press enter to search

Selasa, 01/07/2025 06:07 WIB

Ternyata Indonesia Masih Harus Impor Bawang Putih hingga Tahun 2021

| Senin, 15/04/2019 19:15 WIB
Ternyata Indonesia Masih Harus Impor Bawang Putih hingga Tahun 2021 Sebagian besar hasil produksi bawang putih dari petani lokal sejauh ini belum bisa dimanfaatkan untuk konsumsi. Pasalnya, hasil produksi tersebut masih diperlukan sebagai benih untuk ditanam ulang sehingga menghasilkan nilai produksi yang lebih tinggi.

JAKARTA (aksi.id) - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan Indonesia masih akan terus mengimpor bawang putih hingga 2021. Ketergantungan impor itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri RI.

"Jadi kebutuhan dalam negeri sampai 2021 dipenuhi seluruhnya dari impor," kata Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi, di kantornya, Senin (15/4/2019).

Suwandi menjelaskan bahwa sebagian besar hasil produksi bawang putih dari petani lokal sejauh ini belum bisa dimanfaatkan untuk konsumsi. Pasalnya, hasil produksi tersebut masih diperlukan sebagai benih untuk ditanam ulang sehingga menghasilkan nilai produksi yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan konsumsi masih tidak mungkin lepas dari jeratan impor. Dia juga tidak menjamin ada penurunan impor bawang putih dari tahun ke tahun.

"Jadi konsepnya tidak setiap tahun impor menurun. Konsepnya kita menanam, hasil tanam dipanen, hasil panen diproses jadi benih, benih ditanam lagi," ujar Suwandi menjelaskan.

Dari setiap proses tanam tersebut, Kementan mencatat hasil panen bisa mencapai dua kali hingga tiga kali lipat dibandingkan hasil panen periode sebelumnya. Proses demikian masih akan berlangsung hingga diprediksi tahun 2021 RI mampu swasembada bawang putih.

"Yang diproduksi dalam negeri dijadikan sebagai benih sampai mengejar swasembada," tegasnya.

Dikatakan, luas tanam produksi bawang putih yang kini 69 ribu hektare akan diperluas mencapai sekitar 90-100 ribu hektare. Dari jumlah itu, rata-rata per hektare mampu menghasilkan 8 ton hingga 10 ton bawang putih.

"Itu kami proses jadi benih lagi. Kecuali yang susut ya, kan pasti ada yang kering dan sebagainya," paparnya.

Rencana Impor 100.000 Ton

Sementara itu, rencana pemerintah mengimpor 100 ribu ton bawang putih masih dalam tanda tanya. Sebab, Bulog selaku pihak yang ditunjuk melakukan importasi belum mendapatkan izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Kendati demikian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan belum ada perubahan dalam kebijakan impor 100 ribu ton bawang putih.

Ditemui selepas acara soft launching dan uji coba perdana penerapan biodiesel B100 di kantor Kementan, Jakarta, Senin (15/4/2019), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan tanggapan terkait perkembangan terbaru rencana kebijakan tersebut.

"Kita ini produksi. Domain saya produksi. Kementan (Kementerian Pertanian) itu produksi," ujarnya.


Menurut dia, persentase impor bawang putih pada 1990-an hanya berada pada kisaran 10% hingga 30%. Kemudian pada 2000-an, persentase impornya berada pada kisaran 30%. Kemudian pada 2014 atau saat Joko Widodo dilantik sebagai presiden RI, persentasenya 96%.

Begitu dilantik sebagai menteri pertanian pada 27 Oktober 2014 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Amran menyatakan luas lahan untuk pertanaman bawang putih terus bertambah. Dari mulanya 1.000 hektare menjadi 11 ribu hektare.

"Tahun ini target 20 ribu hektare. Yang Anda tulis adalah naik 2.000 persen tanaman bawang. Kita ingin kembalikan kejayaan tanaman bawang Indonesia," kata Amran.

RI Mau Impor Bawang Putih 100 Ribu Ton, Apa Kata Mentan?Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki



Bahkan dia tak ragu menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada bawang putih. Syaratnya adalah minimal lahan yang dibutuhkan seluas 50 ribu hektare.

"Dan yang cocok untuk Indonesia, hati-hati banyak di medsos (media sosial) yang beredar katanya (bawang putih) tidak cocok di Indonesia, yang cocok lahannya yang sudah kita verifikasi ada 600 ribu hektare. Padahal aku cuma butuh 60 ribu hektare. Buktinya sekarang ada di lapangan," ujar Amran.

Lebih lanjut, Amran mengatakan, fokus Kementan saat ini ada pada bibit bawang putih. Fokus itu diyakini akan berbanding lurus dengan raihan swasembada dalam waktu dua tahun.

"Bawang merah ingat? Dulu pernah gaduh. Sekarang sudah ekspor. Jagung juga sekarang sudah ekspor," kata Amran.

Sumber: cnbcindonesia.com