Tokopedia Laporkan Oknum yang Jual 91 Juta Data Pelanggannya ke Polisi

JAKARTA (Aksi.id) - VP of Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan saat ini pihaknya telah melaporkan para oknum yang mengakses dan mencuri 91 juta data konsumennya kepada pihak polisi.
Ia menyebut, pencurian data ini bukanlah merupakan pencurian data baru dan segala informasi password pengguna Tokopedia masih aman terlindungi.
"Kami tegaskan ini bukanlah upaya pencurian data baru dan informasi password pengguna Tokopedia masih tetap aman terlindungi di balik enkripsi. Kami juga telah melaporkan hal ini ke pihak kepolisian dan juga mengingatkan seluruh pihak untuk menghapus segala informasi yang memfasilitasi akses ke data yang diperoleh melalui cara yang melanggar hukum," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (6/7/2020).
Selain itu Nuraini juga mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan informasi terkait insiden pencurian data ini secara transparan dan berkala kepada seluruh pengguna.
Pun Tokopedia telah berkoordinasi dengan pemerintah dan berbagai pihak yang berwenang.
"Kami juga telah mengarahkan pengguna kami atas langkah-langkah lebih lanjut yang harus mereka ambil untuk memastikan perlindungan data pribadi mereka," katanya.
Sebelumnya, pencurian data ini telah dikemukakan oleh Lembaga riset siber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) pada Sabtu (4/7/2020).
Lembaga itu telah menemukan adanya link atau tautan yang berisi 91 juta data pengguna Tokopedia yang tersebar pada salah satu grup di Facebook. Baca juga: Data Konsumen Diretas, Menkominfo dan Tokopedia Segera Disidang Data yang beberapa waktu lalu diduga bocor karena peretasan itu kini bisa diunduh secara bebas.
Kepala CISSReC Pratama Persadha mengatakan tautan tersebut berasal dari salah satu akun bernama @Cellibis di forum Raidsforum. Ia menyebut Link itu sudah dibagikan sejak Jumat, 3 Juli 2020.
Akun tersebut sudah membagikan data-data pengguna Tokopedia di Raidforums yang sebelumnya dia dapatkan dari cara membeli. Akibatnya, data yang berada di darkweb telah dijual sebesar 5.000 dollar AS.
"Meski gratis, pada saat pengunduhan juga tidak mudah. Dikarenakan file ini disimpan di server amerika sehingga harus menggunakan VPN dengan IP Amerika," jelas dia.(ny/Sumber: Kompas.com)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Rayakan Masa Liburan Sekolah Bersama Kids Fun Menu Persembahan Kuliner Kereta
- Polsek Bantargebang Tunjukkan Aksi Bela Diri Terbaik Dalam kejuaraan Kapolres Metro Bekasi Kota Cup
- Robot Humanoid hingga Robot Dog, Polri Tampilkan Inovasi Teknologi Jelang Hari Bhayangkara
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- Anak Aniaya Ibu Kandung Gegara Gagal Pinjam Motor, Terancam 5 Tahun Penjara
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
