Buat Pengobatan Pasien Covid-19, Terapi Plasma Konvalesen Kini Dapat Diakses Melalui PMI

JAKARTA (Aksi.id) - Terapi plasma konvalesen menjadi salah satu alternatif pengobatan pasien Covid-19. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, saat ini terapi tersebut sudah bisa diakses masyarakat melalui Palang Merah Indonesia (PMI).
"Saat ini terapi plasma konvalesen sudah dapat diakses masyarakat yang membutuhkan melalui Palang Merah Indonesia di pusat," jelasnya Wiku dalam keterangan tulis, Jumat (8/1/2021).
PMI pun membuka bagi masyarakat yang ingin menjadi donor. PMI menentukan syarat pendonor adalah diutamakan laki-laki, dan bagi wanita belum pernah hamil dan juga belum memiliki anak. Untuk penyintas Covid-19 yang akan mendonorkan plasmanya, perlu menunjukkan test swab PCR negatif, bebas gejala Covid-19 selama 14 hari setelah dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Di samping itu, terkait rincian terapi plasma konvalesen ini, Wiku merujuk pada hasil penelitian terkini bahwa terapi ini dapat mencegah perkembangan gejala yang lebih parah.
"Terapi plasma konvalesen adalah penggunaan plasma darah yang mengandung antibodi dari orang-orang yang telah sembuh dari Covid-19, sebagai pengobatan pasien Covid-19," jelasnya.
Berdasarkan penelitian di Argentina terhadap sejumlah pasien Covid-19 berusia di atas 65 tahun, menurut Wiku menunjukkan hasil yang baik. Penelitian ini menyatakan pasien yang diberikan plasma konvalesen dengan titer antibodi Sars Cov-2 yang tinggi dalam kurun waktu 72 jam setelah munculnya gejala ringan, menunjukkan adanya penurunan risiko untuk mengalami gangguan pernapasan berat atau severe respiratory disease yang merupakan salah satu penyebab kematian tersering Covid-19.
Pada April 2020, Lembaga Biomolekuler Eijkman menjalin kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk memproduksi plasma konvalesen yang diduga bisa mengobati Covid-19.
"Ia penggunaan plasma konvalesen namanya itu untuk mengobati pasien yang terinfeksi Corona virus," kata Ketua Lembaga Biomolekuler Eijkman, Amin Soebandrio, Selasa (14/4/2020).
Baru Uji Coba
Amin menerangkan, plasma tersebut didapat dari darah orang yang sembuh dari Covid-19 untuk kemudian disuntikkan ke aliran darah pasien Covid-19.
"Setelah orang yang sembuh selama beberapa minggu kemudian plasmanya diambil dan diberikan kepada orang yang sedang sakit," kata dia.
Amin mengatakan metode itu belum diuji coba oleh pihaknya, namun belajar dari negara lain cara seperti ini sudah banyak dipraktikkan. Menurut dia, pihaknya baru akan mulai menguji coba hal itu.
"Ada di beberapa negara sudah dilakukan walaupun itu belum sebagai pengobat standar. Tapi sebagai salah satu alternatif yang cukup menjanjikan," terangnya. (ds/sumber Liputan6.com)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Ribuan Orang Ikuti Terapi Genjot Imunitas Khas Raja-Raja Papua di Ponpes AFKN/Nuu Waar Bekasi
- KPK Geledah Rumah Dinas Wali Kota Batu Terkait Gratifikasi
- Kota Bekasi Vaksinasi Sinovac Hari Ini, Orang Pertama Wali Kota Bekasi
- Sudin SDA Jakpus Kuras Saluran di Jalan Cempaka Putih Tengah 15
- Selebriti Raffi Ahmad Terkait Reaksi 30 Menit Usai Disuntik Vaksin: Alhamdulillah Tidak Apa-Apa
- Bus Gandeng Jatuh dari Jembatan Layang, Menggelantung dengan Penumpang di Dalamnya
- ALFI: Distribusi Vaksin Covid 19 penting dilakukan bersama Pemerintah Pusat, Pemda & Swasta
- Kabupaten Pidie Jaya Aceh Terendam Banjir, 1.080 Jiwa Mengungsi
- Penumpang Sepi, Pengemudi Bus Madu Kismo ini Sering Nginap di Terminal Pulo Gebang: Uang Habis buat Makan dan Ngopi
- Istana Serahkan Nama Calon Kapolri Pilihan Jokowi ke DPR