press enter to search

Rabu, 02/07/2025 07:43 WIB

Strategi il Nerazzurri di Transformasi Digital Bandara Soetta

| Selasa, 10/12/2019 06:21 WIB
Strategi il Nerazzurri di Transformasi Digital Bandara Soetta

TANGERANG (aksi.id) – Seperti strategi total football dikombinasikan dengan Cattenacio oleh il Nerazzurri, PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tahun 2016 all out alias habis-habisan menggelar transformasi digital guna mempercepat peningkatan standar operasional dan pelayanan di bandara-bandara kelolaannya.

Strategi habis-habisan menggeber transformasi digital itu, BeritaTrans.com dan Aksi.id menilai mirip dengan strategi Inter Milan bila menerapkan total football khas Belanda dengan Cattenacio, yang merupakan teknik paling keren di klub Italia tersebut.

Transformasi digital yang dilakukan ini juga sejalan dengan upaya perseroan menjadi The Best Smart Connected Airport Operator in The Region.

Selain itu, digitalisasi di bandara bertujuan untuk mengakomodir kebutuhan traveler atau penumpang pesawat saat ini yang sekitar 60-70% berasal dari kalangan milenial.

Adapun Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) yang merupakan bandara terbesar di Indonesia dan salah satu tersibuk di dunia, menjadi tempat dalam mengembangkan platform digital kebandarudaraan sebelum nantinya digunakan di bandara lain.

IMG-20191209-WA0084

Konsep yang dikembangkan di PT Angkasa Pura II disebut dengan “Digitally Ready Enterprise” dengan mengedepankan pemanfaatan state of the art technology dalam implementasi transformasi digital perusahaan.

Sejumlah konsep atau produk telah dilahirkan dari transformasi digital yang dijalankan PT Angkasa Pura II dan sudah diimplementasikan di Bandara Soekarno-Hatta untuk aspek operasional dan pelayanan.

Untuk aspek operasional, ketersediaan infrastruktur/fasilitas atau produk tersebut antara lain:

Airport Operation Control Center (AOCC)

Gedung AOCC terletak di kawasan perkantoran Soekarno-Hatta, dilengkapi dengan perangkat dan perlengkapan modern guna memantau seluruh aktivitas bandara.

Personel AOCC berasal dari PT Angkasa Pura II, maskapai, ground handling, Otoritas Bandara, Bea dan Cukai, Imigrasi, Karantina, dan AirNav. Seluruh stakeholder berkolaborasi di AOCC untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi penerbangan. Pada intinya, AOCC merupakan wadah kolaborasi di antara stakeholder sehingga tercipta Airport Collaborative Decision Making (ACDM).

Terminal Operation Center (TOC)

TOC terletak di setiap terminal, yaitu Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 dan Terminal Kargo. Fungsi dari TOC adalah sebagai pos komando terintegrasi guna memastikan fungsi dari masing-masing unit seperti keamanan, operasional dan pelayanan dapat berjalan maksimal di setiap terminal. Personil TOC selalu berkoordinasi dengan AOCC guna menjamin kelancaran operasional bandara. 4 TOC di Bandara Internasional Soekarno Hatta ini mengandalkan keberadaan 2.000 CCTV yang beroperasi dalam 24 Jam.

iPerform App

IMG_20191209_232348

Manajemen PT Angkasa Pura II kini memiliki platform aplikasi iPerform di iOS dan android yang hanya dapat diakses oleh kalangan internal dan menjadi alat bantu operasi internal. Aplikasi ini dapat membantu memantau aktivitas di bandara seperti status parking stand, garbarata, data TOC, toilet, hingga terkait bisnis.

Melalui iPerform, pengoperasian bandara dapat menjadi lebih mudah serta memastikan keberlangsungan pelayanan prima kepada seluruh pengguna jasa di bandara.

Tidak kalah di aspek operasional, di aspek pelayananpun juga didorong pemanfaatan teknologi digital dalam peningkatan customer experience di bandara.

Konsep Airport Digital Journey Experience juga menjadi proses pelayanan yang memperhatikan aspek pre-journey, on-journey dan post-journey. Beberapa diantaranya adalah :

Contact Center 138

Layanan contact center 138 menjadi pusat pengendali layanan dan response kepada pelanggan melalui phone-in service, Whatsapp Messengers dan juga social media. Bekerja dalam 7 hari dalam seminggu dan 24 jam dalam 1 hari, contact center agent selalu meresponse kebutuhan masyarakat untuk layanan jasa kebandarudaraan.

Digital Officer with Digital Device (DODD)

DODD, lebih dikenal dengan Petugas DiLan (Digital Melayani), merupakan personil PT Angkasa Pura II yang dilengkapi gadget digital supaya dapat dengan cepat menangani permasalahan di lapangan atau memberikan solusi atas pertanyaan pertanyaan penumpang pesawat mau pun pengunjung bandara.

Personel yang menjadi DODD berasal dari Terminal Services, Aviation Security, dan Safety, Risk & Quality Control. Di setiap gadget personil DODD terdapat aplikasi iPerform, Indonesia Airports, Flight Management Module, dan lainnya.

Self Boarding Gate

PT Angkasa Pura II telah menyediakan self boarding gate di Terminal 3 Soekarno-Hatta agar operasional maskapai dapat lebih efisien dan efektif, selain tentunya memastikan proses boarding berjalan teratur.

Autogate dan E-Ticket di Shelter Bus

Digitalisasi juga digeber di layanan bus melalui autogate dan e-ticket di shelter bus Bandara Soekarno-Hatta. Autogate akan mengatur antrian penumpang untuk naik ke bus, dan e-ticket dapat menyederhanakan proses pembelian tiket di samping juga membuat operasional operator bus dapat lebih efisien.

