Tommy: Membiasakan yang Benar, Jangan Membenarkan yang Biasa
JAKARTA (Aksi.id)- Revolusi mental yang digelorakan pemerintahan Jokowi sejatinya memperbesar ruang terhadap perubahan mental, terutama aparatur sipil negara (ASN).
Menurut Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Wahju Satrio Utomo, salah satu perubahan mental adalah menanamkan pemahaman untuk membiasakan yang benar dan jangan membenarkan yang biasa.
“Benar di sini dalam pengertian benar secara hukum, benar secara aturan, dan benar secara tata kelola pemerintahan. Hal ini yang selalu ditekankan oleh Bapak Menteri Perhubungan,” tutur pejabat, yang akrab dipanggil dengan sebutan ‘Pak Tommy’ itu.
Dia mengemukakan social engineering untuk merekayasa perilaku kehidupan masyarakat, terutama ASN, sehingga menjadi sebagaimana mestinya bertujuan memberikan keadilan, kebermanfaatan dan kepastian bagi masyarakat itu sendiri.
Kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id, Senin (17/9/2018) malam, Irjen menuturkan sikap dan prilaku membiasakan yang benar akan menyebabkan kualitas pelayanan kepada publik akan lebih baik lagi. Pada sisi lain, justru akan memberikan manfaat besar untuk ASN, yang melakukannya.
Salah satu manfaat tersebut, dia mengutarakan pekerjaan dapat diselesaikan secara profesional dengan akurat, tepat serta cepat. “Selain itu, terhindar dari risiko hukum,” cetusnya.
Pak Tommy mengemukakan sikap dan prilaku membiasakan yang benar bertolak belakang dengan sikap dan prilaku membenarkan yang biasa. “Biasanya begini, juga nggak apa-apa. Biasanya begitu, juga lancar-lancar saja. Ini berbahaya,” ujarnya.
Hal yang biasa, dia menegaskan belum tentu benar dalam perspektif hukum, peraturan dan tata kelola pemerintahan. “Malah mungkin hal yang biasa itu berpotensi melanggar hukum,” ujarnya.
Mantan Kepala BPSDM Perhubungan Kemenhub ini menuturkan zaman terus berubah, aspirasi terus berkembang, dan ekspektasi publik terus meningkat. Pada sisi lain, paradigma dan perspektif kita masih belum berubah.
“Yang biasa pada masa lalu tentu tentu menjadi benar pada masa kini. Begitu pula, yang biasa pada masa kini belum tentu juga benar pada masa yang akan datang. Zaman sudah digital, tetapi masih manual. Karena itu, sikap dan prilaku kita harus terus berubah yakni membiasakan yang benar. Kita harus terus berusaha dan berjuang untuk membiasakan yang benar,” tegasnya.
“Persaingan dunia semakin ketat, pasar bebas ASEAN sudah nyata sekarang. Bagaimana bisa bersaing dengan dunia luar jika mental kita tidak di ubah? Harus dibiasakan yang benar,” ujarnya. (awe/adinda).
Artikel Terkait :
-Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Arus Balik Kendaraan Masih Normal, Korlantas Tunda Rekayasa One Way
- Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024
- Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung, Jasa Raharja Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Tinjauan ke Pelabuhan Panjang dan Bakauheni
- Tembus 31 Ribu Lebih Pengguna KRL Jabodetabek Turun Di Stasiun Bogor, KAI Commuter Imbau Selalu Awasi Anak dan Barang Bawaan
- Jasa Raharja Serahkan Santunan Korban Kecelakaan di KM 370 A Tol Batang-Semarang
- Normalisasi Terus Dilakukan, Jalur Rel Sudah Bisa Dilalui Dua Arah
- Masih Terus Meningkat, Lebaran Hari Keempat Pengguna Commuter Line di Wilayah 6 Yogyakarta Tembus 300 Ribu Lebih
- Begini Situasi Hari Pertama Arus Balik Lebaran 2024
- Kakorlantas Polri Patroli Bersama Tim Urai Tinjau Puncak Arus Balik Lebaran
- Dirut Jasa Raharja Gelar Rapat Koordinasi dan Evaluasi Arus Balik Lebaran bersama Menko PMK, Menhub, dan Kapolri, Panglima TNI, dan Kakorlantas Polri di GT Cikatama