press enter to search

Kamis, 28/03/2024 16:35 WIB

Bikin Geger Warga Bogor, Suami Istri Positif Corona Mondar-mandir di Perumahan

Redaksi | Selasa, 31/03/2020 19:04 WIB
Bikin Geger Warga Bogor, Suami Istri Positif Corona Mondar-mandir di Perumahan Ilustrasi. (ist)

BOGOR (Aksi.id) - Warga Perumahan Bogor Kemang Residence (BKR) di Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, cemas. Kecemasan itu melanda mereka karena ada pasangan suami-istri (pasutri) di perumahan itu yang positif COVID-19, tapi tidak dirawat di rumah sakit rujukan alias masih mondar-mandir saja.

"Pasien meskipun sudah dinyatakan positif (corona), tapi masih di rumah. Alasannya pihak Puskesmas belum dievakuasi, semua rumah sakit penuh," kata Kepala Desa Tegal Kasim Sunardi, Selasa (31/03).

Kasim mengatakan, pasutri itu tinggal di salah satu rumah di kompleks bersama dua anaknya. Masing-masing anaknya berusia 10 tahun dan 4 tahun. Pasutri itu dinyatakan positif corona dari rapid test yang digelar di Puskesmas Jampang pada 29 Maret 2020.

Dua anak pasutri itu negatif corona. Lebih lanjut Kasim mengatakan pasutri itu sebelumya menjadi orang dalam pemantauan (ODP) terkait corona. Musababnya, suaminya itu memiliki riwayat perjalanan dari Bangladesh dan transit di Thailand.

Pada awal Maret, suami itu sempat dikarantina. Namun, Kasim tak tau di mana lokasi karantina. Kemudian pada 9 Maret 2020, suami itu pulang ke Bogor setelah dinyatakan negatif corona. Meski demikian, statusnya masih ODP.

Selang 20 hari kemudian, pada 29 Maret 2020, suami dan istrinya itu menjalani tes corona dengan rapid test di Puskesmas Jampang. Hasilnya, pasutri itu positif. Namun, bukannya dibawa ke rumah sakit, pasien itu malah kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa.

Kepala Puskesmas Jampang Vera Linda membenarkan bahwa pasutri itu positif corona. Menurut dia, awalnya pihak puskesmas sudah mengajukan pasutri itu diisolasi ke rumah sakit rujukan. Namun, rumah sakit rujukan penuh.  

"Kami sudah melakukan rapid test hasilnya positif. Wewenang kami Puskesmas. Sudah kami lakukan mulai dari memfollow up pasien ODP dan PDP setiap hari. Hari ini akan diupayakan (dirujuk ke RS) kembali," katanya.  

Selama menunggu pasien tersebut dievakuasi, kata Vera, pasien dilakukan isolasi atau karantina mandiri di rumah. Upaya ini sudah dilaporkan ke kecamatan, desa hingga RT dan RW dan berkordinasi dengan Polsek dan Koramil.

Namun, yang menjadi masalah adalah pasutri itu malah mondar-mandir ke luar rumah. Mereka beraktivitas, berinteraksi dan kurang mengisolasi diri. Selain itu, anggota sanak saudara keluarganya pun yang masih mondar-mandir di rumah tersebut. (ds/sumber kumparan)