaya untuk meningkatkan pendidikan vokasi. Berbeda dengan SMA yang secara khusus memang disiapkan untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi. Tetapi SMK, lebih menyiapkan calon tenaga kerja profesional yang dibutuhkan di dunia usaha dan dunia industri.

Keberadaan simulator itu akan semakin menjadikan wawasan dan kemampuan siswa makin bertambah di bidang pelayaran. Mereka dapat belajar secara nyata berada di dalam kapal layaknya melintasi samudera hindia.

“Karena mereka ini kan kita siapkan sebagai pelaut. Sehingga dengan adanya simulator, bisa belajar bagaimana jadi pengemudi, jurus mesin, kelais itu kami ajari semua,” tegas dia.

(moy).