press enter to search

Jum'at, 04/07/2025 11:13 WIB

Didukung Ibunda, Pramugari Batik Air ini Tuntaskan Misi Penyelamatan WNI dari China

Dahlia | Minggu, 16/02/2020 21:17 WIB
Didukung Ibunda, Pramugari Batik Air ini Tuntaskan Misi Penyelamatan WNI dari China Indah Nurfitri Djufri, salah satu pramugari yang terpanggil untuk misi kemanusiaan dan siap layani penumpang, termasuk mengevakusi WNI yang terdampak karena virus corona di Wuhan, China.

JAKARTA (aksi.id) – Upaya dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan adalah merupakan tugas awak pesawat, terutama maskapai Batik Air.

20200216_041251_crop_89

Adalah Indah Nurfitri Djufri, salah satu pramugari yang terpanggil untuk misi kemanusiaan dan siap layani penumpang, termasuk mengevakusi WNI yang terdampak karena virus corona di Wuhan, China.

“Pas masuk pertama sekali (penumpang) dalam pesawat, sebelumnya ekspert dari kami para crew mungkin wajah mereka takut sedih tapi setelah bertemu dengan mereka ternyata melihat wajah mereka yang ceria-ceria, mungkin kayak bangga, bahagia pengen pulang, itu membuat semangat pada diri kami, bahwa kami harus sukseskan misi kemanusiaan ini dengan baik,” ungkapnya saat penyambutan kepulangan kru Batik Air di Jakarta, Sabtu (15/2/2020).

Keberanian wanita berumur 22 tahun itu memang sangat luar biasa untuk pengalaman pertama. Dia selalu menyatakan siap menghadapi segala kemungkinan ancaman yang mungkin terjadi pada perjalanan itu.

“Pertama kali kami mendapatkan kabar bahwa kami harus menjalankan observasi selama 14 hari pertama pas masih di Jakarta ya kami harus siap dan menyatakan bahwa kami mau menjalankan tugas tersebut jadi kami harus siap menerima segala konsekuensinya,” ungkap gadis asal Manado itu.

Meski banyak melakukan kegiatan positif, seperti berolah raga dan komunikasi aktif sesama pengungsi dan bernyanyi selama masa observasi dia mengaku tidak pernah putus kontak dengan pihak keluarganya yang ada di Manado.

Dari keterangan wanita cantik itu, pihak keluargapun sangat mendukungnya untuk melakukan misi dan menjalani masa observasi 14 hari selama Natuna, Kepulauan Riau.

“Keluarga saya terutama mama, waktu itu aku langsung telepon mama minta izin langsung bilang ‘kak bismillah langsung jalankan’ gitu,” ceritanya.

Meski Wuhan menjadi kota yang sangat menakutkan, Indah bersama awak pesawat lain, selalu berfikir positif tentang daerah yang terjangkit penyakit yang sangat mematikan tersebut.

Saat ini dia dan 17 orang crew Batik Air dengan pesawat Airbus 330-300CEO, diberikan kompensasi libur selama sepekan. Dan Indah harus pelang ke kampungnya untuk bertemu dengan keluarga.

Dalam tindakan pencegahan virus dimaksud pada operasional penerbangan, Batik Air menerapkan rekomendasi dengan menyediakan dan melakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) sesuai prosedur yang berlaku serta menyediakan dan menggunakan masker dan alat pelindung diri (APD), sarung tangan (hand gloves) dan cairan/ gel pembersih tangan (hand sanitizer) guna antisipasi serta preventif.

“Kontak sama penumpang tidak ada masalah karena kita sudah dilengkapi alat pelindung diri (APD) dimulai dari kepala sampai kaki semunya terlindungi dan sudah melakukan simulasi terlebih dahulu,” kata Indah.

Disinggung mengenai harapannnya dari perusahan dan pemerintah dirinya tidak pernah kapok dan akan siap pada semua misi lainnya yang diberikan perusahaan. (fahmi)