press enter to search

Kamis, 28/03/2024 23:03 WIB

Sepi Penumpang, Bus Madu Kismo Baru Keluar Kasoseri Harus Nginap Sehari di Terminal Keberangkatan dan Kedatangan

Dahlia | Minggu, 13/12/2020 21:03 WIB
Sepi Penumpang, Bus Madu Kismo Baru Keluar Kasoseri Harus Nginap Sehari di Terminal Keberangkatan dan Kedatangan Wardani, Sopir bus PO Madu Krisno (Foto:aksi.id/BeritaTrans.com)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Adalah Wardani 33 tahun yang merupakan pengemudi bus PO Madu Kismo rute Semarang-Jakarta. Dia merasakan dampak sepinya jumlah penumpang selama pandemi Covid-19.

Selama pandemi, warga Desa Trengulonan, Rembang, Jawa Tengah itu mengungkapkan, bus berwarna kuning  hitam yang dia kendarai masih baru keluar karoseri. Terlihat bagian kursi sandaran masih terbungkus plastik.

 

 

Tapi dia harus ngetem, menginap atau perpal selama antara satu sampai dua hari di terminal keberangkatan maupun tujuan. Padahal sebelumnya bus akan selalu jalan, malah armada bisa saja dirasa kurang untuk membawa penumpang.

"Corona ini penumpang jadi sepi, ya bisanya mobil ada dua yang berangkat tapi keadaan kayak gini satu hari satu," ungkapnya kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Ahad (13/12/2020).

Dikatanyanya juga, bila armada harus diservis dan akan banyak yang diperbaiki maka bus akan lebih lama lagi untuk perpal. "Ya kalau servis kayak kemarin harus belanja suku cadang lagi bisa nunggu lagi... Sudah risiko kerja si dini," ungkanya.

Dia pernah mengalami perpal lebih dari dua hari karena harus memperbaiki bus di terminal Pulo Gebang dan menunggu suku cadang dari gudang PO tersebut.

Lama perjalanan bus Madu Kismo yang di awaki tiga orang kru itu untuk menempuh Jakarta-Semarang adalah kurang lebih sembilan jam. Wardani juga harus bergantian dengan sopir lain dan juga ditemani seorang kenek yang siap membantu perjalanan itu. Wardani mengungkapkan sudah empat setengah tahun bergabung dengan PO Madu Kismo ini.

"Sebelumnya bawa bumel (Mlebu Kumel) Namanya bis Indonesia tujuan Surabaya-Semarang, bis kayak Mayasari gitu loh," jelasnya.

Untuk membawa bus Bumel dan bus malam yang saat ini di kendarinya tentu saja berbeda. Baik dari pembayaran, rute sistem kerja hingga cepeknya diperjalanan.

Awal pengalamannya belajar membawa alat transportasi adalah ketika lulus SMP dan belajar perlahan-lahan dalulu sebelum akhirnya membawa bus.

"Lulus SMP sudah kerja nyopir bawa truk. Kalau bis kan harus punya pengalaman dulu," ceritanya. Dia juga menceritakan sempat bekerja sebagai sopir truk milik saudaranya, terus berlanjut berbagai ke perusahaan-perusahaan untuk membawa barang atau sekedar ekpedisi sampai ke Jakarta.

Kini Wardani dipercayai oleh pihak PO Madu Kismo untuk membawa bus baru keluaran 2020 dan baru selesai dan keluar dari karoseri. Dia berharap bus tersebut akan membawa banyak rezeki baginya.