Rumah Sakit Indonesia di Rakhine Diserahkan ke Myanmar
JAKARTA (Aksi.id) - Pemerintah Indonesia menyerahkan Rumah Sakit (RS) Bantuan Indonesia di distrik Myaung Bwe, Negara Bagian Rakhine, kepada pemerintah Myanmar.
Duta Besar RI untuk Myanmar, Iza Fadri, menuturkan pembangunan rumah sakit tersebut merupakan hasil kesepakatan antara Presiden Myanmar U Htin Kyaw dan Wakil Presiden Indonesia saat itu, Jusuf Kalla, di sela-sela KTT Asia-Europe Meeting (ASEM) di Mongolia pada pertengahan 2016 lalu.
Melalui pernyataan KBRI di Yangon, proyek ini merupakan kolaborasi antara sejumlah organisasi kemanusiaan Indonesia seperti MER-C, Palang Merah Indonesia (PMI), hingga komunitas masyarakat seperti Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi).
Indonesia menuturkan pembangunan rumah sakit itu ditujukan untuk membantu komunitas di Rakhine.
"RS ini membawa pesan penting bahwa kedua agama yaitu Islam dan Budha dapat bekerja sama. RS ini diharapkan bukan hanya dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat di kawasan Myaung Bwe, tapi juga sekaligus mempromosikan perdamaian antara umat Muslim dan Budha serta komunitas lainnya di Rakhine," demikian bunyi pernyataan KBRI Yangon, yang diterima Rabu (11/12).
Iza mengatakan RS ini juga merupakan simbol perdamaian dan persahabatan antara Indonesia-Myanmar terutama dalam menyambut 70 tahun hubungan bilateral.
Rumah sakit itu terdiri dari bangunan utama seluas 2.214 meter persegi dengan luas tanah 4.644 meter persegi. Bangunan tersebut mencakup ruang-ruang utama di rumah sakit seperti ruang operasi, UGD, ruang pindai sinar X (X-Ray).
Kementerian Kesehatan Myanmar menjadi perwakilan untuk menerima rumah sakit tersebut. Myanmar menyatakan Rumah Sakit Bantuan Indonesia itu sebagai percontohan di Rakhine dari segi pelayanan medis dan manajemen.
Negara bagian Rakhine bergejolak akibat krisis kemanusiaan yang terjadi terhadap etnis minoritas Rohingya pada pertengahan 2017 lalu.
Kekerasan dan persekusi yang diduga dilakukan militer Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya itu memicu gelombang pengungsi ke Bangladesh.
Hingga kini diperkirakan masih ada 1 juta etnis Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di perbatasan Bangladesh seperti Cox`s Bazar. Di sisi lain, konflik berkecamuk di wilayah itu karena pemberontakan suku asli Rakhine terhadap pemerintah Myanmar. (ds/sumber CNN)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Arus Balik Kendaraan Masih Normal, Korlantas Tunda Rekayasa One Way
- Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024
- Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung, Jasa Raharja Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Tinjauan ke Pelabuhan Panjang dan Bakauheni
- Tembus 31 Ribu Lebih Pengguna KRL Jabodetabek Turun Di Stasiun Bogor, KAI Commuter Imbau Selalu Awasi Anak dan Barang Bawaan
- Jasa Raharja Serahkan Santunan Korban Kecelakaan di KM 370 A Tol Batang-Semarang
- Normalisasi Terus Dilakukan, Jalur Rel Sudah Bisa Dilalui Dua Arah
- Masih Terus Meningkat, Lebaran Hari Keempat Pengguna Commuter Line di Wilayah 6 Yogyakarta Tembus 300 Ribu Lebih
- Begini Situasi Hari Pertama Arus Balik Lebaran 2024
- Kakorlantas Polri Patroli Bersama Tim Urai Tinjau Puncak Arus Balik Lebaran
- Turut Serta Lepas Arus Balik One Way, Rivan A. Purwantono Imbau Pemudik Kooperatif Ikuti Arahan Petugas