Bank-Bank Mulai PHK Karyawannya, Pertanda Apa?

Jakarta (aksi.id) - Sepanjang 2019 ini setidaknya ada 13 bank besar yang mengumumkan akan memangkas lebih karyawannya. Dari 13 bank tersebut 10 diantaranya merupakan bank dari eropa.
PHK Karyawan kebanyakan dilakukan di Eropa. Lalu disusul Amerika Utara, Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan sisanya di Asia Pasifik. Sebenarnya mengapa bank-bank di Eropa mulai memangkas karyawannya? Pertanda apakah ini?
Bank-bank besar Eropa mulai memangkas jumlah karyawannya berati bank itu lagi melakukan efisiensi. Efisiensi dilakukan untuk menekan biaya/cost dan menjaga profitabilitas. Nah masalahnya memang kenapa harus kok sampai efisiensi?
Tim Riset CNBC Indonesia kemudian menyelidiki mengapa hal ini dapat terjadi. Ternyata alasannya adalah perlambatan ekonomi dan juga meningkatnya risiko politik di Eropa.
Ekonomi Eropa tumbuh melambat dari tahun 2017-2018. Bahkan lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi dunia. Pada tahun 2017-2018 Ekonomi dunia tumbuh melambat sebesar 0,126 persentase poin, sementara ekonomi Eropa tumbuh melambat lebih dalam sebesar 0,49 persentase poin.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi diperparah dengan adanya risiko politik terutama yang dialami di negara-negara seperti Austria, Yunani, Itali , Inggris hingga Spanyol. Perkembangan terbaru kelanjutan keluarnya Inggris dari Uni Eropa juga semakin memperkeruh suasana dengan kemungkinan terjadinya No. deal Brexit atau tanpa kesepakatan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi global terutama terjadi di Eropa ini membuat Bank Sentral Eropa (ECB) menetapkan kebijakan moneter yang longgar dengan menurunkan suku bunga acuan. Menurut prediksi lembaga pemeringkat kredit global S&P, suku bunga acuan ECB tidak akan dinaikkan setidaknya hingga kuarter kedua 2021.
Bank-bank Eropa juga dihadapkan dengan kondisi dimana bunga kredit baru untuk semua jenis baru terus mengalami penurunan sejak 2011. Hal ini tentu berakibat pada penerimaan bank (interest income) menurun.
![]() |
Belum lagi hingga Oktober tahun lalu, dari 50 bank terbesar di Eropa, hampir setenganya memiliki rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income) yang lebih tinggi daripada rata-rata industri.
![]() |
Bank-bank Eropa memang sedang mengalami masalah di penurunan pendapatan dan tingginya biaya yang menekan laba bank. Ketika laba bank tertekan tentu akan berpengaruh terhadap rasio lain yaitu rasio balik modal alias Retur non Equity (ROE). Hingga Oktober lalu, dari 50 bank kenamaan Eropa hampir separuhnya memiliki ROE yang lebih rendah dari rata-rata industri.
![]() |
Bank sedang dalam tekanan untuk menghasilkan laba oleh investornya. Berbagai cara ditempuh seperti konsolidasi melalui merger. Namun konsolidasi aset melalui merger tidak semudah yang dibayangkan, ada biaya dan risiko yang tidak kecil disana. Akhirnya salah satu alternatif lain yang dipilih ya apalagi kalau bukan pemutusan hubungan kerja alias PHK. (Sumber: Cnbcindonesia)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Dukung Integrasi Pembayaran, KMT Kini Dapat Digunakan untuk Angkutan Perkotaan di Depok dan Cikarang
- AirNav Indonesia dan BSSN Perkuat Keamanan Sistem Navigasi Udara Lewat Kolaborasi Strategis
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Gelar Patroli Malam Perintis Presisi, Sasar Kenakalan Remaja, Narkoba, Miras hingga Premanisme
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- KAI Services Berbagi Kebahagiaan dengan para Pekerja di HUT ke 22 Tahun
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Amankan Kunjungan Gubernur DKI Jakarta ke Pulau Kelapa, Tanam Mangrove hingga Serahkan Bibit Ikan
- Pembinaan Rohani Dan Mental, Tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
