press enter to search

Jum'at, 29/03/2024 12:16 WIB

2 Remaja Kakak Beradik Asal Indonesia Mengajar Ngaji di Masjid di Virginia

| Selasa, 05/06/2018 06:21 WIB
2 Remaja Kakak Beradik Asal Indonesia Mengajar Ngaji di Masjid di Virginia

Belajar mengaji di mesjid merupakan hal biasa, tetapi bagaimana jika yang mengajarkannya adalah kakak beradik asal Indonesia? Eva Mazrieva menemui Huda dan Dillon, dua kakak beradik yang setiap hari mengajar mengaji di sebuah masjid di Virginia.

Inilah situasi belajar mengaji di kediaman Hanafi Amin, salah seorang warga Indonesia yang mengajarkan anak-anak Indonesia membaca Al Qur’an di kawasan Alexandria, Virginia. Selama bertahun-tahun ia membuka rumahnya bagi warga Indonesia maupun warga negara lain yang ingin belajar mengaji dan memperdalam Islam. Dan kini, tiga dari empat anaknya – Huda dan Dihya – mengikuti jejaknya. Buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Diwawancarai VOA selepas mengajar mengaji Minggu sore (3/6), Huda Amin mengatakan tertarik mengajar di rumah dan juga di masjid karena ingin mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW.

“Ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, ia mengajar mengaji umatnya supaya bisa di-pass on (dilanjutkan.red) ke orang-orang dan generasi mendatang. Karena Al Qur’an itu petunjuk untuk hidup dan juga untuk masuk surga. Merupakan kewajiban kita sebagai orang Islam untuk belajar Al Qur’an. (Apakah tidak lelah mengajar mengaji di bulan Ramadhan dimana Huda juga berpuasa?) Jika kita mencintai apa yang kita lakukan, tentu tidak lelah,” ujar Huda.

Huda Amin mengajar mengaji di Mustafa Center, masjid dan pusat komunitas Islam di Annandale, Virginia, Minggu (3/6).
Huda Amin mengajar mengaji di Mustafa Center, masjid dan pusat komunitas Islam di Annandale, Virginia, Minggu (3/6).

Siswi kelas XII Thomas Edison High School ini mengajar setiap hari Sabtu dan Minggu mulai jam 10 pagi hingga 1 siang. Khusus pada hari Minggu, ia juga mengajar di rumah khusus bagi anak-anak Indonesia.

“Kalau di masjid Mustafa, yang belajar adalah anak-anak Afghanistan, Pakistan, Arab dan juga sebagian orang Amerika. Mereka datang secara reguler setiap Sabtu dan Minggu. Tetapi di rumah biasanya hanya anak-anak Indonesia,” tambah Huda.

Sementara adiknya, Dihya, atau akrab disapa dengan Dillon, yang kini duduk di kelas VIII, membantu mengajar mengaji di masjid Mustafa setiap hari Senin hingga Kamis.

“Saya masih membantu guru-guru utama mengajar mengaji. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, khusus untuk anak-anak. Biasanya anak kelas III hingga kelas V. Saya dapat anak-anak Pakistan dan Bangladesh. Saya mengajar mulai jam 6-8 sore, berakhir beberapa saat sebelum berbuka deh,” tutur Dillon.

Dillon mengajar mengaji di Mustafa Center pada Senin-Kamis, jam 6-8 sore.
Dillon mengajar mengaji di Mustafa Center pada Senin-Kamis, jam 6-8 sore.

Senada dengan Huda, Dillon juga mengajar karena ingin mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW untuk mengajar orang membaca Al Qur’an.

“Ini kewajiban kita sebagai orang Islam. Sebelum Rassullullah SAW meninggal, ia khan berpesan, jika tahu membaca Al Qur’an maka wajib mengajarkan pada orang lain. Dan anak-anak yang saya ajar merasa gembira karena mereka merasa mendapat pedoman untuk hidup,” imbuh Dillon.

Meskipun demikian, Huda dan Dillon harus ekstra sabar menghadapi anak-anak belajar pada saat puasa.

“Namanya anak-anak, ada yang sangat suka dan gembira belajar, tetapi ada juga yang kecapekan karena mungkin sedang puasa. Tetapi mereka senang, dan saya membuat mereka gembira supaya mau belajar terus. (Bagaimana sambutan orang tuanya?)Mereka senang karena anak-anak mereka ada progress (kemajuan.red) untuk membaca Al Qur’an dan bahkan selalu ingin datang ke masjid,” papar Huda.

Mustafa Center, sebuah pusat komunitas Islam yang terletak di Annandale, Virginia, yang membuka kesempatan pada setiap orang untuk belajar dan mengalami isi Al Qur’an, disamping berbagai aktivitas kebudayaan dan keagamaan lain. Pusat komunitas seperti ini tersebar di banyak negara bagian di seluruh Amerika, tetapi sangat jarang warga negara Indonesia yang menjadi guru mengaji. (VOA).