Superkomputer Fugaku Tunjukkan Cara Penularan Covid-19 di Restoran
JEPANG (Aksi.id) - Supercomputer tercepat di dunia, Fugaku saat ini dipergunakan untuk membantu para peneliti Jepang dalam menanggulangi penyebaran virus corona (Covid-19).
Baru-baru ini, para peneliti dari Universitas Kobe yang bekerja sama dengan lembaga penelitian Riken menggunakan Fugaku untuk melakukan simulasi penyebaran dalam sebuah skenario.
Skenario tersebut dibuat sebagai simulasi untuk membuktikan bagaimana posisi tempat duduk di restoran dapat memengaruhi proses penularan Covid-19.
Pada studi kali ini, para peneliti memprogram Fugaku untuk mendemonstrasikan sekelompok subyek yang seolah-olah sedang makan di suatu restoran.
Subyek terdiri dari empat orang dan diposisikan untuk duduk di suatu meja makan yang sama. Di antara keempat orang tersebut, salah satunya digambarkan telah terpapar virus corona.
Simulasi dijalankan untuk memperlihatkan penyebaran partikel aerosol dan droplet saat empat orang duduk di meja makan dan berbicara tanpa menggunakan masker.
Simulasi yang dijalankan oleh Fugaku menerapkan tiga kondisi yang berbeda, yakni ketika seseorang sedang duduk dalam posisi bersebelahan, berseberangan, dan duduk dalam posisi menyilang (diagonal).
Pada skenario pertama, subyek yang telah terpapar virus berbicara dengan seseorang yang duduk di seberangnya. Dalam kondisi tersebut, peneliti menemukan bahwa ada 5 persen dari partikel droplet yang akan menyebar dan menempel ke lawan bicara.
Skenario kedua dijalankan dengan kondisi subyek berbicara dengan orang yang duduk dalam posisi diagonal. Partikel droplet yang terkena ke lawan hanya seperempat dari droplet skenario pertama.
Sementara di skenario ketiga, subyek menoleh ke samping untuk berbicara dengan rekan di sebelahnya. Hasilnya, orang tersebut akan terpapar lima kali lebih banyak dari jumlah droplet yang dihasilkan dari skenario pertama.
Simulasi tersebut dijalankan oleh supercomputer Fugaku. Sebagai informasi, Fugaku merupakan komputer yang dibangun oleh Fujitsu Limited dan institut riset Riken Center for Computational Science.
Fugaku berada di posisi teratas dalam urutan komputer super terkencang di dunia, Top500.
Sejak pandemi Covid-19, Fugaku sering digunakan untuk menjalankan simulasi penyebaran virus corona di berbagai tempat, termasuk di kereta api, ruang kerja, dan ruang kelas.
Selain posisi duduk, faktor kelembapan udara juga diklaim dapat memengaruhi seberapa mudah droplet untuk tersebar. Para peneliti menemukan bahwa partikel droplet akan lebih sedikit tersebar pada tingkat kelembapan lebih tinggi.
Dilansir dari Forbes,Jumat (23/10/2020), studi tersebut turut membuktikan bahwa penggunaan humidifier di dalam ruangan dapat membantu membatasi penyebaran di ruangan tertutup. (Kompas)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Arus Balik Kendaraan Masih Normal, Korlantas Tunda Rekayasa One Way
- Jasa Raharja, Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Evaluasi Mudik dan Persiapan Mudik Balik 2024
- Tembus 31 Ribu Lebih Pengguna KRL Jabodetabek Turun Di Stasiun Bogor, KAI Commuter Imbau Selalu Awasi Anak dan Barang Bawaan
- Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung, Jasa Raharja Kemenko PMK, Kemenhub, dan Korlantas Polri Gelar Tinjauan ke Pelabuhan Panjang dan Bakauheni
- Jasa Raharja Serahkan Santunan Korban Kecelakaan di KM 370 A Tol Batang-Semarang
- Normalisasi Terus Dilakukan, Jalur Rel Sudah Bisa Dilalui Dua Arah
- Masih Terus Meningkat, Lebaran Hari Keempat Pengguna Commuter Line di Wilayah 6 Yogyakarta Tembus 300 Ribu Lebih
- Begini Situasi Hari Pertama Arus Balik Lebaran 2024
- Kakorlantas Polri Patroli Bersama Tim Urai Tinjau Puncak Arus Balik Lebaran
- Turut Serta Lepas Arus Balik One Way, Rivan A. Purwantono Imbau Pemudik Kooperatif Ikuti Arahan Petugas