Saran SCI : UMKM Kolaborasi dalam tangani proses logistik

BANDUNG (Aksi.id)-Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) disarankan berkolaborasi dalam menangani proses logistiknya agar mencapai ekonomi skala.
"Kebutuhan konsolidasi ini menjadi peluang dan tantangan bagi perusahaan penyedia jasa logistik," kata CEO Ruang Logistik Setijadi pada acara “Kamis Manis Ngobrol Bisnis” yang digelar Kadin Kota Bandung, Kamis (26/11/2020).
Setijadi yang juga Chairman Supply Chain Indonesia (SCI)
pada acara bertajuk “Strategi Ekspor Bagi UMKM di Era Digitalisasi” menyatakan pelaku UMKM perlu memahami pengelolaan logistik untuk peningkatan daya saing.
Ketua Kadin Kota Bandung Iwa Gartiwa mengatakan pandemi Covid-19 berdampak terhadap masyarakat dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang merupakan lapangan kerja bagi lebih dari 90 juta orang atau sekitar 97% tenaga kerja di Indonesia.
Saat ini entrepreneur menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Suatu penelitian menyebutkan sebuah negara dinilai maju apabila 15% dari jumlah penduduknya adalah entrepreneur atau wirausaha.
Iwa menjelaskan Kadin Kota Bandung membentuk Kadinpreneur, Studentpreneur, dan Pensiunprenuer untuk memfasilitasi para pelaku UMKM dalam bentuk konsultasi dan sharing mengenai usaha baik antara pelaku UMKM dan Kadin maupun antar UMKM sendiri.
Kadin Kota Bandung menyelenggarakan acara “Kamis Manis Ngobrol Bisnis” secara rutin agar UMKM mempunyai komunitas dan jejaring serta berdiskusi dan sharing untuk mendapatkan solusi serta saling mendorong dan memasarkan produk UMKM.
Salah satu masalah dalam inbound logistics adalah ketergantungan terhadap bahan baku yang sebagian besar adalah impor dan volumenya yang kecil. Sementara, masalah outbound logistics terutama proses pengiriman produk terutama tujuan ekspor.
Pelaku UMKM juga menghadapi masalah pengemasan agar produk dapat sampai dalam kondisi yang baik hingga ke konsumen domestik maupun luar negeri.
Pada kesempatan yang sama, Senior Consultant SCI Widia Erlangga menyebutkan kontribusi Industri Kecil Menengah (IKM) mendominasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 57% PDB dan berkontribusi dalam ekspor nasional sebanyak 16%.
Kebutuhan utama IKM adalah permodalan, bahan baku, alat produksi, dan pasar hasil produksi. Sebagian besar bahan baku yang dibutuhkan oleh IKM/UMKM menggunakan bahan baku impor maupun lokal.
Senada dengan Setijadi, Widia yang juga menjabat Sekjen Asosiasi Pengusaha Industri Kecil Menengah Indonesia (APIKMI) menyatakan IKM/UMKM memerlukan konsolidator untuk kebutuhan bahan baku.
Para pelaku IKM/UMKM juga memerlukan operator yang kompetitif untuk logistik pengiriman hasil produksinya. Para pelaku dapat bekerja sama dengan perusahaan kurir, perusahaan freight forwarding, dan perusahaan konsolidator laut maupun udara (wilam)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Dukung Integrasi Pembayaran, KMT Kini Dapat Digunakan untuk Angkutan Perkotaan di Depok dan Cikarang
- AirNav Indonesia dan BSSN Perkuat Keamanan Sistem Navigasi Udara Lewat Kolaborasi Strategis
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Gelar Patroli Malam Perintis Presisi, Sasar Kenakalan Remaja, Narkoba, Miras hingga Premanisme
- KAI Services Berbagi Kebahagiaan dengan para Pekerja di HUT ke 22 Tahun
- Hijaukan Pesisir Timur Jawa, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove
- Wujudkan Pertumbuhan Inklusif, KAI Logistik Dorong Ekonomi Kerakyatan dalam Ekosistem Logistik
- Polsek Kepulauan Seribu Utara Amankan Kunjungan Gubernur DKI Jakarta ke Pulau Kelapa, Tanam Mangrove hingga Serahkan Bibit Ikan
- Pembinaan Rohani Dan Mental, Tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- KAI Services Bahas Kolaborasi Strategis Penguatan Layanan dengan Dinas Kebudayaan Yogyakarta
- Polda Metro Jaya evakuasi 254 Warga Kebon Pala yang mengalami musibah Banjir
