press enter to search

Kamis, 25/04/2024 15:43 WIB

Begitu Banyak Jamaah Umroh Kena Tipu, Anggota DPR Ini Ngomong Kasar Soal Kementerian Agama

| Rabu, 28/03/2018 19:49 WIB
Begitu Banyak Jamaah Umroh Kena Tipu, Anggota DPR Ini Ngomong Kasar Soal Kementerian Agama Jamaah umroh kena tipu biro perjalanan Nazaret Bagindo Corpora

JAKARTA (aksi.id) - Anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan menyebut Kementerian Agama `bangsat`. Umpatan Arteria keluar saat membahas soal kasus penipuan ibadah umrah dalam rapat kerja antara Komisi III dengan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/3).

"Ini Kementerian Agama bangsat pak, semuanya Pak. Saya buka-bukaan," ujar Arteria seperti dikutip cnnindonesia.com.

Arteria mengaku kecewa dengan kinerja Kemenag dalam menangani kegiatan perjalanan umrah. Ia berkata Kemenag tidak berhasil melakukan pencegahan terhadap keberadaan biro perjalanan umroh yang berbuat curang atau melakukan penipuan.

Selain di hadapan Jaksa Agung dan Anggota Komisi III, Arteria mengaku umpatannya juga sudah pernah dikatakan saat berbicara dengan Menag Lukman Hakim Saifuddin. Ia berkata Lukman justru menilai hal tersebut sebagai sebuah masukan.

"Ini saya sama Pak Menteri ngomong yang sama, Menteri Agama. Malah dikatakan makasih Mas Tery saya diingatkan," ujarnya.

Arteria menilai sebagi mantan anggota Komisi VIII, selaku mitra kerja Kemenag merasa harus bertanggungjawab kepada konstituennya di daerah pemilihan. Sehingga, ia merasa berhak untuk mempertanyakan kinerja Kemenag dalam bekerja.

Selain Kemenag, Arteria juga menilai Kementerian Pariwisata tidak bekerja dengan baik. Ia menyesalkan sikap Kemenpar menyalahkan publik tertipu dengan biro travel yang menawarkan biaya ibadah umrah dengan harga murah.

"Kementerian Pariwisata sama Pak. Mana ada publik ya di negara ini disalahkan. Kok kalian percaya ada ongkos biaya haji yang murah. Ya terang aja kalian ditipu. Itu yang saya katakan, sakit," ujar Arteria.

Terkait dengan sikap Kemenpar, Arteria menilai pemerintah seharusnya hadir untuk mencegah keberadaan biro travel yang mencurigakan, misalnya biro yang menawarkan biaya haji murah.

Ia juga berharap Kejaksaan Agung berperan dengan melakukan penindakan tegas dengan menangkap para pelaku pemilik biro travel yang tidak sesuai prosedur.

"Yang dicari jangan inventarisasi, pencegahannya Pak," ujarnya.

Sebelumnya, Kemeterian Agama menyatakan sudah mencabut izin empat biro perjalanan umrah, yakni PT First Travel, PT Amanah Bersama Ummat (Abu Tours), PT Solusi Balad Lumampah (SBL), PT Mustaqbal Prima Wisata, dan Interculture Tourindo.

Pencabutan izin dilakukan usai ribuan jemaah di tiap biro perjalanan tersebut gagal diberangkatkan ke Arab Saudi. Hasil penyidikan menyebut, biro tersebut menyalahgunakan anggaran para jamaah untuk kepentingan di luar kepentingan ibadah umrah.
 
JAMAAH NAZARET
 
Sebelumnya aksi.id memberitakan ratusan calon jamaah umroh dari Biro Perjalanan PT Nazaret Bagindo Corpora harus menghadapi kenyataan pahit. Setelah perjalanan ke Tanah Suci diundur, ternyata juga tidak diberangkatkan.

Data, yang didapat aksi.id, memperlihatkan pada Rabu (24/1/2018) ini seharusnya ratusan jamaah diberangkatkan. Namun mereka tidak mendapatkan informasi apapun dari manajemen perusahaan di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, itu.

Seorang jamaah,  Ekawaty Wijaya, mengemukakan keberangkatan Rabu ini merupakan janji dari pihak Nazaret setelah calon jamaah umroh gagal diberangkatkan pada 26 Desember 2017.

Dalam surat pernyataan bermaterai itu pihak Nazaret berjanji memberangkatkan jamaah pada 24 Januari 2018 dan sanggup mengembalikan uang 100 persen kepada jamaah apabila tidak juga jadi berangkat.

 Namun janji adalah janji. Hingga hari keberangkatan, pihak manajemen tidak kunjung memberikan informasi apapun soal rencana keberangkatan.

Bahkan sekitar sepekan sebelum 24 Januari 2018, handphone Direktur Nazaret yakni Nara Nazaret dan General Manager Hendra Setiawan tidak bisa dihubungi.

Aksi.id juga mencoba menghubungi Nara dan Hendra. Dua orang itu juga tidak merespon panggilan melalui komunikasi seluler, dan pesan lewat Whatsapp serta SMS.

"Kami akan lapor ke polisi. Mereka telah mempermainkan kami. Sore ini ditunggu-tunggu, mereka bilang mau berjumpa dengan calon jamaah, tapi nggak datang juga sampai jam 16.30. Tidak ada kabar dari Bu Nara, Pak Hayat dan Pak Hendra," cetus Ekawaty, pegawai Kementerian Dalam Negeri.

Dia mengemukakan sebagian jamaah mendatangi kantor dan pemilik Nazaret. "Tapi kantor dan rumah tutup. Mereka kenapa begitu kejam kepada kami," ujarnya.

Sedangkan Nurul Amalia mengemukakan belasan jamaah yang dibawanya harus menderita karena perlakuan dari pihak Nazaret.

Sedangkan Agus mengemukakan jamaah telah ke luar uang begitu banyak, termasuk untuk menbayar ke Nazareth, suntik maningitis dan membeli berbagai keperluan untuk di Tanah suci. Namun mereka harus kecewa karena tidak juga diberangkatkan," cetusnya.

Dia mengutarakan pada jadwal keberangkatan 26 Desember 2017, jamaah datang dari berbagai daerah, seperti Bandung, Semarang, Surabaya. Mereka ke Asrama Haji Pondok Gede pada 25 Desember 2017 sesuai arahan dari pihak Nazaret. Ternyata keberangkatan diundur jadi 24 Januari 2018. Hari ini, pihak Nazaret juga tidak bertanggung jawab," cetus Agus.

(dien).