press enter to search

Sabtu, 20/04/2024 21:50 WIB

Pakar Kesehatan AS: Virus Corona Tidak Akan Pernah Bisa Lenyap

Redaksi | Jum'at, 07/08/2020 09:27 WIB
Pakar Kesehatan AS: Virus Corona Tidak Akan Pernah Bisa Lenyap Dr. Anthony Fauci, Kepala Institut Nasional bagi Alergi dan Penyakit Menular (NIAI) di Gedung Capitol, Washington, D.C.

WASHINGTON (Aksi.id) - Pakar penyakit menular terkemuka di AS menyatakan dunia tidak akan pernah dapat memberantas virus corona yang telah menjangkiti 18,8 juta orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 700 ribu kematian.

Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters hari Rabu (5/8), Dr. Anthony Fauci, Kepala Institut Nasional bagi Alergi dan Penyakit Menular (NIAI), mengatakan, alasan virus itu tidak akan pernah lenyap adalah karena sifatnya yang “sangat mudah menular.”

Tetapi Dr. Fauci mengatakan, dengan “kombinasi vaksin yang baik dan perhatian terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat, saya pikir kita akan dapat mengatasi ini.”

Fauci memprediksi dunia akan dapat mengendalikan virus itu setelah tahun mendatang, dan mengatakan ia “optimistis secara berhati-hati” bahwa ketika itu akan ada vaksin efektif yang disetujui.

“Kita kemungkinan besar akan memiliki mungkin puluhan juta dosis pada awal tahun depan,” kata Fauci. “Tetapi sementara kita memasuki tahun 2021, para pembuat vaksin memberitahu bahwa mereka akan memiliki ratusan juta dan kemungkinan besar satu miliar dosis pada akhir 2021. Jadi menurut saya prosesnya bergerak dengan cukup cepat.”

Pandangan Fauci mengenai vaksin baru Covid-19 bersamaan dengan pengumuman perusahaan farmasi raksasa AS Johnson and Johnson bahwa perusahaan itu mencapai kesepakatan dengan pemerintah AS untuk menyediakan 100 juta dosis vaksin virus coronanya, dalam kesepakatan bernilai lebih dari 1 miliar dolar. Perusahaan itu diperkirakan akan memulai uji coba tahap akhir pada manusia terhadap vaksin eksperimentalnya pada bulan September.

Johnson and Johnson akan bergabung dengan tiga perusahaan bioteknologi berbasis di AS lainnya yang juga sedang dalam pengujian Tahap 3. Ketiganya adalah Novavax, prakarsa gabungan antara Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech, serta upaya gabungan antara Moderna dan NIAI. (ds/sumber VOA Indonesia)

Artikel Terkait :

-