press enter to search

Rabu, 24/04/2024 18:28 WIB

Kisah Pilu 50 Anak Panti Asuhan Dikarantina Usai Pemilik Meninggal karena Covid-19

Redaksi | Senin, 18/05/2020 21:46 WIB
Kisah Pilu 50 Anak Panti Asuhan Dikarantina Usai Pemilik Meninggal karena Covid-19 Suasana panti asuhan di Padang berubah drastis usai pemilik meninggal dunia karena Covid-19. Foto: Kompas

PADANG (Aksi.id)..– EJ dan N suami istri pemilik Panti Asuhan Binda Saiyo Balai Gadang, Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat dinyatakan positif Covid-19. Sayangnya setelah mendapatkan perawatan medis, EJ meninggal dunia pada 11 Mei 2020.

Saat masih hidup, EJ sempat mengeluh sakit. Ia kemudian berobat ke Bukitinggi pada 2 Mei 2020 untuk mengobati penyakit parunya

Pada 5 Mei 2020, EJ dinyatakan positif Covid-19. Dua hari kemudian salah satu anak pasangan pemilik panti asuhan itu juga dinyatakan positif Covid-19.

“Dua hari berselang, bunda (pemilik panti asuhan) dinyatakan positif dan kemudian giliran anaknya yang positif,” kata pengasuh panti asuhan Nover Indra Yanti, Sabtu (16/5/2020).

Akibat peristiwa tersebut sebanyak 50 orang yang tinggal di panti asuhan tersebut langsung dikarantina.

Pada hari EJ dinyatakan meninggal dunia, salah seorang anak panti juga dijemput petugas kesehatan karena positif Covid-19.

“Pada hari yang sama satu anak panti juga dijemput petugas karena juga dinyatakan positif,” kata Nover.

Setelah kejadian tersebut, kondisi di panti asuhan berubah dratis. Pasalnya mereka cemas karena harus dikarantina di panti asuhan setelah pemilik meninggal karena Covid-19.

“Ini berawal dari bapak dan ibu dinyatakan positif Covid-19. Semuanya berubah akibat dilakukan karantina, kata Nover.

Saat ini ada 40 anak yang diasuh di panti asuhan tersebut. Mereka terdiri dari 25 perempuan dan 15 laki-laki. Sebanyak 25 penghuni adalah pelajar sekolah dasar, 12 penghuni adalah pelajar SMP, dan tiga orang pelajar SMA.

“Selain itu ada 3 orang mahasiswa dan tujuh pengasuh yang tinggal di panti. Total penghuni panti ini ada 50 orang,” jelas Nover.

Ia bercerita kehidupan panti asuhan yang berdiri sejak tahun 2006 tersebut tak lagi sama. Di awal karantina para pengurus sempat panik.

Para pengasuh mulai kesulitan saat kebutuhan sehari-hari mulai terbatas.

Bahkan pasokan makanan dan minuman sempat terhenti. Air minum yang biasa dipesan, gas LPG, dan bahan makanan menipis.

Namun mereka sekarang menerima banyak bantuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sejak pemilik panti asuhan dinyatakan positif Covid-19, Nover mengatakan kebutuhan panti bergantung pada donatur.

Iya, di awal-awal sempat sulit. Air minum habis, gas habis dan pasokan makanan berkurang. Maklum dalam kondisi serba panik. Namun sekarang bantuan sudah mulai mengalir. Banyak donatur yang memberi bantuan,” kata Nover.

Masalah air dan pasokan makanan telah lancar karena diantar ke depan pintu panti asuhan.

“Mereka yang membantu meletakkan bantuannya di depan pintu, kemudian kami ambil. Begitu juga dengan air dan bahan lainnya,” jelas Nover.

Menurutnya, penghuni panti asuhan membutuhkan vitamin dan makanan sehat untuk menjaga kondisi tubuh anak-anak yang menjalani karantina mandiri.

“Ya, kita butuh makanan bergizi dan suplemen vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh penghuni panti,” kata Nover. (ny/Sumber:Islampos.com)