Eijkman Klaim Belum Temukan Mutasi Covid-19 Inggris di Indonesia

Jakarta (aksi.id) - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menyatakan varian baru virus corona SARS-CoV-2 dari Inggris belum ditemukan di Indonesia.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio mengatakan Eijkman masih terus melakukan whole genome sequence dari sampel virus yang ada di Indonesia untuk mendeteksi varian baru itu.
"Sejauh ini varian baru yang di Inggris itu belum ditemukan di Indonesia," ujar Amin kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/1).
Amin menuturkan 140 lebih data WGS dari berbagai instansi, termasuk Eijkman telah dipublikasikan ke GISAID sejak Maret 2020. Sejauh ini, dia mengaku baru ada temuan mutasi D614G. Sedangkan varian dari Inggris belum ditemukan.
Lebih lanjut, Amin mengaku Eijkman berencana melakukan WGS berdasarkan isolat dari November dan Desember untuk mengidentifikasi varian baru virus corona dari Inggris. Dia memprediksi penelitian akan dilakukan sekitar dua minggu.
Lama waktu WGS, kata dia dipengaruhi oleh berbagai tahapan. Dia menyebut WGS tidak hanya sekadar memeriksa sebuah sampel, tapi juga menganalisanya hingga dinyatakan lengkap dan bisa diunggah ke GISAID.
"Sekitar dua mingguan untuk menghasilkan sequence yang lengkap," ujarnya.
Proyek khusus
Amin mengklaim Eijkman dan sejumlah institusi akan membuat mensekuens 1.000 virus yang diisolasi di Indonesia. Dia berharap hasil WGS itu akan segera diumumkan kepada publik dalam waktu dekat.
"Kami sedang mulai satu, semacam proyek untuk mensekuens 1.000 virus yang diisolasi di Indonesia," ujar Amin.
Amin menuturkan sampel virus diperoleh dari wilayah barat hingga timur. Adapun alat yang digunakan adalah NovaSeq. Dia mengklaim alat itu merupakan paling baru untuk WGS dan hanya ada di Eijkman.
NovaSeq, kata dia diharapkan bisa menghasilkan WGS dalam waktu yang lebih singkat dan memiliki kapasitas yang lebih besar.
Lebih dari itu, Amin berpesan kepada semua pihak tidak boleh hanya takut pada varian baru dari Inggris. Dia menilai varian baru yang telah ditemukan di Indonesia sejak beberapa waktu lalu juga perlu mendapat perhatian.
"Artinya varian manapun haru mendapat perhatian yang sama dan diwaspadai karena bisa menular dari satu manusia ke manusia lain. Bagi kami selama bisa menular ke orang lain harus mendapat perhatian," ujarnya.
Sebelum dikabarkan mutasi virus Corona terjadi di Inggris, dan menyebabkan sejumlah wilayah lockdown untuk menghindari penularan. Virus corona varian baru itu bahkan sudah menyebar ke sejumlah negara di Asia Tenggara.
(lia/sumber:cnnindonesia.com)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Rayakan Masa Liburan Sekolah Bersama Kids Fun Menu Persembahan Kuliner Kereta
- Polsek Bantargebang Tunjukkan Aksi Bela Diri Terbaik Dalam kejuaraan Kapolres Metro Bekasi Kota Cup
- Robot Humanoid hingga Robot Dog, Polri Tampilkan Inovasi Teknologi Jelang Hari Bhayangkara
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- Anak Aniaya Ibu Kandung Gegara Gagal Pinjam Motor, Terancam 5 Tahun Penjara
- Insiden KRL dan Truk di Tangerang: KAI Imbau Masyarakat Lebih Tertib di Perlintasan Sebidang
- KAI Commuter dan DJKA Operasikan Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
