BMKG Bicara Dampak Kiamat Gletser Antartika ke Laut Indonesia

Jakarta (aksi.id) - Peneliti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Donaldi Permana merespons temuan ilmuwan terkait Gletser Doomsday atau fenomena `kiamat Gletser` di Antartika. Kondisi ini yang memungkinkan adanya kenaikan permukaan laut global.
Donaldi mengatakan ketika gletser mencair, pasti akan menaikkan tinggi permukaan air laut termasuk di Indonesia. Namun Donaldi belum bisa mengungkapkan dampak langsung angka kenaikan laut Indonesia dari kiamat Gletser Antartika itu.
"Semua gletser ketika dia mencair pasti akan meningkatkan tinggi muka laut. Pencairan ini diidentifikasi karena pemanasan global untuk bisa mencairkan es harus menaikkan suhu," kata Donaldi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (24/11).
"Itu sudah terlihat di hampir semua es di dunia ini termasuk di Indonesia," tambahnya.
Lebih lanjut kata Donaldi membeberkan faktor makin tingginya permukaan laut global sejauh ini sepertiganya berasal dari es-es yang ada di kutub selatan maupun utara. Kemudian sepertiganya lagi di dari es-es di tropis seperti di Papua, Amerika Selatan, dan Afrika.
Donaldi kemudian menambahkan pada kenyataannya ada beberapa wilayah yang naiknya lebih tinggi dibanding wilayah lain. Hal itu dipengaruhi tiga faktor yaitu suhu, angin, dan arus laut.
"Suhu, artinya yang di laut suhunya lebih hangat, maka volumenya makin mengembangkan. Itu yang terjadi di wilayah tropis maka kecenderungan laut (kenaikan air laut) kita ini lebih tinggi dibanding laut lain yang suhuhnya lebih rendah," jelas Donaldi.
Faktor kedua adalah angin. Donaldi mengandaikan angin laut berhembus dari sebelah timur, lalu membentuk gelombang dan terjadi kenaikan air laut di beberapa wilayah terdampak angin tersebut.
Ketiga adalah arus laut. Arus laut di bawah lautan menurut Donaldi tidak kelihatan. Namun fenomena itu sebetulnya bisa menyebabkan tinggi muka lautnya berbeda di setiap wilayah.
"Jadi meskipun semuanya naik tapi kenaikan di tiap-tiap laut di dunia ini enggak semuanya sama. Tergantung dari faktor-faktor suhu, angin dan arus laut itu," pungkasnya.
Sebelumnya, para ilmuwan menemukan penyebab Gletser Thwaites cepat mencair karena Gletser Doomsday di Antartika. Kondisi ini yang memungkinkan air laut menjadi hangat dan mencairkan bagian bawah es.
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal The Cryosphere menunjukkan dasar laut lebih dalam dari yang diperkirakan sebelumnya. Sejumlah ahli menyebut ini merupakan fenomena "kiamat gletser".
Yang perlu diantisipasi yaitu mencairnya es di Gletser Thwaites ke Laut Amundsen di Antartika Barat sudah menyumbang sekitar empat persen dari kenaikan permukaan laut global.
Selamat tiga dekade terakhir, laju hilangnya es dari Thwaites yang kira-kira seukuran Inggris Raya dan negara bagian Florida, AS telah meningkat lebih dari lima kali lipat.
Jika Thwaites runtuh, dapat menyebabkan peningkatan permukaan laut sekitar 64 sentimeter dan para ilmuwan mencoba mencari tahu seberapa cepat hal ini mungkin terjadi.
(lia/sumber:cnnindonesia.com)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Rayakan Masa Liburan Sekolah Bersama Kids Fun Menu Persembahan Kuliner Kereta
- Polsek Bantargebang Tunjukkan Aksi Bela Diri Terbaik Dalam kejuaraan Kapolres Metro Bekasi Kota Cup
- Robot Humanoid hingga Robot Dog, Polri Tampilkan Inovasi Teknologi Jelang Hari Bhayangkara
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- Anak Aniaya Ibu Kandung Gegara Gagal Pinjam Motor, Terancam 5 Tahun Penjara
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