Self Check-in Kiosk dan Self Baggage Drop

Adanya mesin self check-in kiosk dan self baggage drop membuat traveler lebih mudah dan cepat dalam memproses keberangkatan. Adanya kedua mesin ini merupakan salah satu upaya menciptakan pengalaman perjalanan yang bebas ribet (hassle free service).

Sementara itu untuk aspek pelayanan lainnya, konsep atau produk yang telah diimplementasikan di Bandara Internasional Soekarno Hatta antara lain:

i-Millennial Airport Travel Experience Lounge (iMATE Lounge)

iMATE Lounge merupakan tempat bagi traveler untuk menikmati berbagai layanan berbasis digital mulai dari virtual assistant, digital wayfinding, informasi pariwisata, hingga berbagai kebutuhan lainnya. iMATE Lounge bagaikan one stop service dan one stop solution bagi traveler di bandara bandara PT Angkasa Pura II.

IMG_20191209_232303

Travel Assistant System Angkasa Pura II (Tasya)

Tasya adalah layanan berbasis chat dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence), yang dapat menemukan solusi atas kebutuhan, keluhan, atau pertanyaan dari traveler.

Tasya dapat memberikan sejumlah informasi diantaranya informasi mengenai proses check-in, mulai dari check-in island hingga Boarding Gate, cukup dengan menuliskan flight number; fasilitas-fasilitas yang ada di bandara seperti tenant, prayer room, free charging spots, dan lainnya; informasi mengenai event-event yang akan di selenggarakan di Indonesia; dan menyediakan seluruh channel Contact Center Angkasa Pura II mulai dari nomor telepon, e-mail, media sosial dan juga website korporasi.

Layanan Tasya ini dapat ditemukan di aplikasi Indonesia Airports dan E-kiosk di terminal.

Indonesia Airports Apps

Aplikasi ini bisa diunduh di iOS dan android, berisi tentang berbagai kebutuhan traveler semisal mobile check-in, concierge express, jadwal penerbangan, hingga informasi terkait transportasi publik, layanan Tasya, dan sebagainya.

IMG_20191209_234041

Melalui pemanfaataan Indonesia Airports App, dalam praktiknya menjadikan pelayanan bandara ada di dalam genggaman (airport in your hand).

Airsport Arena

Tempat khusus bermain game online yang dilengkapi kursi dan meja khusus bermain game, headset, hingga Wifi berkecepatan tinggi sehingga memastikan koneksi tetap stabil dan tidak terputus.

Digital Droid

PT Angkasa Pura II kini juga memiliki robot bernama Dilo yang bertugas layaknya personil customer service, sekaligus menghibur traveler melalui program multimedia seperti musik, video, suara, dan lain IMG_20191210_053650

 

Sleeping Pod

Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki fasilitas sleeping pod di boarding lounge Terminal 3, yang dapat digunakan traveler untuk tidur atau beristirahat dengan nyaman dan aman di dalam pod canggih tersebut.

Capsule Hotel

Terminal 3 Soekarno-Hatta kini juga memiliki hotel kapsul yang dapat digunakan untuk beristirahat dengan hitungan jam hingga bermalam. Di setiap kapsul canggih itu terdapat hiburan tv kabel, penyejuk udara, dan fasilitas lainnya. Capsule Hotel saat ini dikenal juga sebagai Digital Hotel karena fasilitas digitalnya yang memberikan “new experience” bagi para pelanggannya.

Concierge Express

Ini adalah salah satu layanan yang paling banyak diminati oleh traveler di Soekarno-Hatta. Layanan ini dapat dipesan melalui aplikasi Indonesia Airports. Petugas Concierge Express menjadi solusi terhadap kebutuhan baggage handling di dalam gedung terminal.

Crowded Management System Display

Perangkat yang tersedia di dalam terminal ini dapat memberikan informasi mengenai berapa lama waktu tempuh bagi traveler untuk menuju ke suatu lokasi di dalam terminal dengan berjalan kaki.

Digital Way Finding

Apabila ingin cepat menuju suatu lokasi atau tenant di dalam terminal, traveler dapat mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Digital Way Finding. Perangkat ini tersedia di dalam terminal.

Digital Map

Perangkat ini menampilkan secara lengkap area, tenant, dan setiap ruangan yang ada di terminal.

Automatic Robot Cleaner

IMG_20191210_053735

Dengan luasan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta diatas 300.000 meter persegi dibutuhkan mesin pembersih gedung (building cleaner) yang mampu meng-cover luasan tersebut dengan cepat.

Saat ini sudah dioperasikan satu unit automatic robot cleaner yang menggantikan fungsi manusia di Terminal 3. Kelebihan dari Automatic Robot Cleaner adalah mampu mengcover luasan tertentu, lebih cepat, berulang dan tentu saja lebih nyaman penggunaannya.

Baggage Handling Monitoring System

Sistem ini dapat menampilkan status pergerakan bagasi melalui CCTV yang dimonitor langsung oleh passengers dari pesawat sampai ke break down area. Termonitor juga berapa lama first bag dan last bag yg akan sampai ke belt conveyor dgn time counter display.

Rencananya, di tahun 2020, implementasi “smart and connected airport” di PT. Angkasa Pura II akan terus berlangsung dan mulai memasuki era baru dengan pemanfaatan big data analytics, virtual reality dan artificial intelligence.

Manajemen PT Angkasa Pura II memahami bahwa era disrupsi di bandara kedepan, bukan hanya berdampak kepada disrupsi teknologi tetapi sekaligus juga membawa dampak terhadap disrupsi regulasi kebandarudaraan dan disrupsi kompetensi SDM pengelola bandara.

(awe).