press enter to search

Sabtu, 20/04/2024 01:57 WIB

Di Webinar CSAS Indonesia, TIACA: Peluang Kargo Udara Harus Dikejar Walau Tantangan dan Risikonya Besar

Dahlia | Sabtu, 25/07/2020 19:52 WIB
Di Webinar CSAS Indonesia, TIACA: Peluang Kargo Udara Harus Dikejar Walau Tantangan dan Risikonya Besar Foto:istimewa

air-cargo-3-450x300
MONTREAL (aksi.id) – Sekretaris Jenderal The International Air Cargo Association (TIACA) Vladimir Zubkov mengemukakan peluang operasi kargo udara dan logistik di tengah covid-19 dengan segala dinamikanya harus dikejar melalui kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan bersama.

Hal itu dikemukakannya dalam webinar bertajuk Seni Bisnis Kargo Udara dan Logistik di Tengah Covid-19; Tantangan dan Peluang dalam Transformasi Kebiasaan Baru pada Bisnis.

Webinar dibesut CSAS Indonesia pada Jumat (24/7/2020) malam itu dimoderatori Afen Sena, Atase Perhubungan RI di Kanada dan perwakilan RI di ICAO. Selain dari TIACA, webinar juga menampilkan pembicara dari Ditjen Perhubungan Udara, INACA, My Indo Airlines, Angkasa Pura Kargo dan PT Pos Indonesia.
Menurut Vladimir Zubkov, pandemic covid-19 menurunkan bisnis transportasi udara yang ditandai dengan berkurangnya jumlah lalu lintas udara, penumpang, dan kargo, selanjutnya berpengaruh besar terhadap ekonomi negara.

Neutral-Air-Partner-and-TIACA-form-strategic-partnership
Protokol covid-19 mendorong resistensi dalam mengangkut orang, tetapi tidak mengurangi kewajiban negara untuk untuk menjaga profil pereknonomiannya melalui ketersediaan barang dan pelayanan yang dibutuhkan secara merata di seluruh wilayahnya; Dijaminnya arus lalu lintas logistik yang “halus” adalah isu terpenting.

Transportasi udara dan distribusi merupakan salah satu solusi dalam merespon tantangan untuk keadaan yang ada saat ini sambil mempertimbangkan aspek keselamatan, keamanan dan keberlangsungan sebaik protocol covid-19.

Visi TIACA untuk kargo udara ialah industri kargo udara yang selamat, menguntungkan, bersatu yang merangkul teknolologi dan praktik modern untuk keberlangsungan dan cukup melayani perdagangan dan pengembangan sosial di seluruh dunia;

“Kargo udara yang paling diperlukan untuk saat ini ialah berkaitan dengan obat–obatan,” ungkapnya.

Kunci covid-19 berkaitan dengan isu yang dilaporkan oleh anggota TIACA ialah adanya struktur perjanjian bilateral dan multilateral dalam pemberlakuan batasan untuk pengiriman barang persediaan yang bersifatdarurat.

Maskapai perlu mengubah secara cepat geografi penerbangan, jadwal dan slot untuk keberangkatan tidak transparan, adanya bahaya bagi flight crew untuk ditempatkan di tempat karantina, serta kurangnya staf untuk ground handling, “beberapa negara tidak mengizinkan untuk transit utnuk barang tertentu melalui wilayah mereka.”

Vladimir Zubkov mengemukakan terkait dengan apa yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan aturan kargo, contoh dari salah satu negara seperti Amerika, yang memutuskan bahwa tidak ada dasar untuk membuka tujuh kebebasan untuk semua penerbangan kargo. Tujuan dari semuanya ialah untuk menambah kapasitas serta meningkatkan keselamatan operasi penerbangan.

Dalam rapat ICAO, TIACA juga membicarakan terkait persetujuan terkait penerbangan kargo akan diberikan lebih cepat dan mungkin suatu ketika ada yang tanpa persetujuan. Jadi terkait dengan aturan, tidak hanya melihat pada skala nasional tetapi dalam basis regional.
“Jadi tolong diingat contoh di negara Amerika. Untuk mampu bertahan dalam kompetisi maka kita butuh untuk menjadi lebih baik dari pesaingmu, menjadi berbeda dari yang lain, dan mencoba praktik-praktik baru,” tegasnya.

Lebih Cepat 30 Kali

Sementara itu, Putu Eka Cahyadi
dari Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengemukakan ciri kargo udara ialah pada kecepatan, mobilitas, keselamatan dan kenyamanan serta lebih kecil volume, lebih besar nilainya.

