Bangun MRO di Bandara Kertajati, Pindahkan Lagi Penerbangan ke Husein

JAKARTA (aksi.id) – Penerbangan di Bandara Kertajati, Majalengka, sulit untuk ramai penumpang dalam waktu dekat. Karenanya adalah logis bila memindahkan kembali penerbangan ke Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
“Bicara mengenai bisnis penerbangan di Kertajati harus long term. Belum tentu juga lima tahun lagi (penerbangan membaik,” tutur Sekjen Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional atau Indonesia National Air Carrier (INACA) Tengku Burhanuddin kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id, Rabu (21/8/2019).
Di sela-sela perhelatan PPP Airport Workshp: The Existing Consession Law and Investor Expectation, yang dihelat Kedutaan Besar Inggris dan Ikatan Ahli Bandara Indonesia (IABI), dia memuturkan maskapai yang melayani bandara tersebut sejauh ini mengalami kelesuan jumlah penumpang. Load factor jauh di bawah harapan. Setelah beberapa bulan beroperasi, maskapai mengurangi rute penerbangan.
Faktor lesunya jumlah penumpang, dia menilai karena aksesibilitas yakni belum terhubung dengan jalan tol Cileunyi dan Cisumdawu. Selain itu, faktor pendukung ekonomi dan pariwisata belum terbangun.
Karenanya, Burhanuddin mengutarakan dengan fakta seperti itu maka sebaiknya Kementerian Perhubungan mengembalikan penerbangan dari Bandara Kertajati ke Bandara Husein Sastranegara.
Lalu bagaimana dengan Bandara Kertajati?
Dia menegaskan sudah banyak investasi dan uang negara digelontorkan untuk membangun Bandara Kertajati. Karenanya, investasi itu tidak boleh idle (menganggur).
Tengku Burhanuddin mengemukakan upaya menggenjot bisnis di Bandara Kertajati semestinya harus berkelanjutan. Salah satunya melalui membangun fasilitas Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) khusus pesawat propeler di bandara tersebut.
Pembangunan MRO ini dapat melibatkan PT Dirgantara Indonesia (DI), Garuda Indonesia dan Lion Air. “Bahkan bila mungkin pindahkan PT DI ke Kertajati. Ketersediaan lebih luas lahan ketimbang di kawasan Husein Sastranegara, akan mendorong PT DI lebih banyak lagi melahirkan produk-produk baru pesawat,” ujarnya.
Dia meyakini bila ada MRO, lalu aksesibilitas dan fasilitas pendukung ekonomi terbangun maka Bandara Kertajati akan sangat diminati oleh publik dalam menggunakan jasa transportasi udara.
“Ketika kondisi itu terbangun, maka airline tidak perlu diminta atau dipaksa untuk terbang ke sana, mereka dengan sendirinya akan antre mengajukan rute-rute baru,” cetusnya.
(omy/awe).
Artikel Terkait :

Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Dukung Integrasi Pembayaran, KMT Kini Dapat Digunakan untuk Angkutan Perkotaan di Depok dan Cikarang
- AirNav Indonesia dan BSSN Perkuat Keamanan Sistem Navigasi Udara Lewat Kolaborasi Strategis
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Gelar Patroli Malam Perintis Presisi, Sasar Kenakalan Remaja, Narkoba, Miras hingga Premanisme
- KAI Services Berbagi Kebahagiaan dengan para Pekerja di HUT ke 22 Tahun
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Amankan Kunjungan Gubernur DKI Jakarta ke Pulau Kelapa, Tanam Mangrove hingga Serahkan Bibit Ikan
- Pembinaan Rohani Dan Mental, Tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
