press enter to search

Jum'at, 29/03/2024 21:07 WIB

Pembangunan Pelabuhan Batuampar Batam Dilelang Jumat 5 Juli 2019

Redaksi | Selasa, 02/07/2019 13:18 WIB
Pembangunan Pelabuhan Batuampar Batam Dilelang Jumat 5 Juli 2019

BATAM (Aksi.id) – Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar lelang untuk pengembangan Pelabuhan Batuampar, Kota Batam, pada Jumat (5/7/2019).

Kepala Badan Pelabuhan Laut BP Batam, Nasrul Amri Latif, mengatakan, tahapan lelang dimulai dengan prakualifikasi.

Tahapan itu merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang atau jasa, yakni BP Batam.

“Kita pakai sistem lelang cepat dengan syarat bahwa perusahaan yang ikut, alatnya harus ada di Batam,” kata Nasrul di Batamcentre, seperti dikutip batampos.co.id, Senin (1/7/2019).

Pengembangan Pelabuhan Batuampar, kata Nasrul, dilakukan dalam tiga tahapan. Pertama yakni pengerukan alur laut dan penataan container yard (CY) di dermaga utara, termasuk penataan atas lahan Persero seluas 10 hektar.

Setelah itu mempersiapkan infrastruktur pendukung untuk pemasangan dua unit rubber tyred gantry (RTG).

RTG merupakan alat bongkar muat kontainer yang dapat bergerak di CY dan dua unit Harbour Mobile Crane (HMC) yang juga merupakan alat bongkar muat di pelabuhan yang dapat berpindah-pindah tempat.

RTG merupakan alat bongkar muat kontainer yang dapat bergerak di CY dan dua unit Harbour Mobile Crane (HMC) yang juga merupakan alat bongkar muat di pelabuhan yang dapat berpindah-pindah tempat.

Kata dia, RTG dan CY didatangkan oleh Pelindo I pada April hingga Mei lalu dalam tender jangka pendek.

Tahapan kedua yakni revitalisasi dermaga selatan dan pengembangan gudang yang akan digunakan untuk kegiatan pengepakan barang kedalam kontainer.

Serta pembongkaran barang dari kontainer. Atau yang biasa dikenal dengan istilah container freight station (CFS).

“Selain itu dapat digunakan juga untuk kegiatan Less Than Container Load (LCL) yang merupakan kegiatan pengangkutan kontainer yang didalamnya ada berisi bermacam-macam barang dengan pemilik yang berbeda,” paparnya.

Ketiga yakni revitalisasi dermaga utara dan dermaga timur untuk direklamasi seluas 20 hektar di sepanjang alur dermaga utara.

Tujuannya agar dapat menambah kapasitas Pelabuhan Batuampar hingga mencapai 5 juta TEUs.

“Untuk tahap pertama bisa dikerjakan tujuh hingga sembilan nulan setelah proses lelang,” jelasnya.

“Sedangkan tahap kedua dan tahap ketiga bisa dikerjakan secara bersamaan dan total waktu penyelesaiannya antara tiga hingga lima tahun,” paparnya lagi.

Pengembangan pelabuhan Batuampar tersbeut lanjutnya diestimasikan menelan biaya sekitar Rp 1,7 triliun,” tuturnya.

Pelindo: Investasi Ep1,2 triliun

Sebelumnya manajemen PT Pelindo (Pelabuhan Indonesia) I menyatakan menanamkan investasi senilai Rp1,2 triliun untuk pengembangan Pelabuhan Batu Ampar di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana di Batam mengatakan, bahwa investasi itu untuk membeli peralatan dan perlengkapan demi efesiensi bongkar muat di pelabuhan yang berseberangan dengan Singapura itu.

Investasi dibagi dalam dua fase, jangka pendek dan jangka menengah. “Total investasi jangka pendek Rp200 miliar dan jangka menengah Rp1 triliun,” kata Bambang.

Untuk jangka pendek, Pelindo 1 akan membeli antara lain 3 unit harbour mobile crane dan 12 terminal tractor. Peralatan dan perlengkapan itu diharapkan sudah tiba di Batam dalam beberapa hari ke depan.

Ia optimistis, dengan pengadaan alat-alat itu, maka produktifitas di pelabuhan akan meningkat dalam satu bulan terakhir. Untuk jangka menengah, PT Pelindo 1 akan mendatangkan container crane yang dapat mengakomodir bongkar muat kapal besar.

Bambang menyatakan dengan peralatan-peralatan tersebut, biaya logistik bisa turun.

“Pelabuhan Batam bisa jadi modern, karena sekarang masih pakai ‘crane’ darat” kata dia.

Di tempat yang sama, Kepala BP Kawasan Batam, Edy Putra Irawady mengakui biaya logistik di Pelabuhan Batuampar relatif tinggi.

Saat ini, Pelabuhan Batuampar masih menggunakan “crane” dengan kapasitas kecil, sehingga pengerjaan bongkar muat menjadi lama.

“Sekarang dalam 1 jam, 5 box kargo. Kalau pakai ‘crane harbour mobile crane’, dalam 1 jam bisa 45 box kargo, sehingga kapal tak perlu nginap,” kata dia.(BeritaTrans.com/adinda)