press enter to search

Minggu, 06/07/2025 09:39 WIB

Jateng Pimpin Pertambahan Kasus Covid-19 & Kematian, Ini Penyebabnya

Redaksi | Selasa, 01/12/2020 23:29 WIB
 Jateng Pimpin Pertambahan Kasus Covid-19 & Kematian, Ini Penyebabnya

SEMARANG (BeritaTrans.com) - Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan Provinsi Jawa Tengah memimpin pertambahan kasus positif baru serta kasus kematian akibat virus corona (Covid-19) pada pekan terakhir.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan dalam sepekan Jateng mencatat kenaikan kasus sebanyak 3.680 kasus Covid-19, dari awalnya 3.937 kasus menjadi 7.617 kasus.

Sementara di tempat kedua yang bertambah 519 kasus menjadi 1.164 kasus. Berikutnya Jawa Timur naik 412 kasus menjadi 2.804 kasus, Lampung naik 307 kasus menjadi 651 kasus dan Kepulauan Riau Naik 298 kasus.

"Minggu ini Provinsi Jateng masuk ke provinsi ke jajaran kasus tertinggi setelah sempat keluar dari ranking 5 tertinggi," ujar Wiku dalam konferensi pers, Selasa (1/12/2020).

Selain itu, Jateng juga tercatat dengan provinsi dengan kenaikan kasus kematian tertinggi. Provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Ganjar Pranowo ini tercatat mengalami 196 kasus kematian, meningkat 114 kasus kematian dari pekan sebelumnya. Hal ini sekaligus membuat Jateng dua kali berturut-turut memimpin pertambahan kasus kematian di Indonesia.

Provinsi berikutnya, yang mencatat kasus kematian tertinggi adalah Jawa Timur naik 94 kasus menjadi 227 kasus, Kalimantan Timur naik 17 menjadi 19 kasus, Banten naik 17 kasus menjadi 24 kasus dan Kepulauan Riau naik 12 kasus menjadi 15 kasus.

"Hal ini bukan prestasi yang baik kenaikan angka kematian menunjukan treatment pada mereka yang positif masih belum memadai dan harus menjadi perhatian bagi kita semua," ujarnya.

Wiku menambahkan Satgas Covid-19 Pusat akan berkoordinasi dengan Satgas daerah untuk lebih gencar melakukan 3T, yakni testing, tracing dan treatment. Hal ini akan dilakukan agar jangan sampai terjadi penularan di tingkat keluarga," ujarnya.

"Provinsi yang masih bertahan di posisi tertinggi untuk menekan laju penularan dengan evaluasi menyeluruh, dan harus dilakukan terkait kepatuhan masyarakat dan peran satgas daerah," ujar Wiku.

Wiku meminta semua masyarakat tanpa terkecuali untuk konsisten menerapkan protokol kesehatan #pakaimasker, #jagajarak, dan rajin #cucitangan. Cara ini yang paling efektif mencegah penularan Covid-19.

Penyebab

Sejumlah Direktur Rumah Sakit di Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan alasan di balik tingginya angka kematian akibat Covid-19 di wilayah ini.

Hal tersebut terungkap Rapat Koordinasi Kenaikan Kasus Covid-19 Jawa Tengah (Jateng) yang dilaksanakan secara virtual oleh Kemenko Marves pada Hari Selasa (1/12/2020).

Para direktur tersebut membeberkan bahwa salah satu penyebabnya tingginya angka kematian adalah keterlambatan penanganan pasien. "Pasien masuk ke kami kasusnya sudah sangat berat dan terlambat masuk ICU," ujar Direktur RS Kariadi Semarang Agoes OP dalam pernyataan tertulis dari Kemenko Marves.

Parahnya kondisi pasien saat masuk RS dan keterbatasan ruang ICU untuk isolasi pasien Covid-19 juga dituturkan oleh perwakilan dari RSUD Temanggung.

Menanggapi hal ini Menko Marves Luhut B. Pandjaitan meminta agar Pangdam, Kapolda, dan Gubernur perhatikan hal yang dibeberkan oleh pihak rumah sakit tersebut.

"Untuk Dinkes Jateng, tolong cek baik obat atau penanganan di RSnya. Angka kematian harus kita tekan serendah mungkin, dengan obat dan pengalaman kita mestinya bisa kita cegah," pungkasnya. Yang terpenting, Menko Luhut minta agar penanganan bagi pasien Covid-19 tidak terlambat.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus kematian akibat Covid-19 di Jateng mencapai 2.370 orang per hari ini. Dengan jumlah ini, Jateng tertinggi ketiga dalam jumlah kasus kematian.

Namun, berdasarkan data Pemprov Jateng kasus kematian mencapai 3.755 orang. Jumlah ini terbesar kedua di Indonesia, di bawah Jawa Timur.

Dalam Rapat tersebut terungkap kasus positif di Semarang, Kudus, Surakarta, Pati, dan Kudus naik dalam tujuh hari terakhir. Luhut pun menyebutkan bahwa, kini Kota Semarang memiliki kasus tertinggi di Jawa Tengah sebanyak 12.019 kasus dengan tingkat kematian tertinggi hingga 751 orang.

Melihat kecenderungan tersebut, Menko Luhut minta agar Pemprov Jateng meningkatkan pemanfaatan fasilitas isolasi terpusat untuk pasien tanpa gejala dan bergejala ringan sehingga pasien dapat dipantau secara optimal.

"Seperti di wisma atlet, pasien bergejala awal dan ringan cepat ditangani dan diisolasi sehingga mencegah kondisi gawat yang menyebabkan kematian," ujarnya mencontohkan.

Dia khawatir, bila pasien yang sudah terkonfimasi positif tidak segera diisolasi justru akan menularkan kepada keluarga terdekat sehingga menjadi klaster keluarga.

"Tolong Pak Ganjar (Gubernur Jateng) dan walikota yang kasusnya tinggi segera perbanyak fasilitas isolasi mandiri terpusat berkoordinasi dengan BNPB, nanti dananya dibantu mereka," pinta Menko Luhut.

Selain itu, dia juga meminta agar Pangdam Diponegoro dan Kapolda Jawa Tengah membantu Gubernur Jawa Tengah untuk melakukan sosialisasi terus-menerus kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan.

"Tolong bantu juga untuk mendorong supaya mereka yang kena atau positif segera ke tempat isolasi. Tidak usah malu," tambah Menko Luhut. Kampanye ini menurutnya penting agar masyarakat tidak menunda mencari pengobatan sekalipun masih bergejala ringan.

Menanggapi hal ini Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan dalam tiga hari ini pihaknya akan menggenjot upaya-upaya menekan penyebaran Virus Corona termasuk menambah fasilitas isolasi terpusat.

"Dalam tiga hari ini kami minta untuk gas pol termasuk isolasi mandiri karena kalau di rumah tidak merasa diisolasi. Saya minta kepada para bupati kita cari hotel untuk isolasi mandiri, kita bayar," tuturnya.

Untuk mencegah makin menyebarnya Virus Corona tersebut, Gubernur Ganjar mengaku telah meminta kepada Dinkes Jateng untuk terus melakukan tes, pelacakan, dan penelusuran terus menerus. "Bersama dengan berbagai asosiasi, kami buat gerakan masuk ke rumah karena untuk menyosialisasikan mengenai protokol kesehatan dan pentingnya isolasi terpisah karena tingginya klaster rumah tangga," jelasnya.

Sumber: cnbcindonesia.com.

Keyword Covid-19