press enter to search

Kamis, 25/04/2024 15:14 WIB

Kali Pertama Setelah Ditembak Taliban, Malala Pulang ke Pakistan dengan Pesawat PBB

| Kamis, 29/03/2018 12:34 WIB
Kali Pertama Setelah Ditembak Taliban, Malala Pulang ke Pakistan dengan Pesawat PBB Penerima Hadiah Nobel dan aktivis pendidikan Malala Yousafzai pulang ke Pakistan, enam tahun setelah ditembak milisi Taliban. (REUTERS/Thomas Mukoya)

ISLAMABAD (aksi.id) - Penerima Hadiah Nobel dan aktivis pendidikan Malala Yousafzai pulang ke Pakistan, enam tahun setelah ditembak milisi Taliban karena mengkampanyekan pendidikan buat anak-anak perempuan, Kamis (29/3).

Stasiun televisi Pakistan, Geo TV menyiarkan gambar-gambar Malala di Bandara Internasional Islamabad, berjalan menuju sebuah mobil yang dikawal konvoi keamanan.

Di usianya yang ke 17, Malala menjadi penerima hadiah Nobel termuda pada 2014 atas kiprahnya mendorong pendidikan bagi anak-anak perempuan.



Kini berusia 20 tahun, Malala menginjakkan kaki kembali ke Pakistan sejak 2012. Dia dilarikan ke Inggris karena terluka parah karena kepalanya ditembak milisi Taliban bertopeng dari jarak dekat, di dalam bus saat kembali dari sekolah.

Lewat akun Twitter-nya pekan lalu, Malala menyatakan kerinduannya pada kampung halaman.

"Hari ini, saya mengenang memori indah di rumah, bermain kriket di atap dan menyanyikan lagu kebangsaan di sekolah. Selamat Hari Pakistan!" tulis Malala pada 23 Maret seperti dilansir Reuters dan CNN.

Berhasil lolos dari maut, Malala dibawa ke Inggris dan menjalani operasi.

Taliban Pakistan menguasai kampung halamannya di Lembah Swat, sebelum akhirnya dipukul mundur militer pada 2009. Mereka mengklaim bertanggung jawab atas penembakan terhadap Malala, membalas blognya bagi siaran BBC bahasa Urdu, yang mengkampanyekan pentingnya pendidikan bagi anak-anak perempuan.

Gerakan garis keras Islam tersebut meledakkan sekolah-sekolah buat anak-anak perempuan dan memberlakukan hukum syariah yang ketat di Lembah Swat, Pakistan.

Malala pindah ke Inggris karena tidak bisa kembali ke Pakistan setelah pulih dari luka-lukanya. Dia mendirikan Yayasan Dana Malala dan mendukung kelompok-kelompok advokasi pendidikan lokal. Terutama di negara-negara seperti Pakistan, Nigeria, Yordania, Suriah, dan Kenya.

Awal bulan ini, sekolah khusus untuk perempuan yang dibangun dari uang hadiah Nobel yang diperolehnya, telah dibuka di Shangla, Lembah Swat.

Malala saat ini kuliah di Universitas Oxford.

Meski terkenal sebagai tokoh Pakistan di dunia, Malala, menuai berbagai kontroversi di negaranya. Dia kerap dikritik kalangan konservatif Pakistan karena dianggap menggambarkan citra buruk negaranya dan hanya mencari popularitas sendiri semata.(ray).