Relawan Vaksin Corona di Brasil Meninggal Akibat Disuntik Plasebo

Jakarta (aksi.id) - Seorang sukarelawan di Brasil yang meninggal pada Rabu (21/20) lalu dinyatakan bukan disebabkan vaksin virus corona (Covid-19) melainkan akibat suntikan plasebo.
Menurut laporan media setempat yang dikutip AFP, Jumat (23/10), menyatakan sukarelawan itu adalah seorang dokter berusia 28 tahun yang menangani pasien Covid-19. Dia memang ambil bagian dalam uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford.
Mengutip sumber yang memahami proses uji coba tersebut, surat kabar Brasil, Globo, dan kantor berita Bloomberg mengatakan sang dokter berada dalam kelompok kendali dan disuntik plasebo, alih-alih menjalani uji vaksin.
"Setelah penilaian yang cermat atas kasus ini di Brasil, tidak ada kekhawatiran tentang keamanan uji klinis, dan tinjauan independen selain regulator Brasil telah merekomendasikan agar uji coba tersebut dilanjutkan," kata pihak Oxford dalam sebuah pernyataan.
Mendiang dilaporkan adalah seorang dokter muda yang merawat pasien Covid-19 sejak Maret lalu di ruang gawat darurat dan unit perawatan intensif di dua rumah sakit di Rio de Janeiro.
Pihak keluarga dan teman-temannya mengatakan sang dokter lulus dari sekolah kedokteran pada tahun lalu dan dalam kondisi sehat sebelum tertular virus corona.
Ini adalah kematian pertama yang dilaporkan dalam berbagai uji coba vaksin virus corona yang berlangsung di seluruh dunia. Namun, penyelenggaraan studi mengatakan tinjuan independen telah menyimpulkan bahwa tidak ada masalah keamanan.
Pengujian vaksin yang dikembangkan bersama perusahaan farmasi AstraZeneca itu akan terus berlanjut.
AstraZeneca mengatakan kerahasiaan medis tidak dapat memberikan rincian tentang sukarelawan individu mana pun, tapi tinjauan independen itu "tidak menimbulkan kekhawatiran tentang kelanjutan studi yang sedang berlangsung".
Regulator kesehatan nasional Brasil, Anvisa, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah diberitahu tentang kasus tersebut pada 19 Oktober.
Sementara Institut Riset dan Studi D`Or (IDOR) yang membantu mengatur tes di Brasil mengatakan tinjauan independen "tidak menimbulkan keraguan tentang keamanan studi, dan merekomendasikannya untuk dilanjutkan".
Sebelumnya, Oxford dan AstraZeneca harus menangguhkan pengujian vaksin pada September ketika seorang sukarelawan di Inggris mengalami sakit yang tidak dapat dijelaskan.
Uji coba kemudian dilanjutkan setelah regulator Inggris dan tinjauan independen menyimpulkan penyakit itu bukan efek samping dari vaksin.
IDOR mengatakan setengah dari relawan dalam uji klinis tahap akhir yang meliputi studi double-blind, acak, dan terkontrol telah menerima plasebo. Sejauh ini, sekitar 8.000 relawan di Brasil dan lebih dari 20 ribu orang di seluruh dunia telah divaksinasi.
Peserta studi haruslah dokter, perawat, atau pekerja sektor kesehatan lainnya yang rutin berhubungan dengan virus corona. (lia/sumber:cnnindonesia)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Dukung Integrasi Pembayaran, KMT Kini Dapat Digunakan untuk Angkutan Perkotaan di Depok dan Cikarang
- AirNav Indonesia dan BSSN Perkuat Keamanan Sistem Navigasi Udara Lewat Kolaborasi Strategis
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Gelar Patroli Malam Perintis Presisi, Sasar Kenakalan Remaja, Narkoba, Miras hingga Premanisme
- KAI Services Berbagi Kebahagiaan dengan para Pekerja di HUT ke 22 Tahun
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Amankan Kunjungan Gubernur DKI Jakarta ke Pulau Kelapa, Tanam Mangrove hingga Serahkan Bibit Ikan
- Pembinaan Rohani Dan Mental, Tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
