press enter to search

Sabtu, 20/04/2024 14:21 WIB

WHO Kaji Laporan Para Ilmuwan yang Mengklaim Virus Corona Menyebar Lewat Udara

Redaksi | Rabu, 08/07/2020 07:20 WIB
WHO Kaji Laporan Para Ilmuwan yang Mengklaim Virus Corona Menyebar Lewat Udara

Aksi.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka sedang mengkaji laporan yang mengeklaim bahwa WHO mengecilkan risiko penyebaran virus corona melalui udara.

WHO mengatakan penyakit Covid-19 menyebar utamanya melalui cipratan atau droplet yang keluar dari hidung dan mulut, ketika orang yang terinfeksi virus batuk, bersin, atau berbicara.

Namun, ratusan ilmuwan mengatakan ada bukti yang mengindikasikan bahwa partikel-partikel yang lebih kecil, yang bisa bergerak lebih jauh, juga dapat menginfeksi manusia.

Dalam surat terbuka kepada WHO, 239 ilmuwan di 32 negara menguraikan bukti yang menunjukkan partikel yang lebih kecil dapat menginfeksi manusia lewat udara. Mereka mendesak WHO untuk memperbarui informasi tentang virus corona.

"Kami mengetahui artikel itu dan sedang meninjau isinya dengan pakar teknis kami," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic kepada kantor berita Reuters.

Para ilmuwan mengatakan baik dipaparkan melalui droplet dari hidung dan mulut atau partikel yang lebih kecil, virus corona menular melalui udara dan dapat menginfeksi orang ketika dihirup.

Namun, WHO mengatakan bukti virus menular lewat udara tidak meyakinkan.

"Terutama dalam beberapa bulan terakhir, kami telah menyatakan beberapa kali bahwa kami menganggap penularan melalui udara sebagai hal yang mungkin tetapi tentu saja tidak didukung oleh bukti yang kuat atau bahkan jelas," ujar dr Benedetta Allegranzi, pemimpin pencegahan dan pengendalian infeksi WHO, seperti dikutip oleh New York Times.

Saran dari WHO: Pakai masker di tempat umum

Sebelumnya, WHO mengubah sarannya terkait masker, mengatakan masker harus dipakai di tempat umum untuk membantu menghentikan penyebaran virus corona.

WHO mengatakan informasi terbaru menunjukkan bahwa masker bisa menjadi "penghalang bagi droplet yang mungkin menularkan penyakit."

Beberapa negara di seluruh dunia telah merekomendasikan atau mewajibkan pemakaian penutup wajah di tempat umum.

Seorang pengunjung mengenakan masker di Borough Market, LondonHak atas fotoPA MEDIA
Image captionBeberapa negara di seluruh dunia telah merekomendasikan atau mewajibkan pemakaian penutup wajah di tempat umum.

WHO sebelumnya berpendapat tidak ada cukup bukti ilmiah untuk mengatakan bahwa orang sehat harus menggunakan masker.

Dr. Maria Van Kerkhove, pemimpin tim pakar WHO untuk Covid-19, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka merekomendasikan khalayak agar menggunakan "masker kain - yaitu, masker non-medis."

WHO selalu menyarankan agar masker medis dipakai oleh orang yang sakit dan orang yang mengurus mereka.

WHO mengatakan mengatakan pedoman baru ini didorong oleh studi selama beberapa pekan terakhir.

"Kami menyarankan pemerintah untuk mendorong agar masyarakat umum memakai masker," kata Dr. Van Kerkhove.

Tokyo metroHak atas fotoAFP
Image captionWHO sebelumnya berpendapat tidak ada cukup bukti ilmiah untuk mengatakan bahwa orang sehat harus menggunakan masker

Pada saat yang sama, WHO menekankan bahwa masker wajah hanyalah satu dari serangkaian alat yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko penularan — dan bahwa masker jangan sampai memberi khalayak perasaan aman yang palsu.

"Masker saja tidak akan melindungi Anda dari Covid-19," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.P

Perubahan besar dalam pedoman WHO

Analisis oleh David Shukman, editor sains BBC News

Ada perubahan besar dalam pedoman WHO tentang kapan orang harus menutup wajah.

Selama berbulan-bulan, para pakar di organisasi itu berkukuh bahwa masker akan memberi perasaan aman yang palsu, dan akan mengurangi salah satu alat pelindung diri yang sangat dibutuhkan oleh tenaga medis.

Argumen-argumen itu masih ada, tapi pada saat yang sama WHO mengakui bahwa telah muncul bukti terbaru tentang risiko transmisi.

Mereka mengacu pada penelitian terbaru bahwa seseorang bisa sangat infeksius beberapa hari sebelum menunjukkan gejala dan beberapa orang tertular virus tapi tidak pernah menunjukkan gejala sama sekali.

Jadi ketika menjaga jarak tidak dimungkinkan, misalnya di kendaraan umum dan di berbagai lokasi lain seperti toko dan kamp pengungsi, mereka menyarankan agar wajah ditutup dengan masker kain untuk mencegah penularan.

Masyarakat di atas usia 60 tahun dengan kondisi kesehatan bawaan harus lebih waspada, kata WHO, dan menggunakan masker medis demi perlindungan yang lebih baik. (ny/Sumber: BBCIndonesia)