Beras Jadi Penyumbang Deflasi, DPR Nilai Kinerja Kementan Perlu Terus Dukungan
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Komisi IV DPR mengapresiasi data Badan Pusat Statistik (BPS) per Juli 2018 yang merilis bahwa komoditas beras menjadi penyumbang deflasi. Data itu menunjukkan kinerja Kementerian Pertanian cukup efektif.
Kendati demikian, anggota Komisi IV DPR RI Mindo Sianipar, meminta kepada lintas sektor kementerian terkait agar membantu keberhasilan pertanian serta hasil produksinya.
"Kan Menteri Pertanian Amran Sulaiman sudah bekerja menjaga kecukupan produksi pertanian untuk kesejahteraan. Tapi kalau hal teknis lainnya, seperti air, infrastruktur, stabilisasi harga, tidak ada dukungan, ya kasihan Menteri Pertanian," ujar Mindo di Jakarta,, Jumat (3/8).
Mindo menilai, dengan data statistik yang disampaikan BPS mengenai beras masih menyumbang deflasi maupun tingkat kesejahteraan berdasarkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang tinggi, menjadi bukti bahwa sektor pertanian masih layak di Tanah Air.
"Sektor pertanian masih menjanjikan, masih positif. Data yang disampaikan BPS perlu diapresiasi di sektor pertanian," ucap Mindo.
Mindo mengatakan, petani dan sektor pertanian merupakan investor terbesar untuk Indonesia. Melalui sumber produksi pertanian, dapat dihitung berapa banyak nilai yang disumbangkan.
"Jadi kalau mau kesejahteraan petani naik, keuntungannya juga harus dinaikkan. Komoditas beras dan NTP petani sudah menandakan itu. Kesejahteraan naik, pendapatan petani naik, harga produksi naik," ujar Mindo.
Mindo mengimbau, guna selalu mendukung kesejahteraan di sektor pertanian, maka sebaiknya harga di tingkat petani jangan dibatasi. Kecuali ketika telah masuk di kalangan pengusaha.
Misalnya dengan cara mengatur kenaikan harga padi tanpa nantinya menjadi bebas kepada konsumen ketika telah diposes siap pakai menjadi beras.
"Delta menunjang kesejahteraan petani di sektornya kan bisa melalu, pertama dengan mengurangi cost subsidi dan kedua, mengatur kenaikan harga jual," Mindo menuturkan.
Sebagai informasi, BPS baru-baru ini merilis data per Juli 2018 bahwa komoditas beras menjadi penyumbang deflasi. Faktor tersebut disebabkan naiknya harga beras di kalangan petani, seperti di provinsi NTT yang NTP mencapai 1,10 persen dan deflasinya 0,13 persen.
Sedangkan berdasarkan NTP secara nasional, BPS mencatat pertumbuhan 101,66 persen. Begitu juga pendapatan petani skala nasional ikut meningkat 0,28 persen dari Juli tahun lalu.
Harga kualitas beras juga mengalami lonjakan pada Juli 2018 dibandingkan periode yang sama year on year (yoy) yaitu kategori premium 1,45 persen, medium 5,19 persen dan terbawah 7,86 persen.(helmi)
Artikel Terkait :
-Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Arus Balik Kendaraan Masih Normal, Korlantas Tunda Rekayasa One Way
- Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024
- Tembus 31 Ribu Lebih Pengguna KRL Jabodetabek Turun Di Stasiun Bogor, KAI Commuter Imbau Selalu Awasi Anak dan Barang Bawaan
- Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung, Jasa Raharja Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Tinjauan ke Pelabuhan Panjang dan Bakauheni
- Jasa Raharja Serahkan Santunan Korban Kecelakaan di KM 370 A Tol Batang-Semarang
- Normalisasi Terus Dilakukan, Jalur Rel Sudah Bisa Dilalui Dua Arah
- Masih Terus Meningkat, Lebaran Hari Keempat Pengguna Commuter Line di Wilayah 6 Yogyakarta Tembus 300 Ribu Lebih
- Begini Situasi Hari Pertama Arus Balik Lebaran 2024
- Kakorlantas Polri Patroli Bersama Tim Urai Tinjau Puncak Arus Balik Lebaran
- Turut Serta Lepas Arus Balik One Way, Rivan A. Purwantono Imbau Pemudik Kooperatif Ikuti Arahan Petugas