Tampar 8 Murid di Kelas, Guru: Ini Benar-Benar Sakit
PURWOKERTO (aksi.id) - Seorang guru di sekolah menengah atas di Jawa Tengah menampar murid-muridnya di depan kelas, aksi yang disaksikan siswa lain yang merekam dan mengunggahnya di media sosial.
Dalam video tersebut nampak guru berinisial LK itu mengelus-elus pipi salah seorang murid, seperti mengambil ancang-ancang sementara murid-muridnya berdiri tegak dalam diam.
Setelah mengelus pipi, guru LK menampar dengan keras sampai sang murid terhuyung-huyung.
Dalam video pengakuannya, guru LK menyebut setidaknya ada delapan nama murid yang ditamparnya di SMK Kesatrian Purwokerto, Jawa Tengah.
Sebelum memukul, dia berpesan kepada murid-murid lain yang menyaksikan bahwa pukulan ini akan benar-benar sakit. "Kalau ada yang nangis, jangan ditertawakan, ini benar-benar sakit," kata guru di depan kelas seperti terekam di salah satu video.
Video tersebut cepat menyebar secara viral. Warganet mengecam keras tindakan guru tersebut.
Menyadari kontroversi tindakannya, Guru LK, pelaku penamparan, membuat video yang berisi penjelasan, sebelum video itu menjadi viral.
Dalam video itu nampak dia mengumpulkan murid-murid yang ditamparnya di suatu ruangan.
"Saya akan klarifikasi kalau misalnya sampai video saya muncul di media sosial. Ya, ini saya. Saya memukul mereka. Dan ini korban-korbannya semuanya ada. (Dia mengabsen nama-nama para murid)
Saya tidak serta merta melakukannya tanpa tujuan. Saya juga paham apa yang ada dalam hati kalian.
Oke barangkali saya mengintimidasi, tapi kamu merasa seperti diintimidasi nggak? Apakah saya ngancam kamu? Bener saya nggak mengancam kamu? Bener ya saya tidak mengancam. (Murid-murid berkata, tidak.)"
Guru itu juga meminta maaf pada murid-murid yang sudah ditamparnya.
"Dengan penuh hati yang tulus saya meminta maaf kepada kalian, kalau memang itu menyakiti hati kalian. Apakah kalian menerima permintaan maaf saya?"
Murid-murid menjawab, menerima permintaan maaf gurunya. Tapi apakah permintaan maaf saja cukup?
Saat ini kasus ini telah diajukan ke muka hukum oleh para orang tua murid.
DIADUKAN KE POLISI
Aksi kekerasan itu langsung dilaporkan pihak keluarga ke polisi. Kasus itu dilaporkan ke Polres Banyumas, Kamis (19/4/2018) malam tadi. Pelaporan ini juga dibenarkan Kasatreskrim Polres Banyumas, AKP Djunaidi.
”Laporan dari orang tua korban. Dan masih sebatas laporan, nanti kita lihat perkembangannya,” katanya.
Belakangan diketahui jika siswa yang pernah mengalami kekerasan oleh oknum guru tersebut tak hanya satu. Bahkan, Happy Sunaryanto yang menjadi kuasa hukum para siswa menyebut ada sembilan siswa yang menjadi korban.
Ia menyebut, telah melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian, dan proses hukumnya menunggu pemeriksaan tehadap para korban.
”Dari sembilan korban dua di antaranya berinisial K dan C yang berusia 17 tahun harus mendapat pemeriksan lebih lanjut. Kita bawa ke dokter karena pendengarannya terganggu,” ujarnya.
Pihak sekolah juga bereaksi dengan kejadian tersebut. Menurut Wakil Kesiswaan SMK Kesatrian Purwokerto, Inayah Rahmawati menyebut kejadian tersebut di luar dugaan. Pasalnya, guru tersebut selama ini dikenal sangat halus dan tak punya temperamen tinggi.
Namun menurut dia, aksi yang dilakukan guru tersebut merupakan puncak kekesalan, karena kelakuan L yang membandel sejak setahun terakhir.
“Siswa yang saat ini duduk di kelas 11 ini sudah sering melakukan kesalahan seperti tidak mengerjakan tugas, sering bolos, dan tadi puncak kemarahan guru tersebut,” ucapnya.
Meskipun demikian, pihaknya sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh guru LK. Pihaknya juga sudah menyelesaikan permasalahan tersebut melalui mediasi.
Ia mejelaskan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 08.30 WIB saat pelajaran TKJ. Saat itu siswa yang ditampar di dalam video itu belum masuk ke dalam kelas. Padahal, guru TKJ yang berinisial LK sudah masuk ke dalam kelas.
Beberapa waktu kemudian, siswa berinisial L masuk ke dalam kelas sementara guru LK yang mendapati siswanya terlambat segera memberikan hukuman dengan menamparnya di depan kelas. “Awalnya sudah masuk pelajaran tapi L masih di kantin jadi telat,” lanjut Inayah.
PENDAMPINGAN
Siswa korban.penamparan kini mendapat pendampingan dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Korban Kekerasan berbasis Gender dan Anak ( PPT PKBGA) Kabupaten Banyumas.
(lia).
Dari hasil penelusuran PPT PKBGA, tiga dari sembilan anak mengalami cidera ringan akibat tindak kekerasan guru. Satu di antaranya mengeluh alami gangguan pendengaran. Sedang dua lainnya memar dan luka cakar.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Korban Kekerasan berbasis Gender dan Anak ( PPT PKBGA) Kabupaten Banyumas, Triwuryaningsih, mengatakan sembilan anak dan orang tua masing-masing telah diminta keterangan oleh polres Banyumas sejak Kamis (19/4) sore.
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Dirut Jasa Raharja Gelar Rapat Koordinasi dan Evaluasi Arus Balik Lebaran bersama Menko PMK, Menhub, dan Kapolri, Panglima TNI, dan Kakorlantas Polri di GT Cikatama
- Operasi Ketupat 2024 Berakhir, Korlantas Hentikan One Way dan Contraflow
- Seluruh Korban Kecelakaan di Km 58 Teridentifikasi, Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada Ahli Waris
- Polrestro Bekasi Kota Gagalkan Peredaran 10,56 Kg Shabu
- Kurangi Angka Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Jasa Raharja Bandung Gelar Program PPKL di SMAN 18
- Peringati Hari Kesadaran Nasional, Polri Siap Jaga Kamtibmas yang Kondusif
- CLIK Siap Dukung Lembaga Keuangan Menghadirkan Fasilitas Pinjaman yang Terjangkau
- Polisi Ringkus Pelaku Bersenjata Tajam Perampas Sepeda Motor di Jatisampurna
- Jumlah Santunan Menurun, Dirut Jasa Raharja Ungkap Efektivitas Program Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Periode Mudik 2024
- Usai Libur Lebaran, KAI Commuter Layani Lebih 954 Ribu Pengguna Tiap Harinya Pengguna Harian Kembali Mendominasi