Amuba Pemakan Otak Ditemukan di Sumber Air Texas AS

WASHINGTON (Aksi.id,)! -- Amerika Serikat (AS) tampaknya harus berjibaku menghadapi bencana tahun ini. Selain dipukul keras oleh pandemi Covid-19, ia pun harus menangani amuba pemakan otak yang baru-baru ini ditemukan di Negara Bagian Texas.
Dilaporkan laman Sputnik, pada Ahad (27/9) Gubernur Texas Greg Abbott mengeluarkan deklarasi bencana di Brazoria County. Hal itu dilakukan setelah komisi lingkungan Texas tersebut menemukan amuba pemakan otak dalam tiga dari sebelas sampel persediaan air di wilayah tersebut. Awal September lalu, seorang anak laki-laki meninggal setelah tertular mikroba pemakan otak.
Jadi, apakah amuba pemakan otak tu?
Amuba pemakan otak atau dikenal dengan istilah Naegleria Fowleri dapat muncul secara alami dan bisa ditemukan di mana saja di seluruh dunia. Ia menyukai suhu tinggi. Kendati demikian, ia pun dapat ditemukan di sungai dan danau. Mata air panas dan kolam renang yang tidak terawat dengan baik bisa pula menjadi habitatnya.
Tidak ada tes cepat untuk mendeteksi amuba. Diperlukan waktu berminggu-minggu sebelum petugas menemukannya di area yang terinfeksi.
Apa yang terjadi ketika ia masuk ke dalam tubuh?
Begitu masuk ke dalam tubuh, amuba bergerak ke otak dan menyebabkan infeksi parah. Hal itu disebut meningoencephalitis amuba primer (PAM). Penyakit tersebut menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Gejala awal seseorang menderita PAM adalah sakit kepala dan demam. Kemudian leher akan terasa kaku. Perhatian pada lingkungan dan orang-orang di sekitar menurun. Gejala lainnya adalah kehilangan keseimbangan, halusinasi, dan kejang. Pada tahap puncak, PAM menyebabkan pembengkakan otak dan kematian. Kebanyakan orang meninggal dalam waktu sepekan setelah tertular mikroba.
Semua orang berisiko terjangkit. Tapi anak-anak, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah lebih rentan terhadap PAM.
Apakah ada obatnya?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, tidak ada pengobatan yang efektif untuk menangani PAM. Tingkat kematiannya lebih dari 97 persen. Antara 1962 dan 2018, terdapat 145 orang yang terinfeksi PAM di AS. Dari jumlah tersebut, hanya empat pasien berhasil selamat.
Bagaimana cara menghindari infeksi?
Meski mematikan, risiko infeksi Naegleria fowleri sangat rendah. Dalam 10 tahun terakhir, AS hanya memiliki 34 kasus yang dilaporkan. Naegleria fowleri mematikan hanya jika masuk ke tubuh melalui hidung. Orang tidak dapat terinfeksi jika mereka minum air yang terkontaminasi Naegleria fowleri dan tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.
Musim puncak Musim puncak Naegleria fowleri adalah bulan-bulan panas. Hindari berenang di danau yang hangat. Jika tidak bisa, gunakan penjepit hidung. (ny/Sumber: Republika.co.id)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Dukung Integrasi Pembayaran, KMT Kini Dapat Digunakan untuk Angkutan Perkotaan di Depok dan Cikarang
- AirNav Indonesia dan BSSN Perkuat Keamanan Sistem Navigasi Udara Lewat Kolaborasi Strategis
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Gelar Patroli Malam Perintis Presisi, Sasar Kenakalan Remaja, Narkoba, Miras hingga Premanisme
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- KAI Services Berbagi Kebahagiaan dengan para Pekerja di HUT ke 22 Tahun
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Amankan Kunjungan Gubernur DKI Jakarta ke Pulau Kelapa, Tanam Mangrove hingga Serahkan Bibit Ikan
- Pembinaan Rohani Dan Mental, Tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
