IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 4,8% pada 2021

Jakarta (aksi.id) - International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 4,8 persen. Angka ini dipangkas dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 6,1 persen.
Mission Chief IMF untuk Indonesia Thomas Helbling mengatakan perekonomian Indonesia sebenarnya mulai pulih pada kuartal III 2020. Nantinya, ekonomi diramalkan semakin positif pada tahun ini.
"Indonesia merespons dengan paket kebijakan yang berani, komprehensif, dan terkoordinasi untuk mengatasi kesulitan sosial ekonomi akibat pandemi covid-19. Intervensi kebijakan yang tepat waktu juga membantu stabilitas keuangan makro," ungkap Helbling dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (8/1).
Maka itu, Helbling optimistis ekonomi Indonesia semakin baik pada tahun ini hingga 2022 mendatang. Jika tahun ini diproyeksi tumbuh 4,8 persen, IMF meramalkan ekonomi tahun depan tembus 6 persen.
"Dipimpin oleh langkah-langkah dukungan kebijakan yang kuat, termasuk rencana distribusi vaksin covid-19, peningkatan ekonomi global, dan kondisi keuangan," terang Helbling.
Meski begitu, IMF memandang ketidakpastian ekonomi masih tinggi di global. Sebab, perbaikan ekonomi akan sangat bergantung dengan proses vaksinasi.
"Penundaan dapat menyebabkan pandemi yang lebih berlarut-larut dan risiko penularan. Dampak keuangan makro dari pandemi dan pelemahan ekonomi bisa lebih besar dari yang diperkirakan," jelas Helbling.
Untuk itu, lanjut Helbling, perlu ada bauran kebijakan ekonomi makro yang akomodatif pada tahun ini. Aturan terkait kebijakan fiskal tahun ini akan membantu mendorong pemulihan ekonomi.
Selain itu, pemulihan ekonomi juga membutuhkan kebijakan moneter dari bank sentral. Salah satu kebijakan yang dimaksud, yakni kombinasi suku bunga yang lebih rendah dan pembelian obligasi yang diterbitkan pemerintah.
Selain itu, Helbling menyatakan omnibus law tentang penciptaan lapangan kerja juga akan membantu memperbaiki ekonomi dalam negeri. Pasalnya, beleid itu akan mengurangi hambatan investasi, sehingga jumlah lapangan kerja berpotensi meningkat.
(lia/sumber:cnnindonesia.com)
Artikel Terkait :
Artikel Terbaru :
TERPOPULER
- Mulai 1 Juli 2025, CommuterLine Basoetta hanya 39 Menit ke Bandara Soekarno-Hatta, Tambah 70 Perjalanan Per Hari
- KAI Services Akan Tata Perparkiran di Stasiun Cikampek
- AstraPay Dorong Inklusi Keuangan dan Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Ekonomi Digital
- Surabaya Unggul, KAI Logistik Perkuat Kinerja di Jawa Timur lewat Kemitraan dan Layanan Inovatif
- KAI Logistik Siapkan Strategi Hadapi Lonjakan Pengiriman Motor Selama Libur Panjang dan Tahun Ajaran Baru
- Catat Pertumbuhan 41% hingga Mei 2025, KAI Logistik Perluas Jangkauan Logistik Lintas Pulau Hingga ke Jayapura
- Skandal Upah dan PHK di Perum Percetakan Negara RI: Direksi PNRI Terancam Dilaporkan ke Polisi
- Aksi Bela Diri IPDA Hari Saktiawan Polsek Bantargebang Bikin Penonton Tegang
- Perluas Layanan, Transjakarta Resmikan Rute Terminal Bekasi-Dukuh Atas
- Rayakan HUT ke-22 KAI Services, Kuliner Kereta Hadirkan Promo Happy Culinary
