press enter to search

Kamis, 18/04/2024 13:21 WIB

Kisah Anggrek Pemberian Soekarno yang Menjadi Bunga Nasional Korea Utara

| Sabtu, 13/10/2018 08:51 WIB
Kisah Anggrek Pemberian Soekarno yang Menjadi Bunga Nasional Korea Utara

PYONGYANG (aksi.id) - KBRI di Pyongyang, Korea Utara, sudah berdiri sejak April 1964, setelah sejak Juni 1961 kedua negara sepakat membuka kantor konsulernya masing-masing.

Hal itu dijelaskan Hanna Andari, sekretaris bidang pers dan sosial-budaya pada KBRI Pyongyang, kepada ABC.

"Setiap tahun sejak 1999 pada bulan April, Korea Utara menyelenggarakan festival bunga Kimilsungia di mana KBRI Pyongyang selalu menempati stan khusus," katanya.

Bunga anggrek ini dikembangbiakkan di sana setelah diberikan Presiden Sukarno kepada pemimpin Korut Kim Il Sung saat dia berkunjung ke Indonesia pada April 1965. Sukarno menamai bunga anggrek merah muda itu dengan "Kimilsungia".

Menurut Hanna, kebijakan luar negeri Indonesia terhadap Korut dan Korsel dijalankan melalui `even-handed policy`, yaitu sikap imparsial terhadap kedua negara tersebut.

Dalam kegiatan sehari-hari, katanya, KBRI Pyongyang menjalin kontak dan kerjasama dengan kedutaan negara ASEAN lainnya, Organisasi Kerja Sama Islam, Uni Eropa, perwakilan PBB, dan organisasi internasional lain di Korut.

Hanna menambahkan, KBRI Pyongyang aktif dalam berbagai kegiatan, seperti Festival Bunga Kimilsungia, kunjungan ke koperasi dan sekolah persahabatan Indonesia-Korea Utara, mengikuti pameran dagang dan bazar internasional yang digelar komunitas diplomatik di Pyongyang.