Ribuan Warga Demo Tolak Perubahan Nama Bandara Lombok
LOMBOK (aksi.id) – Ribuan masyarakat Lombok Tengah (Loteng), Nusa Tenggara Barat turun ke jalan dan berunjuk rasa menolak perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) menjadi Bandara Internasional Zainudin Abdul Majid di Kantor DPRD NTB, Senin.
Dalam orasinya para pengunjuk rasa secara tegas menolak pergantian nama BIL menjadi Bandara Internasional Zainudin Abdul Majid atau apapun.
Menurut koordinator aksi Lalu Hizzi dalam orasinya pergantian nama BIL tersebut kental dengan nuansa politik. Hizzi menyatakan nama BIL sebagai nama bandara di Lombok Tengah merupakan representasi Pulau Lombok dan NTB.
Hizzi juga mengatakan keputusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengganti nama BIL ada upaya pihak pihak tertentu untuk memanfaatkan momentum ini sebagai ajang politik. Karen itu, Hizzi menegaskan BIL merupakan harga mati.
“Jangan ada upaya tipu tipu dengan intrik intrik politik, BIL harga mati, tidak boleh ada yang merubah nama tersebut, apapun alasannya,” ujar Hizzi dalam orasinya.
Sejumlah perwakilan massa akhirnya diizinkan masuk ke gedung dewan untuk berdialog dengan pimpinan dan anggota DPRD NTB.
Ketua DPRD NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaeda menegaskan, apa yang menjadi aspirasi para pengunjuk rasa akan menjadi atensi DPRD NTB.
“Berikan kami kesempatan dan saya jamin tidak ada voting untuk keputusan soal bandara ini. Kami juga meminta sekaligus berharap, agar saudara-saudara (masyarakat Loteng) tetap menjaga kondusivitas daerah,” katanya.
Ribuan massa yang turut berunjukrasa juga terlihat menggunakan pakaian negeri sipil. Sebelumnya beredar himbauan agar PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk turun kejalan menolak perubahan nama BIL menjadi Bandara Internasional Zainudin Abdul Majid (Bizam).
Komentar Gubernur
Sebelumnya, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengemukakan perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid yang tidak lain merupakan pahlawan nasional adalah keputusan pemerintah pusat, bukan keputusan Gubernur atau Bupati.
“Keputusan mengganti nama bandara dengan nama Maulana Syeh bukan karena beliau pendiri NW atau apa, tapi karena penghargaan pemerintah pusat kepada beliau sebagai Pahlawan Nasional. Beliau milik kita semua bangsa Indonesia. Beliau bukan milik kelompok atau daerah tertentu. Beliau kebanggaan kita semua,” tegasnya.
Bang Zul sapaan akrabnya menyebutkan, sudah lazim di mana-mana nama bandara kebanggaan di ambil dari nama Pahlawan Nasional yang berasal dari daerah tersebut. Karena itu, ketika keputusan pemerintah pusat untuk mengganti nama bandara, sebagai yang muda dirinya sudah bersilaturahmi sekaligus meminta pendapat Bupati Lombok Tengah, H. Moh Suhaili FT terkait perubahan nama bandara tersebut.
“Beliau setuju dan sudah nggak ada masalah apa – apa. Permintaan beliau kalau berkenan katanya di eksekusi setelah Pilpres saja agar daerah kita aman dan kondusif,” ucap Zulkieflimansyah.
(fahri/sumber: antaranews.com).
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- KKP Tangkap Kapal Pengangkut Ikan Asal Filipina yang Rugikan Negara Rp1,4 Miliar
- Polri Siapkan 76.192 Personel Jaga Masjid hingga Objek Wisata saat Mudik Lebaran
- Ramadan Berkah, Polres Metro Bekasi Kota Bagikan Takjil Kepada Warga dan Pengguna Jalan
- Berikan Kenyamanan Pemudik, Pemkot Bekasi Benahi Jalur Mudik
- Mobil Dihantam KA di Perlintasan Sebidang Bulak Kapal Bekasi Timur, Pengemudi dan Penumpang Luka
- Korlantas Bakal Dirikan Pos Pantau di Titik Krusial Cegah Kepadatan Mudik Lebaran
- Korlantas Siapkan Strategi Antisipasi Kepadatan Pemudik di Jalur Penyeberangan
- 4 Jalan Tol Fungsional Dibuka Gratis saat Mudik Lebaran 2024
- Komisi VI DPR RI Apresiasi Kontribusi Aktif Jasa Raharja Dalam Setiap Momen Mudik Lebaran
- Jasa Raharja Gorontalo Sampaikan Rencana Aksi Pencegahan Kecelakaan Dalam Rapat FKLL di Satlantas Polres Bone Bolango