Di FGD Balitbanghub: Arus Logistik Tumbuh Pesat, Terminal Kargo Internasional dan Transshipment akan Dibangun di Bandara Ngurah Rai

BADUNG (aksi.id) – Fasilitas kargo internasional dan transshipment dalam pengembangan Bandara Ngurah Rai, Bali, di lahan reklamasi. Fasilitas itu dibangun untuk mengakomodir pertumbuhan logistik di bandara kelolaan PT Angkasa Pura I tersebut.
Pembangunan fasilitas itu diungkapkan General Manager Bandara Ngurah Rai Herry AY Sikado pada Focus Group Discussion (FGD), yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Kementerian Perhubungan, Rabu (11/12/2019).
Dalam FGD bertajuk Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Kargo Udara Transshipment di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, itu Herry mengemukakan dalam rencana pengembangan bandara ditetapkan terminal kargo domestik akan memanfaatkan area kargo internasional eksisting seluas 7.369 meter.
Terminal kaego internasional dan transshipment akan dibangun di atas lahan reklamasi. Terminal kargo internasional akan dibangun seluas 7.315 meter, sedangkan transshipment seluas 6.400 meter.
Pembangunan terminal kargo itu, Herry menjelaskan untuk mengakomodir pertumbuhan pesat lalu lintas kargo sejak tahun 2015. Pada tahun 2015 tercatat kargo total 54.473.222 kilogram, tahun 2016 56.753.681 kilogram, 2017 57.230.907 kilogram dan 2018 sebanyak 61.147.777 kilogram.
Ada tiga operator dan mitra kargo di Bandara Ngurah Rai yakni PT Angkaaa Pura Logistik, PT Jasa Angkasa Semesta dan PT Khrisna Multi Sarana Indonesia.
Dalam konteks kargo transshipment, dia mengutarakan perlu adanya aturan oleh Kementerian Perhubungan. Selain itu, penyusunan rencana induk (Master Plan) kargo udara transshipment agar disesuaikan dengan master plan pengembangan Bandara Ngurah Rai.
Sugihardjo: Laba Besar
Sebelumnya Kepala Balitbanghub Kementerian Perhubungan (Balitbanghub), Sugihardjo, saat membuka FGD, mengemukakan Bandara Ngurai Rai berpotensi mengembangkan transit logistik karena adanya 48 rute penerbangan internasional dengan 37 operator.
Berbasis kajian Pustlibang Transportasi Udara Balitbanghub , maka menggenjot transshipment akan menghasilkan laba bersih Rp46 miliar untuk PT Angkasa Pura I dan Rp25 miliar untuk operator setiap tahun.
Potensi laba itu masih menggunakan pendekatan supply chain biasa, belum e-commerce. Bila mengkombinasikan dengan e-commerce maka laba bersih akan membengkak. “Potensi laba tersebut berdasarkan analisis keekonomian tahap awal dalam hasil survei,” tuturnya.
Dia mengutarakan dalam analisis permintaan digelar model statistik permintaan transshipment 10 tahun ke depan di Bandara Ngurai Rai, dengan survei terhadap ratusan pelaku usaha. (awe).
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
- KAI Logistik Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Pengiriman Motor Selama Libur Panjang dan Tahun Ajaran Baru
- Catat Pertumbuhan 41% hingga Mei 2025, KAI Logistik Perluas Jangkauan Logistik Lintas Pulau Hingga ke Jayapura
- Skandal Upah dan PHK di Perum Percetakan Negara RI: Direksi PNRI Terancam Dilaporkan ke Polisi
- Aksi Bela Diri IPDA Hari Saktiawan Polsek Bantargebang Bikin Penonton Tegang
- Perluas Layanan, Transjakarta Resmikan Rute Terminal Bekasi-Dukuh Atas
- Rayakan HUT ke-22 KAI Services, Kuliner Kereta Hadirkan Promo Happy Culinary
