press enter to search

Sabtu, 20/04/2024 02:18 WIB

Lockdown Corona, India Gelontorkan Stimulus Rp360 Triliun Bantu Warga Miskin

Dahlia | Jum'at, 27/03/2020 12:57 WIB
Lockdown Corona, India Gelontorkan Stimulus Rp360 Triliun Bantu Warga Miskin Foto:istimewa

NEW DELHI (aksi.id) – Pemerintah India menerbitkan paket stimulus ekonomi senilai 22,6 miliar dolar AS (setara Rp360,5 triliun) untuk menahan laju dampak dari pandemi virus corona (Covid-19). Paket itu antara lain mencakup bantuan langsung tunai (BLT) dan jaminan keamanan pasokan pangan untuk jutaan orang miskin yang terdampak kebijakan lockdown (penguncian wilayah) secara nasional.

Paket stimulus itu diumumkan pada Kamis (27/3/2020), dua hari setelah Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan lockdown selama 21 hari untuk melindungi 1,3 miliar penduduk negara itu dari virus corona Wuhan. Kebijakan lockdown telah memicu kesulitan pasokan kebutuhan pokok di tengah masyarakat India, di samping menimbulkan pembelian barang-barang dalam kondisi panik (panic buying).

Kebijakan itu juga membuat kaum pagawai rendah dan buruh harian menjadi kelompok paling rentan. Karenanya, pemerintah bakal menyalurkan 5 kg gandum atau beras kepada setiap penduduk secara gratis setiap bulan. Selain itu, setiap keluarga berpenghasilan rendah juga akan mendapat 1 kg kacang-kacangan setiap bulan. Kebijakan itu diharapkan akan membantu memberi makan sekitar 800 juta orang miskin selama tiga bulan ke depan.

Pemerintah juga berencana membagikan gas tabung untuk memasak secara gratis kepada 83 juta keluarga miskin. Juga ada transfer tunai satu kali sebesar Rp212.000 per kepala untuk 30 juta lansia, di samping Rp106.000 per kepala per bulan untuk 200 juta perempuan miskin selama tiga bulan ke depan.

“Kami tidak ingin ada yang kelaparan,” ujar Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman dalam konferensi pers yang dikutip Aljazirah, Kamis (26/3/2020).

Pemerintah juga menjabarkan rencana asuransi kesehatan senilai 5 juta rupee (sekitar Rp1 miliar) untuk setiap petugas kesehatan garis depan, mulai dari dokter, perawat, dan paramedis hingga mereka yang terlibat dalam layanan sanitasi. Akan tetapi, beberapa ekonom menilai rencana itu mungkin tidak cukup untuk mendukung perekonomian negara selama beberapa bulan ke depan. Kebijakan lockdown mereka anggap bisa merugikan India dalam hal pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi India turun menjadi 4,7 persen pada kuartal terakhir 2019 (Oktober-Desember), terendah dalam lebih dari enam tahun ini. Ekonom memprediksi angka itu akan turun lagi menjadi 2,4 persen pada Januari-Maret ini.

Menteri Keuangan Sitharaman tidak memberikan penjelasan secara perinci tentang bagaimana paket stimulus ekonomi itu akan didanai. Apalagi, kondisi fiskal India selalu mengalami defisit. Menurut rencana, paket itu akan mulai diberlakukan per 1 April nanti. (lia/sumber:inews)