Kisah Pilu Seorang Pria 7 Bulan Tertahan di Bandara Kuala Lumpur

KUALA LUMPUR (aksi.id) – Hassan al-Kontar, laki-laki Suriah yang tertahan di bandar udara internasional di Kuala Lumpur, Malaysia, selama hampir tujuh bulan sudah dipindahkan dan sekarang berada di tahanan polisi.
“Para penumpang yang berada di area boarding mestinya langsung masuk ke pesawat, tapi ia tidak melakukan hal yang semestinya dilakukan,” kata Mustafar Ali, kepala imigrasi Malaysia, hari Selasa (02/10).
“Ia berada di area terlarang dan kami harus mengambil langkah yang kami rasa perlu,” jelasnya.
Ali menjelaskan al-Kontar akan diserahkan ke bagian imigrasi setelah selesai menjalani interogasi polisi.
“Kami akan menjalin kontak dengan kedutaan Suriah terkait proses deportasi dirinya,” katanya.
Sejauh ini tidak ada keterangan mengapa baru sekarang al-Kontar dipindahkan dari bandara dan diserahkan ke polisi. Belum diketahui pula di mana persisnya ia ditahan.
Upaya untuk menghubungi al-Kontar melalui pesab Whatsapp belum mendapatkan jawaban.
Al-Kontar meninggalkan Suriah untuk menghindari wajib militer dan ketika perang saudara pecah di negara tersebut menolak untuk pulang.
Sebelumnya ia mencoba untuk mendapatkan suaka di negara ketiga.
Al-Kontar bekerja di bidang asuransi di Uni Emirat Arab ketika perang pecah di Suriah pada 2011.
Ia tak bisa memperpanjang paspor karena ia tidak menyelesaikan wajib militer di Suriah. Ia menolak kembali ke Suriah karena khawatir akan ditangkap atau dipaksa masuk ke dinas militer.
Situasi ini membuatnya bertahan secara ilegal di Uni Emirat Arab. Pada 2016 ia ditahan.
Pada 2017 ia berhasil mendapatkan paspor baru namun ia deportasi ke Malaysia, satu dari sedikit negara yang membolehkan warga Suriah masuk dengan visa kedatangan.
Saat masuk ke Malaysia ia mendapatkan visa turis selama tiga bulan.
Hassan al-Kontar bertahan hidup dengan menggantungkan diri dari sumbangan makanan staf bandara.
Saat visa ini habis ia mencoba terbang ke Turki namun tak dibolehkan boarding.
Ia terbang ke Kamboja namun dikirim balik dan sejak itu ia menetap di area kedatangan, dengan menggantungkan diri pada sumbangan makanan dari staf bandara.
Laki-laki berusia 36 tahun ini mencoba mendapatkan suaka di Ekuador dan Kamboja namun gagal.
Ia aktif di media sosial dan menggambarkan dirinya dalam situasi ketidakpastian hukum.
Informasi yang diperoleh BBC menyebutkan ia berencana mendapatkan suaka dari pemerintah Kanada dengan bantuan beberapa relawan.
Namun sebelum suaka ia dapatkan, ia ditahan oleh polisi Malaysia.
(moy/sumber: BBC Indonesia).
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Dukung Integrasi Pembayaran, KMT Kini Dapat Digunakan untuk Angkutan Perkotaan di Depok dan Cikarang
- AirNav Indonesia dan BSSN Perkuat Keamanan Sistem Navigasi Udara Lewat Kolaborasi Strategis
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Gelar Patroli Malam Perintis Presisi, Sasar Kenakalan Remaja, Narkoba, Miras hingga Premanisme
- KAI Services Berbagi Kebahagiaan dengan para Pekerja di HUT ke 22 Tahun
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Amankan Kunjungan Gubernur DKI Jakarta ke Pulau Kelapa, Tanam Mangrove hingga Serahkan Bibit Ikan
- Pembinaan Rohani Dan Mental, Tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