“Dari segi kecepatan, saat ini penggunaan turboprop dan pesawat jet sipil memiliki kecepatan 20 hingga 1 juta meter setiap jam dan kisaran terus menerus hingga lebih dari 10,000 kilometer, ini merupakan kendaraan tercepat di dunia, yang mampu lebih cepat 20 hingga tiga puluh kali dibandingkan yang berlayar di laut,” ujarnya.

Dilihat dari segi mobilitas, bahwa selama ada sebuah bandara dan fasilitas navigasi serta komunikasi yang diperlukan antara dua wilayah, maka rute baru dapat dibuka tanpa dihalangi oleh gunung, sungai, padang pasir dan samudra;

Sedangkan dilihat dari sisi keselamatan dan kenyamanan, bahwa dengan perkembanganteknologi penerbangan dan adanya peningkatan teknologi perawatan dan fasilitas pengendalian lalu lintas udara, maka keselamatan penerbangan dapat ditingkatkan.

Dia mengutarakan Ditjen Perhubungan Udara telah melaksanakan revisi terkait pematasan umur pesawat, yang merupakan bagian dari merelaksasi untuk semua maskapai, sehingga dapat lebih mudah mengoperasikan pesawat tanpa adanya pembatasan usia. Ditjen Perhubungan Udara telah mempublikasikan revisi terbaru dan ini juga merupakan bagian dari aturan terbaru.

CSAS: Kontributor Signifikan

Sementara itu, Wisnu Darjono dari CSAS Indonesia mengemukakan bisnis kargo dan logistik merupakan kontributor signifikan terhadap ekonomi, baik domestik maupun global, yang seharusnya cantik menawan namun sayang belum ditangani secara sistematis berkelanjutan, karena lemahnya koordinasi antara pusat dan daerah, yang membuat bisnis ini menjadi sulit berkembang.

Filsafat transportasi dan distribusi sebagai penghubung produksi dan konsumsi dalam rantai kegiatan ekonomi, menujukkan betapa seksi bisnis ini jika ditangani melalui kolaborasi, sayangnya sebagian besar masih bekerja sendiri-sendiri.

Berbicara tentang covid, tak ada bisnis yang terbebas dari gangguan virus ganas ini, tetapi bisnis kargo dan logistik mampu menunjukkan kelenturannya dalam menghadapi bencana, sehingga mampu mengubah ancaman menjadi momentum pembangkit ekonomi bangsa, terbukti bisnisnya mampu melonjak secara nyata.

Pasar raya dunia maya tempat bertemunya penjaja dan yang belanja, dia menuturkan semakin menunjukkan eksistensinya berbagi ruang leluasa bagi bisnis logistik dan kargo berikut rantai pasoknya untuk kembangkan usahanya.

Sebuah kesempatan terbuka disaat angkutan penumpang masih tertatih-tatih untuk menemukan bentuknya yang baru, ditengah banyaknya syarat protocol kesehatan yang harus dipenuhi di masa pandemik ini.

Infrastruktur telah disiapkan oleh pemerintah, dukungan cukup besar diberikan untuk mendukung tumbuhnya perekonomian bangsa, dimana bisnis kargo dan logistik berperan penting didalamnya, untuk menjamin rantai pasokan dan pemulihan ekonomi secara nyata. Insentif dan stimulus memang sangat diperlukan, tetapi, para pebisnis kargo dan logistik juga perlu lincah dan tangguh, kerja sama yang erat antar rantai pasok, agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain, yang memang tanggap dan sigap menangkap peluang yang kita abaikan.

Wisnu Darjono mengemukakan industri logistik dalam negeri harus mampu menawarkan layanan yang benar-benar dibutuhkan bangsanya, dari hulu ke hilir, yang mencakup berbagai elemen, seperti teknologi, kargo, pergudangan, hingga pengelolaan transportasi multimoda – yang berarti menggabungkan metode transportasi yang berbeda untuk bisa mencapai area-area terpencil – untuk melayani pasar yang sangat besar dan menjanjikan.

“Pada akhirnya kita semua berharap, bisnis kargo dan logistik mampu membangun likuiditas pertemuan sektor produksi dan konsumsi sebagai katalisator bangkitnya ekonomi nasional maupun global dari bencana yang ditimbulkan oleh Corona, sehingga mampu membawa Indonesia menuju 5 besar perekonomian dunia di tahun 2025,” ujar Wisnu Darjono. (awe).