press enter to search

Jum'at, 29/03/2024 06:07 WIB

Pertumbuhan Premi Industri Asuransi Jiwa Meningkat 23,3 Persen

Redaksi | Senin, 28/05/2018 21:17 WIB
Pertumbuhan Premi Industri Asuransi Jiwa Meningkat 23,3 Persen AAJI disela paparan kinerja industri asuransi jiwa (ist)

JAKARTA (aksi.id) - Memasuki kuartal kedua 2018, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan pertumbuhan total pendapatan premi industri asuransi jiwa mengalami peningkatan 23,3% atau menjadi Rp52,49 triliun untuk awal tahun ini.

Melalui komit peningkatan literasi dan inklusi yang terus disampaikan kepada masyarakat Indonesia, AAJI optimistis kinerja industri asuransi jiwa akan terus meningkat.

Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim
mencatat, pertumbuhan total pendapatan premi didorong meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance yang meningkat sebesar 41,1% dan berkontribusi sebesar 46,4%. Saluran keagenan turut mengalami pertumbuhan sebesar 19,6% dengan kontribusi 37,2%, disusul distribusi alternatif yang pada tahun ini mengalami penurunan 4,1% dan berkontribusi sebesar 16,5% pada kuartal pertama 2018.

"Kontribusi terbesar masih dari asuransi jiwa yakni mencapai 101,0%”," ujar Hendrisman di Jakarta, Senin (28/5/2018).

Realitas tersebut, kata dia,  menunjukkan makin sadarnya masyarakat akan asuransi yang semakin beragam dan banyak memberikan manfaat bagi personal maupun industri.

Terkait investasi, Hendrisman menjelaskan, jumlah Investasi pada kuartal pertama 2018 meningkat sebesar 16,8% atau Rp 491,52 triliun.

Kenaikan di sejumlah indikator, secara signifikan memengaruhi kenaikan pada total aset menjadi sebesar 15,6%, atau senilai Rp550,08 triliun, menanjak cukup jauh dibanding pencapaian periode sama tahun lalu sebesar Rp475,75 triliun.

Ketua Bidang Hukum dan Kepatuhan Maryoso Sumaryono menambahkan, klaim Nilai Tebus (Surrender) meningkat sebesar 56,7% dibandingkan tahun sebelumnya yakni mencapai Rp20,80 triliun, klaim ini memiliki proporsi terbesar di dalam pembayaran klaim dan manfaat, yakni sebesar 60,3%.

"Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya. (omy)

Keyword

Artikel Terkait :

-