Bahasa Indonesia Jadi Program Studi di Universitas Al Azhar Kairo

Jakarta (aksi.id) - Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir, menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua disamping Bahasa Arab. Kebijakan ini dilaksanakan menjelang pembukaan Progam Studi Bahasa Indonesia di Fakultas Bahasa dan Terjemah.
Acara peresmian berlangsung di Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar yang dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Kairo, Helmy Fauzi, serta jajaran pimpinan kampus pada Rabu lalu.
Wakil Rektor Universitas Al Azhar Yusuf Amir meminta Indonesia mempersiapkan dengan baik calon dosen yang bakal mengajar di program studi tersebut. Sedangkan para mahasiswa yang memilih Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua diberikan kesempatan kuliah di Indonesia selama dua tahun.
"Sehingga ia dapat menguasai Bahasa Indonesia dari sumbernya,” tutur Yusuf.
Menurut Helmy, KBRI Kairo menggandeng tiga perguruan tinggi yang tergabung dalam Konsorsium Pengajaran Bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar. Tiga perguruan tinggi inilah yang menjadi pemangku kebijakan penyedia pengajar Bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar.
Tiga perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Helmy menerangkan bahwa Bahasa Indonesia dipakai oleh mayoritas bangsa Asia Tenggara yang penduduknya banyak beragama Islam. Di Asia Tenggara pula banyak muncul ulama dan pemikir Islam.
"Sayangnya karya-karya mereka belum banyak diketahui oleh para pemikir dunia Arab. Negara-negara di Asia Tenggara juga butuh ulama dan dai dari Al Azhar yang menguasai tradisi dan budaya setempat."
Sebelumnya, Universitas Al Azhar Mesir menambah kuota beasiswa bagi santri Indonesia yang ingin meneruskan pendidikan sarjana strata satu ke Kairo, Mesir. Bila jatah sebelumnya hanya 20, tahun ini Universitas Al Azhar menaikkannya menjadi 100.
50 untuk alumni Pondok Gontor dan 50 bagi pelajar se-Indonesia," kata Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Hamid Fahmi Zarkasy, Kamis, 25 Februari 2015.
Tambahan kuota beasiswa bagi pelajar itu, menurut Hamid , sesuai yang disampaikan Guru Besar Universitas Al-Azhar Prof.DR Ahmad Mohammad Ahmad Al Thoyyib saat berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor, Kamis siang. Para calon mahasiswa itu bisa masuk ke semua fakultas setelah melewati sejumlah tes administratif di Al Azhar.
Khusus bagi santri alumni Pondok Gontor mendapat tambahan beasiswa paling banyak lantaran kerjasama antara Al Azhar dan pesantren tersebut sudah terjalin cukup lama. Menurut Hamid, kongsi di bidang pendidikan antara kedua lembaga tersebut telah berlangsung di era 1950-an.(lia/sumber:tempo)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Jadikan Pekerja Tangguh, KAI Services Gelar Seminar Kesehatan Mental
- Rayakan Masa Liburan Sekolah Bersama Kids Fun Menu Persembahan Kuliner Kereta
- Atasi ODOL, Pemerintah Tekankan Solusi Bersama Demi Keselamatan di Jalan
- Polsek Bantargebang Tunjukkan Aksi Bela Diri Terbaik Dalam kejuaraan Kapolres Metro Bekasi Kota Cup
- Robot Humanoid hingga Robot Dog, Polri Tampilkan Inovasi Teknologi Jelang Hari Bhayangkara
- Anak Aniaya Ibu Kandung Gegara Gagal Pinjam Motor, Terancam 5 Tahun Penjara
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- Satpam Ikut Lomba PPB, Senam Tongkat dan Borgol di Polres Priok, Sambut Hari Bhayangkara ke 79
- Bhabinkamtibmas Pulau Pramuka Sambang Tokoh Masyarakat, Tegaskan Komitmen Cegah Premanisme dan Judi Online
