press enter to search

Jum'at, 29/03/2024 20:24 WIB

Covid-19 Bisa Melonjak, IDI Minta Libur Panjang Akhir Tahun Ditunda

Dahlia | Rabu, 18/11/2020 19:50 WIB
Covid-19 Bisa Melonjak, IDI Minta Libur Panjang Akhir Tahun Ditunda Foto: Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih

Jakarta (aksi.id) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta kepada pemerintah untuk mengundur cuti bersama saat libur panjang Natal dan Tahun Baru pada 24 Desember-31 Desember, karena dapat memuat kasus Covid-19 di Indonesia melonjak seperti terjadi usai libur panjang akhir Oktober lalu.

Selain memicu mobilitas warga yang tinggi, liburan bisa membuat masyarakat abai pada protokol kesehatan memakai masker-menjaga jarak-mencuci tangan (3M).

"Iya sebaiknya ditunda, liburan dan cuti bersama memicu mobilitas penduduk lebih besar, padahal mobilitas tinggi dan berkerumun sangat berisiko terhadap tingginya potensi penularan Covid-19, dan berpotensi melanggar protokol kesehatan 3M," ucap Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Faqih, seperti dikutip dari CNN Indonesia Selasa (17/11).

Ia pun berkaca pada rekor baru penambahan kasus Covid-19 pada 13 November, yakni sebanyak 5.444 kasus, yang memicu peningkatan pasien di rumah sakit. Kondisi ini dapat membebani tenaga medis dan fasilitas pelayanan kesehatan.

"Ada peningkatan pasien Covid di rumah sakit setelah kasus 5 ribu kemarin, memang juga dikhawatirkan dampak ikutannya pasien di rumah sakit akan membeludak, dikhawatirkan melampaui kapasitas pelayanan yang ada atau akan menambah beban di rumah sakit," ucapnya.

Jika terjadi lonjakan pasien Covid-19 di rumah sakit, ketahanan tenaga medis juga akan terancam karena makin berisiko tertular penularan Covid-19. "Ini [lonjakan pasien Covid-19] juga berisiko menyebabkan penularan Covid-19 kepada petugas kesehatan juga semakin tinggi," tuturnya.

Ketua Satuan Tugas Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa ada syarat yang perlu dipenuhi agar libur tersebut tetap bisa diterapkan. Yakni dalam hal angka peningkatan kasus. Pemerintah akan terus memantau perkembangannya.

"Apabila sampai 1-2 minggu ke depan angka kasusnya tidak setinggi pada periode September lalu, sangat mungkin Desember mendatang kita akan memberi saran pada pimpinan tertinggi yaitu Bapak Presiden agar tetap memberi libur ke masyarakat. Dengan catatan patuh pada protokol kesehatan. Hanya itu yang bisa membuat kita dapat mengendalikan pandemi Covid-19 ini," kata Doni dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (14/11).

Syarat tersebut tidak lepas dari pemantauan pada libur panjang sebelumnya, yakni di akhir Oktober lalu. Pemerintah memberi libur selama 5 hari yang dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk liburan ke berbagai wilayah. Alhasil, penyebaran masyarakat pun tidak bisa bisa dicegah.

Doni mengungkapkan sudah ada evaluasi dengan beberapa Menteri Koordinator, yakni dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto yang juga Ketua tim penanganan COVID-19 dan PEN serta Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang juga Wakil Ketua I tim penanganan COVID-19 dan PEN.

"Kita melihat selama libur kemarin karena upaya-upaya yang sangat masif untuk menyampaikan pesan-pesan patuh kepada protokol kesehatan, termasuk liburan aman, nyaman, di rumah saja dan liburan aman tanpa kerumunan. Ini ternyata baik sekali," sebut Doni.

Doni Monardo mengingatkan bahwa #pakaimasker, #jagajarak hindari kerumunan, dan #cucitangan pakai sabun serta air mengalir merupakan cara yang paling ampuh untuk membendung penularan Covid-19. (lia/sumber:cnbcindonesia.com)