press enter to search

Selasa, 16/04/2024 21:08 WIB

Bikin Video Menyogok Patung Polisi, 2 Warga Sri Lanka Ditangkap

| Sabtu, 05/01/2019 19:46 WIB
Bikin Video Menyogok Patung Polisi, 2 Warga Sri Lanka Ditangkap Dalam rekaman itu, pengendara sepeda motor menyodorkan uang kepada patung papan kardus polisi yang menyandang alat pencatat kecepatan.

SINHALA (aksi.is) -  Polisi Sri Lanka menangkap dua warga yang mengunggah video di akun Facebook yang memperlihatkan salah satu dari mereka berlagak memberikan uang sogokan kepada sosok `patung` polisi yang terbuat dari kardus.

Dalam rekaman itu, seorang pengendara sepeda motor terlihat menawarkan uang kepada papan kardus dua dimensi yang menggambarkan sosok petugas yang menyandang alat pencatat kecepatan.

Pria dalam video dan temannya yang merekamnya di kota Vavuniy itu kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Mereka dikenakan tuduhan merusak properti umum, serta mempermalukan dan menciptakan citra buruk tentang polisi, lapor Azzam Ameen, wartawan BBC Sinhala.

Patung kardus `cutout` yang menurut polisi kini rusak pada bagian kepalanya itu, merupakan satu dari sekian banyak yang ditempatkan di jalan-jalan utama mulai tahun lalu untuk memperlambat laju kendaraan dan mencegah pengemudi ugal-ugalan.

Beberapa bulan lalu, polisi setempat menangkap dua pemuda yang membawa `patung` itu ke rumah mereka.

`Satir, bukan kejahatan`

Di Sri Lanka, praktik menyuap polisi lalu lintas untuk menghindari denda formal dan proses pengadilan yang berlarut-larut, merupakan hal biasa.

Tindakan polisi yang menangkap kedua pria yang dikatakan berusia 23 tahun itu mendapat kecaman luas di media sosial.

"Kedua anak muda itu mengirimkan pesan kuat yang bertujuan membasmi budaya suap," kata pengguna Twitter Ameen Izzadeen kepada BBC. "Itu satir, bukan tindak kejahatan," katanya.

Pengguna media sosial lain menulis: "Ini bukan lelucon biasa. Begitu banyak orang terbunuh setiap tahun oleh pengemudi ugal-ugalan. Begitu banyak yang seharusnya bisa dilakukan polisi untuk menegakkan hukum."

Mengapa ini kontroversial?

Transparency International (TI), sebuah LSM anti-korupsi, mengatakan kepada BBC bahwa di Sri Lanka polisi dianggap sebagai salah satu lembaga paling korup.

"Masalah ini semakin nyata dengan kurangnya niat untuk menggabungkan landasan sistem untuk memerangi penyuapan di antara polisi lalu lintas," kata pimpinan TI Sri Lanka, Asoka Obeysekara.

Pekan lalu polisi menskors dua petugasnya setelah viralnya rekaman video yang menunjukkan mereka tampak menerima suap di dekat kantor presiden, yang juga lokasinya dekat dengan markas polisi Sri Lanka

Tahun lalu, kepala polisi lalu lintas Sri Lanka, Ajith Rohana, mengatakan kepada BBC bahwa mereka mengambil berbagai langkah untuk menghukum pelaku suap menyuap itu dan mendesak masyarakat untuk melaporkan petugas yang menerima suap. (dien/sumber: BBC Indonesia).