press enter to search

Kamis, 28/03/2024 21:55 WIB

Varian Baru Covid-19 Inggris Sudah Menyebar ke 50 Negara

Dahlia | Rabu, 13/01/2021 20:52 WIB
Varian Baru Covid-19 Inggris Sudah Menyebar ke 50 Negara Foto: ilustrasi

Jakarta (aksi.id) - Virus Covid-19 strain baru yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan yang baru ini di Jepang telah menimbulkan kekhawatiran baru. Pasalnya virus-virus ini diketahui memiliki kemampuan penyebaran yang lebih cepat dan luas.

Mengutip AFP, mutasi corona strain Inggris yang dinamai varian VOC202012/01 kini telah menyebar ke 50 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara jenis serupa yang dinamai 501Y.V2 di Afrika Selatan kini telah ditemukan di 20 negara.

"Semakin banyak virus SARS-CoV-2 menyebar, semakin banyak peluang untuk berubah. Tingkat penularan yang tinggi berarti kita harus mengharapkan lebih banyak varian yang muncul," kata WHO.

Badan PBB juga mencatat kekhawatiran atas varian baru Covid yang ditemukan di Jepang. Varian ini ditemukan dari empat pelancong asal Brasil yang tiba di negara itu.

Sejauh ini WHO mengatakan para peneliti di Brasil juga telah melaporkan kemunculan varian serupa, yang kemungkinan berevolusi secara independen dari varian yang terdeteksi di Jepang.

"Tingkat dan signifikansi kesehatan masyarakat dari varian baru ini membutuhkan penyelidikan lebih lanjut," kata laporan itu.

Selain itu organisasi pimpinan Tedros Adhanom Ghebreyesus ini mengadakan pertemuan dengan 1.750 ilmuwan internasional untuk membahas hal seputar virus varian baru ini dan prioritas penelitian ke depan.

"Tujuan kolektif kami adalah untuk menjadi yang terdepan dan memiliki mekanisme global untuk dengan cepat mengidentifikasi dan mempelajari varian yang menjadi perhatian dan memahami implikasinya terhadap upaya pengendalian penyakit," kata Ana Maria Henao Restrepo, kepala penelitian dan pengembangan WHO.

WHO mengatakan varian baru menunjukkan pentingnya peningkatan kapasitas diagnostik dan urutan sistematis virus.

"Penelitian sedang berlangsung untuk menentukan dampak varian baru pada penularan, tingkat keparahan penyakit serta potensi dampak pada vaksin, terapeutik dan diagnostik," kata organisasi itu. (lia/sumber:cnbcindonesia.com)