Balitbanghub Rekomendasikan Seaplane, Wing In Ground Effect dan Bus Tanah Air

JAKARTA (aksi.id) – Dalam menggenjot angkutan penumpang, barang dan wisata, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Kememterian Perhubungan merekomendasikan pemakaian sejumlah alat transportrasi, yang dapat beroperasi multiguna yakni bus tanah air, wing in ground effect craft serta seaplane.
Rekomendasi itu muncul dari hasil penelitian Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan Balitbanghub serta dipaparkan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Strategi Penyelenggaraan Transportasi Laut Bersubsidi bagi Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan, Kamis (28/11/2019).
Dalam Focus Group Discussion (FGD), yang dipimpin Kepala Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan Balitbanghub, Capt. Sahattua Simatupang, dihadiri pula Kepala Puslitbang Transportasi antar Moda, M Yugi Hartiman, serta Sekbalitbanghub Rosita Sinaga.
Enam hasil penelitian. disampaikan Frits Blessing, Johny Malisan, Edward Marpaung, Paulus Raga, Dedy Arianto dan Syafril KA. Sedangkan pembahas dari Ditjen Perhubungan Laut, Kepala Dinas Perhubungan Maluku, Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, STIP, ALFI, DPP Pelra, operator serta Chairman BeritaTrans.com dan Aksi.id.
Hasil penelitian di tiga destinasi wisata yakni Danau Toba, Wakatobi dan Samarinda, memperlihatkan tetap digunakannya sarana transportasi eksisting yakni kapal ferry dan speedboat. Namun untuk mempercepat mobilitas dan efisiensi, maka dibutuhkan sarana angkutan berupa bus tanah air, wing in ground effect craft (kapal terbang rendah di atas permukaan air), serta seaplane (pesawat terbang air).
Di Danau Toba, dapat menggunakan bus tanahy air, wing in ground effect craft serta seaplane. Untuk alternatif transportasi lebih terkini, terutama dari Bandara Silangit, kebutuhan bus tanah air akan menjadi bagian yang dapat dikatakan praktis, mengingat perjalanan dapat ditempuh melewati jalan raya tanpa halangan menuju Balige dan dapat langsung berlayar layaknya seperti kapal ferry atau kapal motor lainnya tanpa harus mengganti moda darat ke moda air.
Di Wakatobi, dapat menggunakan bus tanah air, wing in ground effect craft serta seaplane. Alternatif penggunaan transportasi untuk pertimbangan daerah kepulauan yang luas, dapat menggunakan wing in ground effect craft untuk antarpulau. Dari Kendari dapat langsung menuju seluruh kawasan Wakatobi. Traveler bahkan bisa langsung snorkling, karena kecepatan dan waktu perjalanan cukup singkat serta nyaman.
Bus tanah air, wing in ground effect craft serta seaplane juga dapat dimanfaatkan di Samarinda. Penggunaan bus tanah air cocok untuk kawasan darat yang didominasi jalan raya dan sungai. Bus Tanah air memiliki ukuran dimensi tidak terlaly besar, sehingga tidak banyak menyita area perairan, yang padat dengan aktifitas pelayaran, termasuk tongkang bermuatan batu bara.
(omy).
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Dukung Integrasi Pembayaran, KMT Kini Dapat Digunakan untuk Angkutan Perkotaan di Depok dan Cikarang
- AirNav Indonesia dan BSSN Perkuat Keamanan Sistem Navigasi Udara Lewat Kolaborasi Strategis
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Gelar Patroli Malam Perintis Presisi, Sasar Kenakalan Remaja, Narkoba, Miras hingga Premanisme
- KAI Services Berbagi Kebahagiaan dengan para Pekerja di HUT ke 22 Tahun
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Amankan Kunjungan Gubernur DKI Jakarta ke Pulau Kelapa, Tanam Mangrove hingga Serahkan Bibit Ikan
- Pembinaan Rohani Dan Mental, Tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
