press enter to search

Jum'at, 19/04/2024 23:32 WIB

Pemiliknya Dituduh Sebagai Dukun & Pelihara Begu Ganjang, Rumah di Simalungun Dirusak Warga

| Kamis, 12/07/2018 20:25 WIB
Pemiliknya Dituduh Sebagai Dukun & Pelihara Begu Ganjang, Rumah di Simalungun Dirusak Warga Warga menunjukkan rumah yang dirusak di Desa Siatasan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Kamis (12/7/2018). (Foto: iNews/Dharma Setiawan)

SIMALUNGUN (aksi.id) -  Rumah seorang warga di Desa Siatasan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), dirusak warga hingga rusak parah, Kamis (12/7/2018).

Warga nekat melakukannya karena curiga pemilik rumah Hasmaron Sidabutar memiliki ilmu hitam dengan memelihara begu ganjang.

Isu mengenai pemilik rumah bernama Hasmaron Sidabutar yang memelihara begu ganjang beredar, berawal dari kedatangan Wasda Nainggolan yang dicurigai sebagai dukun santet. Warga resah setelah melihatnya mendatangi rumah korban, Kamis sekitar pukul 02.00 WIB.

Warga akhirnya beramai-ramai mendatangi rumah itu, lalu terlibat pertengkaran dengan Wasda. Warga memaksanya mengakui perbuatannya sebagai dukun santet dan bertransaksi ilmu hitam dengan pemilik rumah. Bahkan, korban Wasda Nainggolan sempat diikat di sebuah pohon dan dianiaya oleh warga karena tidak mengaku.

“Kami ikat dan pukul dia karena tidak mau mengakui perbuatannya. Kami lihat dia transaksi duit dengan pemilik rumah. Kami marah, kami pukul dia, dan akhirnya dia mengaku bahwa dialah dukun mereka,” ungkap warga, Martha Sihombing.

Menurut dia, warga setempat mengetahui pemilik rumah sudah memelihara begu ganjang mulai tahun 2000. Begu ganjang dalam masyarakat setempat diketahui sebagai hantu yang bisa mencabut nyawa orang.

Sebelumnya, warga juga curiga orang tua pemilik rumah menjalankan praktik yang sama. Selama itu  pula, warga merasa ketakutan karena banyak kejadian aneh di desa mereka.

“Warga takut dengan kekejaman mereka, mulai dari zaman dulu orang tuanya sudah memelihara yang begitu dan keturunanya sampai memegang juga,” paparnya.

Baru-baru ini, seorang warga setempat mendadak meninggal dunia. Korban yang sebelumnya dalam kondisi sehat diduga tewas karena sudah diguna-guna dengan begu ganjang oleh keluarga korban.

“Ibu ini tidak pernah sakit. Ternyata suatu malam dia keluar dan langsung kejang-kejang. Dibawa ke rumah sakit. Ternyata dia meninggal dan sudah diambil begu ganjang ate-atenya (hati),” kata Martha.

Aksi perusakan dan penganiayaan oleh massa Kampung Siatasan ini sudah ditangani oleh Kepolisian Sektor Dolok Panribuan, Simalungun.

Babinkamtibmas Polsek Dolok Panribuan Aiptu L Saragih mengatakan, sebelumnya, dia sudah bernegosiasi dengan warga agar tidak melakukan aksi main hakim sendiri. Namun, dia tidak bisa menghentikan aksi warga yang memaksa untuk menyelesaikan persoalan itu secara adat.

“Kami sudah negosiasi, karena ini negara hukum, kalau ada melanggar hukum, kita selesaikan dengan hukum. Tapi warga mengatakan, ini kampung, ini huta, sehingga masalah harus diselesaikan dengan adat huta ataupun adat kampung,” papar L Saragih.

Dia menyebutkan, pemilik rumah dan Wasda Nainggolan yang diduga memelihara begu ganjang dan dukun santet sudah dievakuasi ke rumah kerabarnya untuk menghindari amukan warga. Keduanya juga sudah membuat laporan tentang penganiayaan dan perusakan rumah ke kepolisian setempat.

“Korban sudah kami bawa berobat dan dia bikin pengaduan bahwa dia dianiaya. Ada juga laporan perusakan hari ini dari pemilik rumah. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan,” ujarnya.

Hingga sore tadi, rumah korban masih diberi garis polisi untuk kentingan penyelidikan. Sementara sejumlah saksi yang diduga melakukan perusakan dan penganiayaan sudah diperiksa polisi. 

(mira/sumber: inews.id).