press enter to search

Sabtu, 20/04/2024 12:20 WIB

Angkasa Pura II Layani 5.052 Pergerakan Pesawat dan 103.807 Penumpang Selama 7-31 Mei 2020

Dahlia | Senin, 01/06/2020 23:55 WIB
Angkasa Pura II Layani 5.052 Pergerakan Pesawat dan 103.807 Penumpang Selama 7-31 Mei 2020 Foto:istimewa

TANGERANG (aksi.id) – Sebanyak 5.052 pergerakan pesawat serta 103.807 penumpang datang dan pergi dilayani 19 bandara kelolaan PT Angkasa Pura II selama 7-31 Mei 2020.

Selama 25 hari itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammd Awaluddin mengungkapkan sebanyak 3.480 pergerakan  pesawat dan 76.716 pergerakan penumpang datang dan pergi dilayani Bandara Soekarno-Hatta.

Sedangkan di 18 bandara lain kelolaan PT Angkasa Pura II melayani 1.572 pergerakan pesawat serta 27.091 pergerakan penumpang datang dan pergi.

Sebelumnya Awaluddin mengemukakan manajemen PT Angkasa Pura II (Persero) merumuskan protokol guna mengantisipasi new normal di tengah pandemi global COVID-19.

Sesuai panduan dari Kementerian BUMN, Protokol tersebut diberlakukan bagi sumber daya manusia di perseroan (human capital & culture) dan mengatur cara kerja (process & technology), serta menjangkau pihak eksternal antara lain pelanggan (penumpang pesawat, maskapai, dsb), pemasok, mitra, dan stakholders lainnya.

Dia mengatakan protokol itu tentunya diberlakukan penuh dengan melihat kondisi terkini dan mengikuti keputusan pemerintah atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

“Yang jelas, dengan protokol baru ini target kami adalah mewujudkan organisasi yang siap beraktivitas secara efisien dan efektif dalam menjaga konektivitas udara nasional di tengah pandemi COVID-19. Kita mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan, dan transportasi paling efektif untuk menjangkau pulau-pulau ini adalah dengan pesawat.”

“Untuk menjadi organisasi yang siap beraktivitas di tengah pandemi, PT Angkasa Pura II harus mewujudkan operasional yang tangguh [resilient operation], cepat beradaptasi [agility operation], dan mengutamakan kerampingan [lean operation],” ungkap Muhammad Awaluddin.

Awaluddin mengatakan guna mencapai resilient operation, perseroan misalnya menetapkan prosedur baru bagi karyawan dalam pola bekerja dan norma bekerja.

“Di dalam prosedur baru terdapat dua pola kerja bagi karyawan PT Angkasa Pura II yakni bekerja dari kantor [work from office/WFO], dan bekerja di mana saja [work from anywhere/WFA] yang artinya bisa bekerja di rumah atau tempat lain yang representatif.”

Penerapan WFO atau WFA ini dibarengi dengan adanya mekanisme monitor dan evaluasi yang sudah dirumuskan.

Sementara itu, penerapan resilient operation di bandara-bandara PT Angkasa Pura II misalnya dengan ditetapkannya Pedoman Operasi dalam Implementasi Skenario The New Normal di Bandara PT Angkasa Pura II.

Pedoman tersebut mengatur lengkap mengenai aspek manusia, proses bisnis dan fasilitas di bandara terkait pencegahan dan penanganan COVID-19.

Salah satu ketentuan di dalam pedoman itu misalnya kewajiban bagi personel menggunakan alat pelindung diri (APD) meliputi masker, sarung tangan, face shield, google, dan hazmat sesuai kondisi.

Di pedoman tersebut terdapat juga ketentuan bagi penumpang pesawat atau pengunjung bandara misalnya wajib menggunakan masker dan diimbau untuk melakukan self check in ketika memproses keberangkatan.

Pedoman lain yang dirumuskan adalah Pedoman Pelayanan Pelanggan Bandara dalam Implementasi Skenario The New Normal di Bandara PT Angkasa Pura II, yang mengatur seluruh aspek pelayanan saat penumpang mau melakukan perjalanan, ketika berada di bandara, dan setelah melakukan penerbangan.

Salah satu ketentuan dalam pedoman ini antara lain tenant di bandara wajib menyediakan hand sanitizer, menjaga physical distancing dan melakukan disinfeksi terhadap seluruh area tenant.

Agility Operation

Muhammad Awaluddin menuturkan operasional yang adaptif dan tangkas (agility operation) sangat diperlukan di tengah kondisi pandemi COVID-19 guna mengantisipasi berbagai perubahan yang cepat.

“PT Angkasa Pura II selalu dinamis dalam menyusun standard operating procedure [SOP] dengan memperhatikan seluruh stakeholder. Melalui adanya SOP yang mengikuti perkembangan, maka kami dapat mewujudkan suatu agility operation,” ujar Muhammad Awaluddin.

Kuatnya agility operation membuat PT Angkasa Pura II dan seluruh bandara yang dikelola perseroan dapat tetap beraktivitas optimal di tengah pandemi.

Lean Operation

Operasional yang ramping [lean operation] sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga kondisi bandara mematuhi berbagai peraturan guna mencegah penyebaran COVID-19.

Lean operation menyangkut pengaturan yang berdampak kepada orang banyak, misalnya diimplementasikan sejumlah checkpoint bagi penumpang pesawat serta pembenahan jalur antrian sehingga mengedepankan physical distancing. (fhm/awe).