press enter to search

Sabtu, 20/04/2024 18:25 WIB

KPU Diminta Buktikan Serangan Ratusan Hacker

Redaksi | Senin, 29/04/2019 09:24 WIB
KPU Diminta Buktikan Serangan Ratusan Hacker kpu

JAKARTA (Aksi.id) - Ketua Koordinator Barisan Masyarakat Peduli Pemilu Adil dan Bermartabat (MPPAB) Marwan Batubara menilai, KPU sengaja membuka IP servernya agar mudah diakses oleh para hacker. Hal itu sekaligus menanggapi soal ucapan Komisioner KPU yang mengucapkan banyak hacker yang coba ingin meretas IT KPU.

"Tapi yang harus publik ketahui sebetulnya hacker-hacker itu tidak perlu serang dari luar IT KPU, karena mereka sudah ada di dalam. Bagaimana bisa begitu, karena KPU dengan sengaja membuka port IP di servernya. Supaya terminal yang ada di dalam bisa dengan mudah diakses untuk merekayasa data," kata Marwan di Saknas Prabowo-Sandi, Jakarta Pusat, Minggu (28/4)

Dia pun meminta kepada KPU agar jangan menampilkan data secara rutin. Kesalahan input data terkait formulir C1, menurutnya, itu tidaklah benar seperti apa yang disampaikan oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

"Ada beberapa IP Parking yang historinya ada di server KPU. Makanya kita minta KPU membuka ini jangan setiap hari tampilkan data sudah 40-50 persen, tapi di dalam kita tidak tahu terjadi kejahatan. Jadi ini bukan human error dan Mahfud MD sebutkan bahwa error itu 0,000 sekian persen dan itu tidak benar. Karena di dalam KPU disiapkan orang-orang yang rubah daya," ujarnya

"Makanya kita harus kumpulkan C1 asli dan di dalam IT-nya benar ada hackernya maka hasilnya akan sama dengan yang diinginkan oleh konspirator, KPU, dan lembaga Survei," sambungnya.

Marwan pun ingin agar semua pihak yang terlibat dalam mengawasi jalannya Pemilu 2019 ini untuk melakukan audit forensik dalam IT KPU yang dinilai adanya terjadi kecurangan.

"Jadi, karena itu kita minta kepada Presiden Jokowi, KPU, DPR, Polri, BPK dan siapapun tokoh-tokoh yang sedang ramai menyuarakan rekonsiliasi mari suarakan yang saya tuntut untuk dilakukan audit forensik terhadap IT KPU. Kita akan temukan terjadinya kecurangan yang menang itu adalah Jokowi meskipun faktanya Prabowo yang menang karena itu dari IT KPU yang bermasalah, tidak ada validasi," tegasnya

Sebelumnya, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy`ari menyebut ada ratusan hacker yang mencoba meretas sistem informasi teknologi (IT) atau server milik KPU. Menurut Hasyim, percobaan meretas itu terjadi setiap hari.

"Setiap hari dalam satu hari bisa ratusan yang nyerang," ujar Hasyim di kantor KPU, Rabu (24/4) malam.

Meski banyak hacker yang mencoba meretas, Hasyim mengatakan hingga saat ini sistem IT KPU aman. "Ya alhamdulillah, Tuhan masih lindungi KPU. (Ahli IT KPU) anak bangsa dari seluruh Indonesia, ada dari kampus, ada dari profesional IT," ucap Hasyim.

Sementara itu, Komisioner KPU Viryan Aziz meminta para hacker menghentikan upaya mereka untuk meretas sistem KPU. Ia menyebut setiap orang bisa datang ke KPU melihat langsung sistem KPU tanpa harus meretas

"Kami ingin sampaikan beberapa pihak, teman-teman yang bisa kemampuan IT atau hacking, yang sedang KPU lakukan ini adalah menentukan nasib bangsa. Kalau teman-teman hackers menduga macam-macam, bisa datang ke kami. Kami akan jelaskan gambaran kerja kami. Insyaallah teman-teman itu sudah tahu bahwa proses Situng ini proses baik," tandasnya. (ds/sumber merdeka.com)