Hujan Es di Bali dan Lombok, BMKG Minta Warga Waspada

JAKARTA (Aksi.id) - Fenomena hujan es di Bali dan Lombok terjadi pada Minggu (22/11). Sementara di Lombok terjadi di Montong Gadung, Lombok Timur.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hujan es di Lombok turun sekitar pukul 15:20 Wita, akibat pembentukan awan Cumulonimbus.
"Berdasarkan laporan warga yang kami terima, benar hujan es di wilayah Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, pada siang menjelang sore," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Levi Ratnasari.
Awan Cumulonimbus atau dikenal dengan awan Cb dapat terbentuk akibat pemanasan yang kuat di permukaan serta udara yang labil di wilayah tersebut.
Levi berkata dari hasil pantauan citra radar dan satelit, terpantau bahwa liputan awan konvektif, yakni awan Cumulonimbus terpantau di sekitar wilayah terjadinya hujan es. Suhu puncak awan Cumulonimbus juga terpantau sangat dingin, yakni mencapai kurang dari 80 derajat celcius.
Menurut Levi pertumbuhan puncak awan Cb dapat lebih dari enam kilometer. Kandungan dari awan Cb dengan suhu puncak awan yang sangat dingin tersebut dapat menghasilkan butiran es.
Butiran es dapat jatuh ke permukaan juga didukung oleh kondisi dari suhu di permukaan di wilayah tersebut.
"Ketika suhu di permukaan atau daratan cukup dingin maka butiran es dari puncak awan Cb tersebut dapat jatuh masih berupa partikel es, sehingga hujan yang di hasilkan berupa butiran es," ujarnya.
Umumnya, kata dia, hujan es terjadi dalam waktu singkat, namun diikuti oleh terjadinya hujan lebat yang disertai petir bahkan angin kencang.
Untuk itu, Levi mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan mengenali cuaca di sekelilingnya jika teramati awan Cb, yakni awan berwarna hitam seperti bunga kol dan berlapis.
"Sebaiknya masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah karena potensi cuaca ekstrem dapat terjadi di mana saja dan kapan saja," katanya.
Salah seorang warga, Rio, mengaku kaget dengan kejadian hujan es secara tiba-tiba ketika sedang berkumpul dengan kelompok sadar wisata di Ulem-Ulem, Desa Tete Batu, Kabupaten Lombok Timur.
"Awalnya hujan lebat biasa. Tidak lama, tiba-tiba suara seperti benda berjatuhan di atap. Setelah kami cek, ternyata es sebesar kira-kira biji kelengkeng yang berjatuhan," tutur Rio. (ds/sumber Antaranews.com/CNNIndonesia.com)
Artikel Terkait :
-Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Jadikan Pekerja Tangguh, KAI Services Gelar Seminar Kesehatan Mental
- Visa dan MITJ Luncurkan Pembayaran Contactless di Commuter Line Basoetta
- KAI Logistik Yogyakarta : Penghubung Dinamis Antara Wisata, Pendidikan, dan Ekonomi Kreatif
- Atasi ODOL, Pemerintah Tekankan Solusi Bersama Demi Keselamatan di Jalan
- Rayakan Masa Liburan Sekolah Bersama Kids Fun Menu Persembahan Kuliner Kereta
- Polsek Bantargebang Tunjukkan Aksi Bela Diri Terbaik Dalam kejuaraan Kapolres Metro Bekasi Kota Cup
- Robot Humanoid hingga Robot Dog, Polri Tampilkan Inovasi Teknologi Jelang Hari Bhayangkara
- Anak Aniaya Ibu Kandung Gegara Gagal Pinjam Motor, Terancam 5 Tahun Penjara
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- Pendangkalan Laut di Pulau Baai Isolasi Akses ke Pulau Enggano, Polda Bengkulu Kerahkan Upaya Maksimal
