press enter to search

Selasa, 01/07/2025 05:04 WIB

AEE di Bandara Halim: Simulasi Pesawat Boeing 737-400 Tergelincir dan Terbakar

Dahlia | Kamis, 21/11/2019 13:03 WIB
AEE di Bandara Halim: Simulasi Pesawat Boeing 737-400 Tergelincir dan Terbakar Foto: istimewa

1021201910933

10212019102845

JAKARTA (aksi.id) – Bandara Halim Perdanakusuma menggelar latihan penanggulangan keadaan darurat/PKD (airport emergency exercise/AEE) 2019 bertajuk Rajawali Sakti VI, Kamis (21/11/2019).

Executive General Manager PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Halim Perdanakusuma, Nandang Sukarna, mengemukakan penanggulangan keadaan darurat (airport emergency plan) merupakan pelayanan untuk menyelamatkan jiwa dan harta dari kejadian dan atau kecelakaan pesawat di bandara dan sekitarnya sampai radius 5 mil atau sekitar 8 kilometer dari titk referensi bandara.

“Serta menyelamatkan jiwa dan harta dari kejadian, kcelakaan dan/atau kebakaran fasilitas di bandara,” ungkapnya di acara, yang dihadiri Danlanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI M Tonny Harjono, Deputy EGM, Surahmat dan ratusan pejabat serta petugas lainnya itu.

1021201995610

1021201991224

1021201910179

10212019101741

Nandang menuturkan sebanyak 320 personel dan 35 kendaraan terlibat latihan tersebut. Personel itu melibatkan seluruh unsur terkait di bandara dan unsur lainnya, seperti Ditjen Perhubungan Udara, KNKT, TNI AU, TNI AD, Polri, KKP, Basarnas, Dinas Perhubungan DKI, maskapai penerbangan, AirNav, Avsec, PKPPK, PMI, rumah sakit, puskesmas dan lainnya.

Skenario

Dalam latihan itu, diskenariokan pesawat Boeing 737-400 registrasi PK-PPK milik maskapai Rajawali Sakti dengan nomor penerbangan RS-2015 tujuan Bandara Halim dari Bandara Sultan Mahmad Badaruddin II Palembang. Pesawat itu membawa 100 penumpang dan kru.

Pada pukul 09.00, pilot menghubungi menara kontrol (tower) Bandara Halim untuk mendarat di runway 24. Kondisi cuaca hujan lebat dan jarak pandang (visibility) di bawah 500 meter dan runway basah.

Petugas tower lalu menginstruksikan pilot untuk holding pada area atau ketinggian tertentu menunggu hujan reda. Setelah itu, visibility 1.000 meter dan runway basah.

Saat mendarat, pesawat mengalami overrun pada ujung runway 24, ke luar landasan sejauh satu meter dan roda depan (nose wheel) terbenam 50 sentimeter. Akibatnya engine menyentuh runway dan terjadi gesekan menimbulkan percikan api sehingga pesawat terbakar.

Penumpang memyelamatkan diri melalui pintu darurat dan jendela. Proses evakuasi dilakukan dan teridentifikasi korban selamat 64 orang, 21 luka ringan, 12 luka berat, dan tiga meninggal.

Dampak dari kejadian tersebut, sejumlah penerbangan ditunda, dibatalkan dan dialihkan.

Setelah mendapat laporan dari petugas ATC, EGM Bandara Halim sebagai ketua komite langsung mengaktifkan Airport Emergency Committee, terdiri dari direksi PT Angkasa Pura II, Kemenhub, KNKT, dan maskapai penerbangan. Ketua komite lalu menyatakan keadaan darurat. (fahmi/bondan/aw).