press enter to search

Sabtu, 20/04/2024 16:28 WIB

Motor Charge, Alat Transportasi Lokal Agats Papua

Redaksi | Senin, 15/10/2018 16:39 WIB
Motor Charge, Alat Transportasi Lokal Agats Papua Motor Charge, motor listrik alat tranportasi di Kabiupaten Agats, Papua

IMG-20181015-WA0001

AGATS (aksi.id) – Agats adalah ibukota Pemkab Asmat, Papua.  Untuk sampai Agats,  bisa ditempuh dengan jalur penerbangan perintis dari Timika, atau dari Merauke. Bisa juga naik kapal ASDP dari Merauke.

Namun ke Agats  belum ada penerbangan perintis setiap hari. Maskapai Dimonim Air 5 misalnya, penerbangan perintis ke Agats, hanya terbang dua kali sepekan, yaitu setiap Selasa dan Jumat.

Sementara, PT ASDP Indonesia Ferry melayani pelayaran ke Agats dari Merauke sebulan sekali. Waktu tempuh tiga hari, dengan menyusuri pantai barat daya Papua dan masuk ke beberapa alur sungai untuk sampai ke Agats.

Motor Charge

Yang paling unik dan layak  dikembangkan di daerah lain di Indonesia,  warga masyarakat Agats menggunakan sepeda motor listrik atau warga sekitar menyebutnya dengan Motor Charge.

Sepeda motor di Agats cukup menggunakan listrik, tak butuh  BBM. Jadi, bersih dan ramah lingkungan. Motor listrik ini tidak menimbulkan suara berisik dan tak ada kepulan  asap akibat pembakaran BBM.

Aktivitas warga lokal Agats baik masyarakat biasa, pejabat pemerintah sipil dan TNI  termasuk pegawai UPP Agats, untuk transportasi darat menggunakan motor listrik.

Bateri mudah diisi, layaknya handphone atau alat elektronik lainnya. Baterai tersebut bisa cukup digunakan dan tergantung pemakaiannya.

“Jika  sudah habis diisi lagi begitu seterusnya. Jika sampai habis, dorong dulu. Tapi warga Agats sudah cukup familiar dengan motor charge ini,” kata Kepala UPP Agats Husni AT saat dikonfirmasi BeritaTrans.com.

Menurutnya, dia bersama pagawai UPP Agats bahkan warga masyarakat Asmat lainnya untuk transportasi lojal  hanya bisa menggunakan motor charge ini.

“Kita setiap hari menggunakan motor charge ini, baik pejalaran dari rumah ke kantor atau aktivitas lain,” kata Anti, salah satu pegawai UPP Agats menambahkan.

Anti, warga asal Kolaka Sulawesi itu sudah 8 tahun bekerja di UPP Agats. Menurutnya, sejak masuk kerja di Agats, untuk transportasi lokal selalu menggunakan motor charge.

“Lebih murah, tak pakai STNK dan nomor plat kendaraan. Tapi,  kita membayar pajak daerah Pemkab Asmat sebesar Rp150.000 per tahun,” jelas Anti lagi.

Biaya operasi motor charge, menurut Anti, memang murah. Tapi kalau sampai baterai rusak, harus membeli accu atau baterai baru seharga Rp3 juta. “Itu hanya untuk membeli baterai baru lagi,” cetus dia.

IMG-20181015-WA0003

Jalanan Kayu

Awal mula penggunaan motor charge di Agats konon merupakan  kesepakatan warga. “Warga masyarakat tak boleh menggunakan kendaraan dengan BBM atau yang mudah terbakar,” papar Husni.

Seperti diketahui, jalanan di Kota Agats dan sekitarnya menggunakan papan, sehingga mudah terbakar. Agats adalah kota di pesisir pantai, dan  tanahnya berawa-rawa. 

Jalanan disana dibangun dengan menggunakan patok-patok dari kayu serta rumah panggung. Awalnya  menggunakan atap sirap dari daun sagu. Baru belakangan warga menggunakan seng atau asbes.

Belakangan jalan utama di sekitar UPP Pelabuhan Agats sudah menggunakan semen dicor. Tapi rumah  warga bahkan kantor UPP Agats masih rumah papan dan lantai dari papan pula.

“Bermula dari kondisi yang bersama mudah terbakar itulah,  konon qata Agats sepekat tidak menggunakan kendaraan bermotor dengan BBM,” tandas Husni menirukan.(helmi/ny)