press enter to search

Jum'at, 29/03/2024 20:25 WIB

Gunung Merapi Meletus, Warga Selo Boyolali Tetap Beraktivitas, Sekolah Tak Libur

Redaksi | Selasa, 03/03/2020 09:34 WIB
Gunung Merapi Meletus, Warga Selo Boyolali Tetap Beraktivitas, Sekolah Tak Libur Sejumlah siswa berangkat sekolah menggunakan masker saat hujan abu di SD Kaliurang, Sleman. (ist)

BOYOLALI (Aksi.id) - Warga Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tetap beraktivitas seperti biasa setelah erupsi Gunung Merapi terjadi pada Selasa (3/3).

Menurut Kepala Desa Klakah, Marwoto membenarkan telah terjadi erupsi Gunung Merapi sekitar pukul 05.30 WIB. Asap tebal terlihat jelas dari Desa Klakah Kecamatan Selo Boyolali.

"Kami kemudian menuju Dukuh Sumber yang paling tinggi di Desa Klakah, untuk mengondisikan warga setempat. Warga tetap waspada meski mereka melakukan aktivitas seperti biasa," kata Marwoto.

Menurut dia, hujan abu di Dukuh Sumber Desa Klakah tidak terkena dampaknya akibat erupsi Merapi. Abu terlihat masih tipis di atasnya kawasan Sumber.

"Dukuh Sumber Klakah ini, permukiman yang paling atas atau berjarak sekitar 3,4 kilometer dari puncak Merapi masih terkendali aman dan tidak terjadi hujan abu," katanya.

Para pelajar tetap pergi ke sekolah, sementara warga bekerja atau berladang seperti biasa. Kawasan Sumber Klakah tidak terjadi hujan abu dan arah angin ke utara, sedangkan Klakah berada di bagian barat gunung.

Kades Jrakah Kecamatan Selo Tumar mengatakan peristiwa erupsi Gunung Merapi terlihat dari Jrakah mengeluarkan seperti kilat-kilat kemudian disusul asap tebal membumbung tinggi keluar dari puncak, pada Selasa pagi.

Namun di Desa Jrakah tidak terjadi hujan abu. Masyarakat juga melakukan aktivitas seperti biasa. Warga tetap waspada meski mereka bekerja sebagai petani di ladangnya.

Di Kota Boyolali justru terjadi hujan abu tipis, tetapi kemudian tertutup air hujan gerimis yang turun di wilayah itu, sehingga warga tidak merasakan dampaknya. Hujan abu juga terjadi di wilayah Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali atau bagian sisi utara Merapi.

Menurut salah satu warga Jalan Merbabu Boyolali, Yuli, dampak erupsi Merapi di Kota Boyolali terjadi hujan abu tipis, tetapi hilang begitu saja akibat hujan gerimis di wilayah itu, sehingga warga setempat tidak begitu merasakan.

BPPTKG

@BPPTKG
Trjd erupsi di G #Merapi tgl 03-03-2020 pkl 05.22 WIB. Erupsi terctt di seismgrm dgn ampl 75 mm & durasi 450 detik. Trmti tgi kolom erupsi ± 6.000 meter dr puncak & AP gugrn ke arah hulu K. Gendol dgn jrk max. 2 km.  Arh angin saat erpsi ke Utara.#statuswaspada sjk 21 Mei 2018

Tak Ada Hujan Abu

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan erupsi Gunung Merapi tidak menimbulkan hujan abu di wilayah Sleman.

"Hasil pantauan TRC BPBD Sleman di wilayah Kabupaten Sleman nihil terjadi hujan abu," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman.

Menurut dia, BPBD Sleman juga sudah melakukan droping 1.000 pcs masker untuk kesiapsiagaan warga Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul dan Srunen, Di Desa Glagaharjo Cangkringan.

"Saat ini warga masyarakat di lereng Gunung Merapi Sleman tetap beraktivitas normal seperti biasanya," katanya.

Ia mengatakan, situasi saat ini juga kondusif dan terkendali aman.

Sebelumnya BPPTKG Yogyakarta menyebutkan terjadi letusan Gunung Merapi pada pukul 05.22 WIB dengan tinggi kolom asap 6.000 meter.

Saat ini status Gung Merapi masih pada Level II (Waspada), dengan potensi ancaman bahaya berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.

Area dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi diimbau agar tidak ada aktivitas manusia. Masyarakat diminta mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif. (ds/sumber CNNIndonesia.com/antara)