press enter to search

Kamis, 25/04/2024 15:43 WIB

Museum HAM Kanada Copot Foto Aung San Suu Kyi

| Kamis, 02/08/2018 12:55 WIB
Museum HAM Kanada Copot Foto Aung San Suu Kyi

MANITOBA (aksi.id) - Museum hak asasi manusia Kanada pada hari Rabu mengumumkan bahwa mereka akan mencopot Aung San Suu Kyi dari ruang pamer dan fotonya akan diredupkan.

Tindakan yang dilakukan oleh museum yang berlokasi di Winnipeg, ibu kota provinsi Manitoba ini merupakan tanggapan atas kegagalan Suu Kyi dalam mengkritisi persekusi terhadap minoritas Muslim Rohingya oleh militer Myanmar dan penduduk mayoritas Budha.

Museum mengambil keputusan ini setelah sejumlah pembicaraan dan teguran dari beberapa pihak untuk membredel Suu Kyi. Keputusan ini mendapat sambutan baik.

“ini adalah momen yang indah dan melegakan,” ungkap Raiss Tinmaung, perwakilan masyarakat Rohingya-Kanada yang tinggal di Ottawa, ibu kota Kanada.

Suu Kyi yang sebelumnya dikenal sebagai pembela hak asasi manusia, terus memperjuangkan demokrasi Myanmar meskipun dia telah menghabiskan 15 tahun dari 21 tahun terakhir sebagai tahanan rumah.

Dia akhirnya dilepas secara permanen dan terpilih sebagai pemimpin de fakto – penasihat negara – Myanmar pada tahun 2015 setelah mengumpulkan banyak penghargaan atas ketekunannya dalam mengadvokasi demokrasi.

Penghargaan tersebut di antaranya Penghargaan Nobel Perdamaian tahun 1991 dan menjadi satu di antara sejumlah kecil orang yang diberi gelar warga kehormatan Kanada.

Meskipun telah dihadapkan pada bukti-bukti yang kuat, pada tahun 2017, Suu Kyi membantah keras terjadinya pembersihan etnis -- pemerkosaan, pembunuhan dan pembakaran perkampungan – di Rohingya.

Sementara PBB dan Kanada menyatakan bahwa pembersihan etnis adalah sebuah fakta di mana masyarakat Rohingya terus mengalami persekusi dan ratusan ribu orang telah pergi mengungsi ke kamp penampungan di negara tetangga, Bangladesh.

Sejak 25 Agustus, lebih dari 656.000 warga Rohingya menyeberang dari Rakhine ke Bangladesh, menurut PBB.

Mereka melarikan diri dari operasi keamanan yang membunuh, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya.

Menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam aksi kekerasan tersebut.

Rohingya, yang disebut PBB sebagai orang paling teraniaya di dunia, menghadapi ketakutan meningkat atas serangan yang membunuh puluhan orang pada kekerasan komunal pada 2012. 

PBB telah mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan – termasuk bayi dan anak-anak – pemukulan brutal dan penghilangan oleh petugas keamanan. 

Dalam sebuah laporan, penyidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran tersebut merupakan kejahatan kemanusiaan. 

Pihak museum menyatakan dengan meredupkan foto Suu Kyi dan memberitahu pengunjung tentang penderitaan Rohingya yang menyedihkan akan membantu orang-orang mengetahui kegagalannya dalam mengutuk persekusi. 

“Kami harap mereka akan berhenti sejenak dan berpikir bahwa dia adalah warga kehormatan Kanada” ungkap juru bicara museum Angela Cassie.

“Itu adalah bagian dari sejarah tapi kita tidak berhenti di situ. Kita menyadari bahwa menyakitkan bagi masyarakat Rohingya untuk melihat wajahnya dalam ruang pamer,” tambah Cassie. 

Kanada telah lama mendukung Rohingya melalui kata-kata dan kontribusi finansial. Hingga saat ini Kanada menjanjikan bantuan sebesar 300 juta dolar selama tiga tahun. 

Selain itu, Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan pekan ini ia akan membicarakan masalah penderitaan Rohingya di Konferensi Antar Menteri ASEAN – Kanada yang berlangsung selama tiga hari sejak hari Kamis di Singapura.

Sumber: Anadolu Agency