press enter to search

Kamis, 25/04/2024 15:42 WIB

Arab Saudi: Jamal Khashoggi Tewas Akibat Perkelahian di Konsulat

| Sabtu, 20/10/2018 08:42 WIB
Arab Saudi: Jamal Khashoggi Tewas Akibat Perkelahian di Konsulat Aktivis hak asasi manusia dan rekan-rekan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, memegang gambarnya selama protes di luar Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. (REUTERS/Murad Sezer/File Photo)

RIYADH (aksi.id) -  Wartawan yang hilang, Jamal Khashoggi, telah meninggal dunia, kata jaksa Arab Saudi, Sabtu (20/10/2018) pagi waktu setempat.

Pemerintah mengatakan Khashoggi terlibat perkelahian dengan beberapa orang yang ia temui di konsulat Arab di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu. Kerajaan menduga Khashoggi terbunuh dalam perkelahian itu, dikutip dari CNBC International.

Penjelasan itu membantah beberapa laporan mengenai bagaimana kolumnis Washington Post yang tinggal di Amerika Serikat (AS) itu meninggal dunia.

Beberapa pejabat Turki mengatakan kepada The New York Times bahwa mereka memiliki rekaman suara yang membuktikan Khashoggi disiksa, dibunuh, dan kemudian dimutilasi oleh sebuah tim berisi agen Arab Saudi.

Pernyataan itu juga bertentangan dengan penjelasan pemerintah Arab sebelumnya. Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebelumnya mengatakan kepada Bloomberg bahwa jurnalis yang terkenal sering mengritik keluarga kerajaan itu meninggalkan kantor konsulat segera setelah ia tiba.

"Setahu saya ia masuk dan keluar lagi setelah beberapa menit atau satu jam. Saya tidak yakin. Kami sedang menyelidiki ini melalui kementerian luar negeri untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat itu," ujarnya kepada Bloomberg saat itu.

Ketika ditanya untuk mengonfirmasi bahwa Khashoggi tidak sedang berada di dalam konsulat, sang pangeran berkata "Ya, dia tidak di dalam konsulat."

Kerajaan juga memecat Wakil Kepala Intelijen Ahmad bin Hassan Asiri dan penasihat kerajaan Abdullah Al-Qahtani. Kerajaan mengatakan sebuah komite akan dibentuk untuk merestrukturisasi lembaga intelijen di bawah pengawasan Pangeran Mohammed "untuk memodernisasi peraturannya dan menentukan kekuasaanya dengan jelas."

Hari Kamis, The New York Times melaporkan bahwa pejabat-pejabat Arab yang dekat dengan sang putra mahkota berencana menyalahkan Asiri atas kematian Khashoggi.

The Times mengatakan dengan menjadikan Asiri kambing hitam, pemerintah dapat menutupi pangeran dari tuduhan keterlibatannya.

Melalui media pemerintah, kerajaan mengatakan telah menahan 18 warga negara Arab setelah penyelidikan awal mengaitkan mereka dengan kasus tersebut.

Arab Saudi mengatakan "sedang mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengklarifikasi situasi dalam kasus warga negara Arab Jamal Khashoggi" dan bahwa "semua yang terlibat akan diadili."

Pengumuman tersebut muncul lebih dari dua pekan setelah Khashoggi terakhir kali terlihat dan masuk ke dalam kantor konsulat Arab di Istanbul untuk mengurus dokumen pernikahannya.

Dalam tulisan terakhirnya untuk Washington Post, ia menekankan pentingnya pers yang independen dan bebas di negara-negara Arab. Ia mengatakan komunitas internasional telah menutup mata terhadap upaya pemerintah Arab membungkam pers yang semakin sering terjadi.

"Perbuatan-perbuatan ini tidak lagi mendapat kecaman dari komunitas internasional. Alih-alih, tindakan tersebut akan mengundang kecaman yang segera diikuti dengan pembungkaman," tulis Khashoggi.